Bab 30 - Satu-satunya

49.1K 3.7K 93
                                    

Entah sudah keberapa kalinya Satria mendengus kesal namun juga gemas. Baru saja ia dan gadis lebah yang berada disampingnya ini menangis tersedu-sedu, Satria pikir akan ada Beca pemurung dalam beberapa hari. Namun itu hanyalah khayalan semata,

Karena kenyataannya, kini Beca sedang asik memilih-milih eskrim di pedagang kaki lima dekat lapangan seolah tak terjadi apapun. Ini mungkin sudah hampir setengah jam Satria berdiri kikuk menunggu Beca yang bingung mau memilih eskrim coklat apa vanila.

"Yauda si. Dicampur aja, vanila sama coklatnya. Gitu doang ribet" Beca menanggapi dengan gelengan dramatis.

"Ini tuh menyangkut keniqmatan haqiqi tau nggak. Udah ah diem, kamu ga ngerti apa-apa" lagi-lagi Satria mendengus, karena bapak penjual eskrim ikut terkekeh.

"Eneng asli orang sini?"

"Iya pak. Saya asli, brojolnya di bandung. Tapi sekarang tinggal di Jakarta, liburan aja gituhh disini. Hehe"

"Oh lagi liburan ya.. Sama pacarnya?"

"Calon suami" bukan, itu bukan Beca. Melainkan Satria, dan suara itu sengaja Satria keraskan volumenya agar laki-laki yang sedang bergerombol di depannya itu mendengar dan berhenti memperhatikan Beca.

Satria ingin sekali menarik gadisnya itu, sungguh. Penyakit pakaian kurang bahan Beca tak bisa diubah sedikitpun, bagaimana Satria tidak emosi jika laki-laki lain menatap lapar tubuh Beca yang terbuka itu.

Beca melotot, hendak memprotes namun terhenti saat melihat tatapan setajam silet milik Satria. Seolah mengatakan, diem apa gue bacok?

"Helah dalah. Nikah muda ya? Sayang banget neng masih muda nikah. Masnya udah kerja? Mukanya kayak masih anak sekolah gini.."

"Oh bapak belum lihat berita? Saya itu-"

"Coklat campur vanila aja pak. Buruan"

"Heh biji kuaci, aku belom selesai ngomong sama bapaknya. Maen potong aja, jadi pak saya itu-"

"Oke. Ini pak uangnya, makasih" segera Beca menarik Satria menjauh, membungkam mulutnya yang masih ingin berceloteh dengan eskrim yang baru saja di belinya.

"Apa-apa an sih. Aku ga suka eskrim. Manis" dilihatnya suasanya sudah aman, Beca menghela nafas lega. Lalu menatap penuh amarah pada Satria,

"Kamu kenapa sih! Kalo kamu bilang tadi ke bapak-bapaknya, bisa heboh tau gak. Masi untung gaada orang yang sadar siapa kamu" Satria diam, dan tersadar sesuatu. Iya ya, bener juga..

"Ya habis kamu tuh ya"

"Aku salah apa lagi? Omaygat. Beca tuh selalu salah di mata Satria" Beca berlagak seolah menangis tersakiti, bukannya Satria luluh justru memutar bola malas dan melangkah pergi.

"Woy! Tega banget si ke pacar"

"Bodo amat"

"Yauda aku ke cowo cowo ganteng tadi aja!" seketika Satria terhenti, lalu berbalik. Wajahnya mengeras, antara emosi karena cemburu juga malu.

"Ayo buruan" Beca tersenyum malu saat Satria merangkul pinggangnya posesif,

"Uluuu satrinah cemburu.."

"Diem apa aku sumpel?"

"Unch mau dong disumpel.."

Cup

Beca membeku, "Sat.."

Cup

"Kan uda aku bilang, diem apa aku sumpel. Masi mau ngomong lagi?" reflek Beca menutup mulutnya dan menggeleng, giliran Satria yang terkekeh ringan.

MIRACLE [Completed]Where stories live. Discover now