25

212K 8.5K 18
                                    

Putra duduk diatap gedung sekolahannya, tempat ini yang biasa dinamakan dengan rooftop. Perasaannya sungguh campur aduk saat ini, dirinya benar-benar tidak bisa mengendalikan diri. Masalah terus berdatangan menghampiri. Putra benci kehidupan yang seperti ini dan mengapa harus dirinya yang terus mendapat cobaan seperti ini.

Kurang lebih sudah 6 jam dirinya duduk seorang diri disini tanpa ditemani siapapun. Dirinya tidak butuh orang lain yang ia butuhkan ialah ketenangan dan kedamaian.

Hingga ponsel yang berbunyi dari sakunya membuyarkan lamunanya. Buru-buru Putra merogoh sakunya dan menjawab panggilan masuk tersebut. Ia dekatkan ponselnya ketelinga dan terdengarlah suara Jack dari seberang telfon.

"Kau dimana?" tanya Jack

"Apa sudah bel pulang sekolah?" tanya Putra balik

"Sudah, 20menit yang lalu. Cepat, nanti semakin banyak wartawan yang datang."

"Hm baiklah,"

Putra langsung mematikan sambungan telfon tersebut secara sepihak dan ia kembali masukkan ponselnya kedalam saku celananya. Dirinya lalu bangkit dari posisinya dan berjalan meninggalkan rooftop.

Setibanya dilantai dasar, Putra sudah dikerumuni oleh banyak wartawan yang menunggunya. Sepertinya mereka sudah mendapatkan izin untuk masuk kedalam area sekolah, karena kemarin mereka tidak diperbolehkan masuk.

Putra hanya bisa menghela nafasnya saat para wartawan sudah menyondorkan beberapa micnya tepat dihadapan mulutnya.

"Putra apakah kau bisa menjelaskan siapa gadis yang bersama mu saat dicafe itu?"

"Apa dia kekasihmu?"

"Siapa gadis beruntung itu?"

"Tolong jelaskan, kami butuh informasi yang jelas."

"Dia pasti gadis yang akan dijodohkan dengan mu ya?"

Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para wartawan-wartawan dihadapannya ini. Putra menoleh kebelakang sebentar dan mendapati para murid yang ramai menontonnya.

Pandangannya tak sengaja melihat gadis berpenampilan childish itu lagi. Ya dia berada dibelakangnya dan ikut menononton bersama tiga orang temannya itu.

"Tolong di jawab," ujar salah satu wartawan itu

Putra lalu mengalihkan pandangannya kembali kearah wartawan.

"Ehm.. baiklah aku akan beritahu," ujar Putra membuka suara.

~~

Putri sebenarnya tidak mau melihat ini, karena menurutnya ini membuang-buang waktunya saja. Tetapi tiga temannya ini terus menghalanginya untuk pulang lebih dulu, katanya moment ini harus ditontonnya secara langsung.

Saat Putra menoleh kearah belakang, tak sengaja tatapanya kembali bertemu dengannya. Masih terdapat lebam diwajahnya, sepertinya lukanya itu belum diobati dan Putri bisa menebak itu.

Dilihatnya Putra kembali menoleh kearah depan dan sekarang Putri hanya bisa melihat punggungnya saja. Tak lama kemudian Putra membuka suara dan itu membuat dirinya sedikit terkejut.

Apa dirinya tidak salah dengar kan? Dia ingin memeberitahu siapa gadis itu? bukankah itu sama saja mencebloskan diri kedalam kandang singa?

Putri hanya menghela nafasnya saja, untuk apa dirinya peduli?

~~~

"Ya jelaskan pada kami siapa gadis yang berada dicafe itu? Apakah dia gadis yang akan dijodohkan denganmu?" ujar salah satu wartawan tersebut kepada Putra

Putra hendak menjawab tetapi tiba-tiba saja Jack datang dan menerobos para wartawan yang mengerubunginya.

"Ayo," kata Jack mengajak Putra untuk segera berlari.

Putra menggeleng, "Sebentar saja Jack, tidak apa."

"Kau tidak boleh gegabah lagi!" peringatan dari Jack dan Putra hanya mengangguk.

"Dia bukan wanita yang akan dijodohkan dengan ku." ucap Putra tiba-tiba dan itu membuat para murid yang menontonnya dibelakang melongo.

Begitu juga para wartawan, mereka semua langsung berbondong-bondong menyerbu Putra dengan berbagai macam pertanyaan baru.

"Lalu mengapa kau mencium gadis itu?"

"Apa dia kekasih mu?"

"Ya, jelaskan siapa gadis itu?"

Putra menghela nafasnya lagi. "Dia hanyalah ..." sengaja Putra menggantungkan ucapannya, kepalanya sambil menoleh kebelakang lagi dan mendapati gadis childish itu masih berdiri disana.

Tetapi ada seseorang yang baru disana, Putra melihat disana ada Kate. Posisinya tidak jauh dari tempat Putri berdiri. Dilihatnya Kate seperti menyamar, dia mengenakan sebuah selendang untuk menutupi rambut serta setengah wajahnya sedikit. Putra sangat mengenali Kate dan dirinya yakin sekali bahwa itu Kate.

"Dia siapa?" tanya wartawan lagi

Putra tersadar lalu kemnali menoleh kearah depan.

"Dia hanya teman lama ku," jawab Putra berbohong, dirinya melakukan seperti apa yang ayahnya perintahkan kemarin.

~~

Seketika ada sesuatu yang menusuk hati Kate begitu saja, Sakit tetapi tidak berdarah. Airmatanya turun begitu saja saat mendengar penjelasan Putra barusan.

Sungguh dirinya tidak menyangka bahwa Putra tidak mengakui dirinya yang pernah mengisi hatinya itu. Putra tidak mengakui bahwa Kate ini mantan kekasihnya.

Apa salah dirinya sehingga Putra tidak mau mengakui dirinya?

Putri yang mendengar itu langsung terkekeh mengejek. Apa katanya barusan? Teman lama? wow hebat sekali dia berbohong. Padahal sudah jelas-jelas Kate ialah kekasihnya.

Dia pandai sekali berbohong sehingga semua orang disini percaya bahwa Kate benar-benar teman lamanya. Putri tidak menyangka itu, bahwa Putra menjawabnya dengan kebohongan.

Kasihan sekali nasib gadis itu, jika mendengar ini pasti dia akan terasa tercabik-cabik hatinya.

.
.
.
TBC

Putra, Putri, & Perjodohan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang