Chapter 12

3K 177 44
                                    

Aura dan Dito baru saja menyelesaikan tugas yang diberikan bu Novi tadi pagi. Aura segera merapikan buku-bukunya kemudian berniat untuk pulang. Tapi niatnya kembali diurungkan setelah hujan deras tiba-tiba saja turun membasahi sebagian wilayah kota. Keadaan ini otomatis membuat Aura membatalkan niatnya dan memilih untuk tetap berada dirumah Dito.

"Yaampunnn kenapa ujan sih? " Gerutu Aura kemudian mengalihkan pandangan kearah jam dinding.

"Hufff..udah jam 17.00 pula, gimana coba pulangnya?" Aura kembali mengeluh.

"Lebay banget sih lo. Cuma ujan aja bingung." Komentar Dito.

"Terus aku pulang nya gimana?" Nada bicara Aura mulai meninggi.

"Udah, tenang aja. Bentar lagi pasti reda. Lo bisa pulang deh." Dito berusaha menenangkan Aura.

Hingga membuat Aura mau tak mau harus menurut.

"Lo laper nggak?" Tanya Dito pada Aura.

"Nggak," Jawab Aura singkat.

"Haus?" Tanya Dito sekali lagi.

Aura menggelengkan kepala. Dito diam sejenak. Ia merasa canggung dan berusaha mencari topik pembicaraaan, agar aura tidak merasa khawatir dengan adanya hujan itu.

"Udah jam lima lewat tuh. Lo nggak mandi?" Dito masih setia mengajukan pertanyaan.

"Ya kali aku mandi disini." Jawab Aura asal. Dito tersenyum kecil mendengar jawaban Aura. Ia tau bahwa Aura akan menjawab seperti ini. Sesuai dugaannya.

"Emang kenapa?" Dito memperpanjang obrolan.

"Gapapa. Abaikan. Aura tidak ingin obrolan itu berlangsung lebih lama.

"Emang lo gak sholat?" Tanya Dito lagi.

"Enggak." Jawab Aura singkat, padat, dan jelas.

" Kenapa? " Dito kembali bertanya membuat Aura geram.

"Aku lagi nggak sholat." Jawab Aura lugas.

" Kenapa?" Tanya Dito berlaga bego seakan tidak tau apa maksud kata-kata Aura.

"Kepo banget sih." Ketus Aura. Yang dibalas Dito dengan tawaan kecil. Akhirnya ia berhasil menggoda Aura dan membuatnya untuk angkat suara.

"Gue mandi dulu ya abis itu langsung sholat. Lo tunggu aja disini." Aura menggukkan kepala, kemudian duduk disofa yang berada diruang tamu Dito.

Sementara Dito kini berada dilantai atas menuju kamarnya.

Sepuluh menit kemudian.

Setelah selesai sholat, Dito segera turun kelantai bawah berniat menghampiri Aura yang sejak tadi sudah menunggunya. Dengan langkah yang tergesa-gesa, Dito menuruni setiap anak tangga sebelum akhirnya sampai di anak tangga yang terakhir.

"Raa sory ya lamm--" Dito menggantungkan kata-katanya setelah melihat Aura tertidur pulas disofa dengan tubuh terlentang, seraya memegang ponsel ditangan kanannya. Dito tersenyum kecil melihat ekspresi wajah Aura saat tertidur. Polos. Tak ada seulas kemarahan diwajahnya. Ini terlihat jauh lebih baik daripada saat ia sedang terbangun.

Dito berjalan menghampirinya. Duduk tepat disamping Aura.

"Coba aja tiap hati lo gini. Kan enak diliatnya." Dito tersenyum memandangi Aura yang masih terlelap.

"Gue harap suatu hari nanti lo gak bakal dingin lagi sama gue. Lo bisa ngasih hati lo buat gue. Nerima gue setulus hati. Cuma itu Ra, yang gue minta dari lo. Cuma itu. Nggak lebih. Dan gue mohon semoga itu semua bisa lo kasih. Walaupun kemungkinan nya kecil , tapi gapapa. Gue akan selalu nunggu sampe lo bilang 'Dit, aku cinta kamu. I LOVE YOU Dit.' Gue akan nunggu lo ngomong itu Ra." Dito mengelus kepala Aura. Berharap suatu hari itu semua bisa menjadi kenyataan.

REALLY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang