Chapter 27

1.7K 67 3
                                    

•~•~•~•

Tepuk tangan terdengar begitu meriah saat seorang wanita baru saja selesai menyanyikan sebuah lagu pada resepsi pernikahan Mis Nayna sore ini.

Wanita berbalut dress berwarna biru muda senada dengan sepatunya itu berhasil membuat semua tamu undangan berdecak kagum dengan suara indah yang dimilikinya.

"Suaranya bagus," komentar Aura sambil terkekeh.

"Iyalah. Emangnya lo, nggak punya bakat apa-apa. Pinter enggak, ada bakat juga enggak. Terus apa kelebihan lo?"ejek Dito membuat Aura menyesal sudah mengatakan ini padanya.

Kamu cantik kok sayang. Walaupun nggak pinter haha, ucap Dito dalam hati.

"Nggak tau!" kesal Aura dengan kata-kata Dito tadi. Dia mengejeknya atau apa sih? Dasar menyebalkan!

"Lo tuh nggak peka banget sih Ra, romantis dikit kenapa," kesal Dito dengan jawaban Aura.

Mendengar itu, Aura mengernyitkan dahinya bingung.

"Maksudnya?" tanya Aura tidak mengerti dengan perkataan Dito. Dito baru saja mengejeknya dan sekarang dia merajuk dengan mengatakan bahwa Aura tidak peka. Apa-apaan coba, seharusnya yang merajuk itu kan Aura bukan Dito. Kenapa ini jadi Dito?

"Seharusnya waktu gue bilang 'terus apa kelebihan lo' lo tuh harus jawab gini 'kelebihan gue cuma buat mencintai dan menerima kekurangan kamu' eakk," jelas Dito membuat Aura semakin tidak mengerti dengan kata-katanya.

"Maksudnya apa sih?" kesal Aura.

"Dasar oon. Noh baca ulang! Gue malas jelasinnya," suruh Dito.

Aura menatap Dito dengan tatapan bingung. Meski begitu dia tetap melakukan apa yang Dito ucapkan.

"Iya tunggu aku baca. Tapi kalo masih nggak nyambung gimana? Kamu jelasin lagi ya, sampe aku paham," jawab Aura yang entah sejak kapan ikut gesrek.

"Kalo udah lo baca ulang masih nggak nyambung, mending lo pulang jebur sumur," kesal Dito. Aura tertawa geli mendengar obrolan mereka yang entah kemana arah tujuannya.

"Dih apaan coba nggak lucu," komentar Aura karena Dito semakin tidak jelas.

"Nggak lucu lah, gue kan nggak lagi ngelawak," jawab Dito santai. Kemudian mengajukan pertanyaan pada Aura.

"udah paham belum?" tanya Dito.

"Udah," jawab Aura cepat. Dito tersenyum meremehkan. Dia tidak yakin Aura benar-benar memahami ucapannya secepat itu.

"Apa coba?" tanya Dito memastikan.

"Seharusnya aku bilang gini kan ke kamu, 'kelebihan gue cuma buat mencintai dan menerima kekurangan kamu' gitu kan?" tanya Aura. Dito menghelas napas pasrah. Percuma saja bicara panjang lebar pada Aura, dia tidak akan memahami apa yang sedang dibicarakan.

"ITU SAMA AJA LO NGULANG APA YANG GUE OMONGIN AURA DIANRY FARANISAAA," kekesalan Dito akhirnya meledak. Aura cemberut mendengarnya.

"Ya gimana loh Dito? Aku nggak paham," Aura jadi kesal juga sekarang.

"Makanya jangan kebanyakan makan micin biar nggak oon. Males gue jelasinnya. Percuma juga gue jelasin ini ke lo, nggak akan pernah nyambung sampe kapan pun.Yang ada nanti gue kesel sendiri," kata Dito kemudian berpaling dari tatapan yang semula menatap Aura kini beralih menatap kedepan.

"Nyebelin tau nggak!" ketus Aura karena Dito mengabaikannya.

"Bodo," balas Dito.

"Kalo pacarnya oon itu diajarin kek biar pinter. Bukannya diejek kayak gini," kesal Aura kemudian memainkan ponselnya.

REALLY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang