chapter 5

4.5K 300 73
                                    

Emang sekarang lo nggak mau deket-deket gue. Tapi lo liat aja, suatu hari kalo lo udah jatuh cinta sama gue, lo nggak akan bisa apa-apa tanpa gue. Lo nggak akan kuat hidup tanpa gue. Buktiin aja kalo lo nggak percaya.

°~Dito Ashraf Rahata~°

----------------------

"Raa gue seriusss..!!" Teriak Dito membuat Aura Seketika menghentikan tawanya. Lalu mengarahkan pandangannya kearah Dito. Menatapnya dengan serius.

"Ra gue nggak becanda. Gue beneran suka sama lo" Aura terdiam mendengarnya.

"Ra gue suka sama lo dan gue mau lo jadi--" Belum sempat Dito menyelesaikan kata-katanya, Aura sudah lebih dulu memotongnya.

"Dit,maaf. Tapi gue nggak bisa." Jawaban yang baru saja dilontarkan Aura Seketika membuat Dito terdiam. Membeku. Tak bisa berkata-kata.

"Dit aku akuin kamu itu baik, kamu itu ganteng, kamu juga bisa menghargai perasaan cewek. Tapi maaf Dit, aku nggak bisa buat jadi pacar kamu. Dan aku yakin masih banyak cewek diluar sana yang lebih baik dari aku. Dan masih banyak juga cewek yang mau sama kamu. Dan aku yakin kamu pasti bakal dapetin-nya. Sekali maaf Dit." Aura berusaha meyakinkan Dito.

"Iya emang banyak cewek diluar sana yang naksir gue mati-matian. Dan tanpa usaha apapun mereka juga dengan senang hati mau jadi pacar gue. Nggak kayak gue Sekarang mati-matian buat dapetin lo."

Aura masih setia mendengarkan.

"Tapi itu mereka. Gue nggak. Nggak ada cewek yang gue suka selain lo. Dua tahun lebih gue sendiri. Dan dua tahun itu pula hati gue kosong. Berkali-kali gue berusaha untuk suka sama cewek. Tapi Nggak ada cewek yang berhasil ngegantiin posisi Hani di hati gue. Setelah dua tahun gue sendiri akhirnya gue ketemu lo. Perasaan yang udah lama nggak gue rasain tiba-tiba muncul waktu gue pertama kali ketemu lo diacara party Duta. Gue ngeliat lo sebagai cewek yang sederhana,cewek yang cuek,dan cewek yang berhasil ngebuat gue penasaran sama diri lo. Awalnya gue nggak ngangep perasaan gue ini serius. Gue kira itu cuma perasaan yang hanya sebatas kekaguman dan bukan jatuh cinta. Tapi setiap kali gue ketemu lo, perasaan gue itu beda waktu gue ketemu cewek lain. Gue ngerasa gugup waktu ketemu lo. Gue deg-degan kalo deket sama lo. Dan gue ngerasa bahagia kalo ketemu lo. Itu yang buat gue kalo gue tu suka sama lo. Gue cinta sama lo." Dito mempertegas kata-katanya.

Aura masih setia mendengarkan. Matanya menatap Dito dengan serius. Walaupun pikirannya entah kemana.

"Ra jangan cuma diem aja! Jawab pertanyaan gue.!" Pinta Dito sambil menatap Aura menunggu kepastian.

"Aku harus jawab apa Dit? Kan aku udah bilang aku nggak bisa." Jelas Aura perlahan namun menyakitkan.

"Oke kalo lo nggak bisa. Tapi gue harus tau apa alasannya." Dito semakin mengintrogasi Aura.

"Karna aku nggak suka sama kamu. Aku nggak punya perasaan apa-apa sama kamu. Aku cuma anggep kamu itu temen. Nggak lebih!. Dan nggak akan pernah lebih." Kata Aura sejelas-jelasnya. Dito terdiam. Tubuhnya seolah membeku mendengar kata-kata yang baru saja meluncur tajam dari bibir Aura.

"Kenapa diem? Nggak bisa jawab apa-apa lagi? Sakit hati dengan jawaban aku?" Kata Aura berturut-turut dengan nada mengejek.

Dito memajukan wajahnya menatap kedua mata Aura tajam. Dagu Aura diangkat tinggi-tinggi sampai sepasang matanya sejajar dengan mata Aura. Yang otomatis membuat keduanya saling bertatapan.

Aura menahan nafas saat wajah Dito tepat di depan matanya.

"Raa.. Gue mohon, kasih gue kesempatan sekali aja buat buktiin kalo gue tu benar-benar sama lo" Katanya meyakinkan Aura. Dito berbicara tapi matanya fokus menatap Aura. Membuat keduanya terlihat semakin dekat.

REALLY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang