14

227K 9K 56
                                    

Pelayan yang tadi datang menghampiri Putra serta wanita lawan bicaranya itu, ditangan kanannya terdapat sebuah nampan dengan dua gelas pesanan.

"Permisi," ucap pelayan itu sopan sambil meletakkan pesanan yang sesuai. Setelah selesai pelayan itu kembali ketempatnya.

Kate menyeruput minumannya itu sambil menatap pria dihadapannya. Setelah itu ia letakkan kembali gelasmya diatas meja. "Kenapa kau tidak meminumnya?" tanyanya bingung

"Nanti saja," jawab Putra datar. Entah mengapa tiba-tiba dirinya teringat kejadian tadi siang dimana gadis childish itu melemparinya dengan sebuah kaos kaki.

"Hmm.. Gadis yang menabrak mu tadi pagi saat disekolah dialah gadis yang saat itu mengintip kita sedang videocall," ujar Kate tiba-tiba membahas gadis yang menabrak Putra tadi pagi saat disekolah

"Ya." jawab Putra masih datar

"Dia juga gadis yang menabrak mu saat hari pertama hendak ujian, dan itu sempat ramai di sosial media." lanjut Kate

Putra hanya mengangguk. Lalu tiba-tiba ponselnya berbunyi pertanda ada panggilan masuk. Langsung saja Putra merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya.
Dilihatnya dilayar ponselnya tertera nama Jack, langsung saja Putra mengangkatnya.

"Ada apa Jack?" tanya Putra

"Kita harus segera pulang, Ayahmu menelfon ku dan bertanya dimana." berutahu Jack

"Lalu kau bilang aku berada dimana?"

"Aku bilang bahwa kita hanya keluar sebentar mencari angin."

"Baiklah aku akan segera kembali." balas Putra lalu segera mematikan sambungan telfon begitu saja.

Kate memanyunkan bawah bibirnya setelah mendengar Putra menjawab panggilan tadi, dirinya sudah bisa menebak bahwa Jack menyuruh Putra untuk segera kembali.

"Aku belum puas bertemu dengan mu hari ini." ujar Kate sedikit pilu

"Maaf Kate." ucap Putra

Kate menarik senyummya dengan terpaksa. "Baiklah, kita masih bisa bertemu lagi besok."

Putra mengangguk lalu segera bangkit dari posisinya dan hendak berbalik untuk berjalan keluar tetapi Kate malah menahan tangannya. Putra kembali menolehkan kepalanya.

Saat Putra menolehkan kepalanya, Kate tiba-tiba mendekatkan kepalanya kearah Putra lalu mencium bibir Putra begitu saja. walau hanya sekedar kecupan tapi itu membuat Putra terkejut karena ini ditempat umum.

Putra lalu menjauhkan kepalanya dari Kate. "Apa kau gila?!" kesalnya

Kate mengerutkam dahinya bingung. "Kau tidak suka aku mencium mu?"

"Ini tempat umum Kate! Banyak pasang mata melihat." omel Putra

Kate menoleh sekeliling. "Mereka terlihat seperti biasa saja." cuek Kate tidak peduli.

Putra kembali menghela nafasnya lalu melepaskan tangannya dari Kate kemudian setelah itu pergi berjalan keluar.

Tanpa Mereka berdua sadari paparazi yang menyamar sudah mengabadikan moment barusan dan ini bisa jadi berita yang begitu sangat menarik.

Jack melihat majikannya itu sedang berjalan kearahnya, buru-buru Jack membukakan pintu belakang untuk mempersilahkan Putra segera masuk.

Putra langsung melepas topi yang dikenakannya itu dan diberikannya kepada Jack. "Terimakasih atas pinjamannya, tetapi itu sangat tidak membantu." ucap Putra sambil masuk kedalam mobil dan duduk.

Jack lalu menutup pintunya kembali dan segera membuka pintu depan lalu duduk dikursi pengemudi.
"Apa ada yang mengenali mu?" tanyanya sambil memakai sabuk pengamannya.

"Pelayan dicafe itu mengenali wajah ku."

"Hmm.. penyamarannya tidak sempurna." balas Jack lalu mentancap gas menuju kediaman majikannya itu.

~~

Langit sudah gelap dan Putra baru tiba dirumahnya. Tentu saja itu membuat sang ayah serta ibunya bertanya-tanya.
Putra hanya berjalan cuek memasuki rumahnya tanpa memperdulikan kedua orangtuanya yang sudah menunggu diruang keluarga.

"Dimana sopan santun mu?!" sindir Sean saat melihat anaknya lewat begitu saja

Seketika Putra menghentikan langkahnya dan menoleh. "Aku sedang tidak ingin berdebat," cueknya lalu kembali berjalan menuju kamarnya.

Kakinya melangkah menaiki tangga meliuk itu untuk tiba dikamar. Sean dan Emily yang melihat sikap anaknya barusan itu hanya menggelengkan kepalanya.

Emily lalu menoleh kearah suaminya. "Besok gadis itu akan berkunjung kesini," beritahunya

"Oh iya? apa dia tahu alamat kita?" tanya Sean

Emily menggeleng, "Aku menyuruh asistant mu untuk menjemputnya besok, tidak apa kan?"

Sean mengangguk. "Tidak apa, sepertinya aku juga tertarik untuk bertemu dengannya besok. Jangan lupa kabari aku jika gadis itu sudah tiba disini." ujarnya

"Lalu bagaimana kantor mu?" tanya Emily

"Aku akan menyuruh Alex yang menghandlenya." jawab Sean dengan santai

Emily mengangguk mengerti lalu menghela nafasnya. "Aku sedikit ragu dengan gadis itu sebenarnya."

Sean seketika mengerutkan dahinya. "Ragu bagaimana?"

"Aku hanya takut gadis itu malah membawa pengaruh buruk untuk Putra kita." ucap Emily dengan raut wajah khawatir

Sean lalu menarik senyumnya dan mengelus-elus puncak kepala isterinya itu dengan lembut. "Tenang saja, aku yakin kakek tidak akan mungkin menjodohkan cucunya orang yang salah."

"Hmm.. Ya kita nilai saja besok bagaimana gadis itu."

"Apa Putra sudah mengetahuinya?" tanya Sean

"Mengetahui apa?" tanya Emily balik

"Tentang gadis itu akan kemari besok."

Emily menggeleng, "Tidak, Putra tidak mengetahuinya."

"Tetapi dia sudah mengetahui rupa gadis itu bukan?" tanya Sean lagi

Emily mengangguk, "Ya, tadi siang dia mengunjungi rumah gadis itu lagi dan bertemu. Jack sudah memberikan laporannya kepada ku."

Sean hanya diam menyimak pembicaraan isterinya itu.
Emily lalu menatap suaminya, "Apa kau tidak lupa dengan sesuatu?" tanyanya

Sean mengerutkan dahinya sambil menatap isterinya itu. "Apa?" tanyanya

"Hari ini Putra berulangtahun,"

"Aku ingat," jawab Sean

"Lalu kau tidak melakukan sesuatu untuk dia seperti biasanya?"

Sean menggeleng. "Dia sudah dewasa dan tidak perlu lagi seperti tahun lalu."

Emily lalu hanya mengangguk mengerti.
.
.
.
To be continued...

Jangan lupa vote dan komentar ya😊

Putra, Putri, & Perjodohan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang