47

223K 8K 87
                                    

Devano tak sengaja melihat Putri sedang berjongkok dengan bahu yang sedikit bergetar seperti sedang terisak. Dengan penasaran dirinya lalu berjalan mendekat kearah Putri.

"Kau kenapa?" tanya Devano sambil memegang bahu Putri

Putri lalu menoleh dan menghapus airmatanya.

Devano sedikit terkejut saat mendapati ponsel milik Putri yang sudah tidak berbentuk dilantai.

"Kenapa ponselmu rusak? Siapa yang melakukannya?" tanya Devano

Putri lalu bangkit dari posisinya dan hanya menggelengkan kepalanya.

"Sudah jangan menangis, Nanti cantiknya hilang." ucap Devano

"Hiks.. Ini ponselku satu-satunya. Hanya dengan ponsel ini aku bisa mengetahui kabar keluarga dan teman-temanku."

"Aku akan membelikanmu ponsel yang baru, sudahlah jangan menangis lagi." ujar Devano

"Hikss.. kenapa dia begitu tega membanting ponselku begitu saja, memangnya dia pikir aku membelinya tidak memakai uang?!!"

"Jadi adikku yang melakukannya?" tanya Devano

Putri hanya diam.

"Ayo ikut denganku," ajak Devano sambil menggenggam tangan Putri.

"Mau kemana?"

"Aku akan membelikan ponsel yang baru untukmu."

"Tidak perlu,"

"Nanti kau mengabari keluarga dan temanmu bagaimana jika tidak ada ponsel?"

Putri lalu terdiam. Devano menghela nafasnya dan menarik tangan Putri untuk segera turun kelantai bawah menuju pintu utama.

"Aku pinjam mobil, Jack." ujar Devano kepada Jack

"Kau mau kemana? biar aku antarkan."

Devano menggeleng. "Aku ingin menyetirnya sendiri,"

"Kau hendak kemana memangnya?" tanya Jack lagi

"Aku ingin ke sebuah mall,"

"Untuk apa anda kesana tuan?"

"Aku ingin membelikan ponsel baru untuk Putri, kau disini saja."

Jack mengangguk lalu memberikan sebuah kunci mobil kepada Devano. Devano lalu segera membuka pintu mobil penumpang depan untuk Putri segera masuk.

"Masuklah,"

Putri menganguk dan segera masuk kedalam untuk duduk.

Sesudahnya Putri masuk dan duduk, pintu pun ditutup dan kini Devano sudah duduk dikursi pengemudi.

"Apa kita tidak izin terlebih dahulu kepada Putra? Nanti dia marah padaku kalau aku pergi tanpa izin darinya. Setidaknya beritahu Meri dan Anne," kata Putri

"Tidak perlu, aku yang akan bertanggung jawab nanti kalau dia marah." balas Devano

"Kau baik," puji Putri

Devano lalu menoleh sebentar kearah Putri dan menyimpulkan senyumnya.

--------------

Putra sedang betolak pinggang dengan kedua rahangnya mengeras. Kedua matanya menatap tajam kepada Meri dan Anne yang sedaritadi hanya menundukkan kepala.

"Kenapa kalian lalai sekali?!!" bentaknya kesal kepada Meri dan Anne

"Maaf tuan kami berdua tidak tahu," jawab Meri memberanikan diri

"Aku peringatkan! Jangan biarkan gadis itu pergi tanpa sepengetahuanku! Kalian mengerti?!!"

Meri dan Anne mengangguk patuh.

Putra, Putri, & Perjodohan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang