Bab 37 - Candra

44.2K 3.2K 136
                                    

Mulmed : The Truth Untold - Bts

**
Tepat tengah malam, barulah Satria memberanikan diri masuk ke dalam ruang inap Beca. Sebelum memastikan gadisnya benar-benar tertidur.


Melihat Beca yang tertidur meringkuk membuatnya tersenyum getir,

"maaf" bahkan ucapan itu Satria lakukan tanpa suara, takut kalau nanti Beca terbangun dan melihat keadaannya sekacau ini.

Dan Satria akan semakin tersiksa jika nanti Beca benar-benar terbangun. Satria duduk disamping ranjang Beca, sekuat tenaga ia menahan diri untuk tak mendekap Beca dalam pelukannya. Satria sangat merindukan lebahnya, yang selalu tersenyum dan tingkah centilnya yang selalu menggodanya. Kini bahkan dalam tidurnya pun Beca terlihat gelisah, tak sepulas biasanya.

"Maaf tadi aku langsung pergi gitu aja" suara yang nyaris seperti rintihan itu Satria usahakan sepelan yang ia bisa. Ia hanya ingin mengeluarkan segala apa yang ia pikirkan pada gadisnya, namun Satria tau itu mustahil. Satria tak ingin Beca ikut terbebani akan apa yang ia harus selesaikan,

"Aku harus gimana sekarang bee.." Satria menunduk dan menangis dalam diam, tak pernah sekalipun dalam hidupnya ia terjatuh sampai sedemikian rupa. Semuanya buntu, Satria tak melihat ada jalan keluar yang dibuka untuk dirinya.

Tubuh Satria mematung saat ada usapan pelan pada puncak kepalanya, "kesatria kok nangis" tepat saat Satria mengangkat kepalanya, dilihatnya Beca yang tersenyum tulus, " kamu nangis gini tetep ganteng ya" Beca terkekeh pelan dan Satra tersenyum pilu,

Perlahan tangan Beca beralih meremas jemari Satria menguatkan, "apapun masalahnya, aku yakin Satrinah bisa selesain semuanya. Ada aku, om dion, semuanya yang siap bantu kamu kapanpun. Satrinah ga sendirian.." Beca tersenyum menenangkan, dan Satria berusaha untuk ikut tersenyum namun gagal.

Beberapa saat saling diam, Beca melepas genggamannya dan meraih ponsel di nakasnya, alis Satria berkerut samar melihat Beca yang sibuk akan ponselnya itu. Lalu setelahnya, suara musik mengalun lembut di ruangan itu. Satria terkekeh ditengah tangisnya, "harus banget lagu korea ya?"

[Lagu di Mulmed biar jelas]

"Yuk" Beca turun dari tempat tidurnya, membuat Satria makin bingung. Tapi tak urung membantu Beca turun sambil memegangi gagang infusnya, dan saat mereka berdua sudah berdiri berhadapan barulah Satria paham maksud Beca.

"Dansa?" senyum Beca melebar dan mengangguk antusias, walau Satria geli dengan lagu yang diputar Beca namun ia tetap meraih punggung Beca untuk lebih dekat, setelahnya mereka berdua bergerak pelan sesuai irama. Beca menenggelamkan diri dalam dada bidang Satria, jantungnya berdegup liar setiap detiknya. Ada gelenyar aneh dalam perutnya yang hampir meledak di dalam sana.

Berbeda dengan Satria, yang setiap debarannya begitu menyesakkan. Bahkan matanya tak sanggup lagi untuk menatap mata Beca. Yang selama ini menjadi rumahnya ketika ia lelah.

Keduanya tetap diam, bergerak mengikuti irama. Dan tepat saat lagunya terhenti, kepala Beca terangkat menatap wajah Satria yang seakan tak berniat membalas tatapannya itu. Jari lentik Beca menarik pelan dagu Satria untuk menunduk menatapnya, dan mata Satria berhenti dengan kurang ajarnya pada bibir ranum Beca.

Entah siapa yang memulai, wajah mereka semakin dekat dan dekat. Dan saat bibir mereka bertemu, letupan dalam debaran Beca semakin menggila. Matanya terpejam, menikmati sensasi luar biasa yang pertama kali ia rasakan.

MIRACLE [Completed]Where stories live. Discover now