Bab 1 - Insiden

101K 5.4K 179
                                    

"Kalau penampilan bukan lagi alasan, lalu hal apa darimu yang bisa menarik perhatianku?"

- Rebeca Anjani

**

Musik berdentum-dentum yang begitu memekakkan telinga itu justru membuat Beca semakin gila meliuk-liukkan badan di lantai dansa.

Malam semakin larut, tapi gadis yang baru saja menginjak umur 18 tahun itu tak berniat pulang sama sekali. Ia masih betah berada di tempat haram itu tanpa peduli bahwa orang tuanya sedang khawatir di rumah,

Beca hanya memakai dress ketat yang panjangnya diatas lutut memberi akses para pria hidung belang mencuri kesempatan untuk menggerayangi tubuhnya seenaknya, tersadar akan hal itu Beca mundur dan memilih duduk di kursi bar untuk istirahat sejenak.

Matanya awas mencari seseorang yang seharusnya bersamanya tadi, Leon. Kekasihnya yang sudah Beca pacari selama setahun ini.

Leon lah yang mengenalkan Beca di dunia malam, dan Beca suka. Pergaulan bebasnya semakin liar seiring waktu karena Leon.

Beca mencintai Leon tentu saja, karena itu apapun yang Leon katakan akan langsung dituruti oleh Beca.

Dan kejadian memuakkan pun dimulai. Meskipun Leon berada dipojok, hampir tertutupi pengunjung Club lain yang sedang menari gila tapi Beca bisa melihatnya. Matanya menyipit memastikan bahwa itu Leon, sedang berbicara dengan bitchy lain. Beca belum mabuk, ia hanya menenggak satu gelas tadi. Tentu itu tidak membuatnya mabuk,

Dengan langkah pasti Beca mendekat ke arah Leon, jantungnya memompa begitu cepat menahan gejolak karena tak terima pacarnya sedang asik-asikan menempel-nempel ria, membuatnya jijik sekaligus geram

"Gue udah bilang, gausah kesini! Ada beca! Bisa berabe kalo dia tau" suara Leon samar-samar terdengar, membuat Beca mengepalkan tangannya kuat.

"Aku kangen sama kamu sayang.." si bitchy yang berparas tidak cantik-cantik amat tapi bodynya yah Beca akui sangat hot itu membelai wajah Leon, sepertinya pasangan pengkhianat itu tak sadar kalau kini Beca berdiri tak berapa jauh dari mereka dengan menahan untuk tidak memenggal kepala mereka berdua,

"Sialan" desis Beca, Leon yang mungkin tersadar akan aura angker itu melirik ke belakang, dan langsung membeku karena Beca yang bersiap menyiramnya dengan jus yang dibawa pelayan.

Sedetik kemudian, Leon memejamkan mata, merasakan dinginnya jus yang Beca siram.

"Brengsek!" Beca berlari pergi meninggalkan Leon yang masih syok, tersadar alarm bahaya berbunyi Leon segera berlari menyusul Beca yang percaya atau tidak sedang patah hati itu

"Bee. Becaa, gue bisa jelasin!!" Leon mencekal tangan Beca yang langsung dihempas oleh gadis itu dengan kasar.

"Jelasin apa? Jelasin lo selingkuh sama tuh bitchy ha? Brengsek ya lo emang!" teriakan Beca menggema, mengalahkan musik yang berdentum-dentum di club, hingga beberapa pengunjung berhenti melakukan aktifitas dan memilih menonton pertengkaran duo most wanted itu.

Tanpa mempedulikan wajah pias Leon, Beca kembali melangkah keluar dengan perasaan jengkel sekaligus nyeri di dada.

Saat berada di luar, Beca kembali berteriak frustasi

"Gue kan gabawa mobiiil, kambing" dengan langkah yang dihentak-hentakkan Beca melanjutkan langkahnya, menyusuri jalan yang gelap karena sudah larut malam itu.

Dalam hati Beca terus mengumpat, kepalanya sekali lagi menoleh ke belakang dan tidak ada tanda-tanda Leon mengejarnya.

"Dasar cowok kurang ajar! Kejer gue kek, ga punya hati emang! Gue kan gabawa mobil, jelmaan syaiton gak tau diuntung!" Beca sejak tadi mengoceh sendirian kesal akan nasib sialnya, jalanan sesepi ini mana mungkin ada taxi lewat?

MIRACLE [Completed]Where stories live. Discover now