Bab 3 - Dunia Satria

68.1K 4.6K 67
                                    

"Apapun yang terjadi, gue bakal pastiin suatu saat nanti lo suka sama gue"

- Rebeca Anjani

**

Satria termenung sendiri di dalam kamarnya yang gelap. Pikirannya masih berkelana pada satu gadis, yang mulai mengacaukan kehidupannya. Bagaimana bisa Satria tak dapat melihat bayangan kematian pada mata Beca? Apa Beca memiliki kemampuan yang sama dengan dirinya?

Tapi, jika Beca memiliki itu sudah pasti Beca akan bertindak sama dengan dirinya. Tak mungkin Beca santai saja selama ini dengan hidup dalam kepopuleran,

"Paman pulaang.." Suara bariton itu mengejutkan Satria, namun saat tau siapa yang sedang berdiri di pintu dengan koper besar disampingnya, senyum Satria terbit.

"Paman dion.." Satria bangkit, menyalakan lampu dan bergegas memeluk hangat pamannya itu.

"Kapan paman sampai? Kenapa ga kabari satria dulu? Kan bisa satria jemput di bandara" Dion terkekeh, dan mengangkat bahunya acuh. "Kalo dikasih tau bukan surprise dong namanya"

Satria ikut tertawa, tapi tidak dengan Dion. Rautnya berubah serius sekarang, menyadari itu Satria berdeham menetralkan suaranya kembali lalu mengangkat sebelah alisnya terheran dengan tatapan intens Dion,

"Kamu ada masalah? Ada apa? Selama paman di Amerika, kamu ga pernah lagi cerita-cerita" Dion mengatakan itu dengan terus melangkah lalu terhenti dan duduk di sofa sudut kamar Satria.

Satria mendengus pelan, ikut duduk disamping Dion sambil berfikir apa ia harus menceritakan ini pada Dion atau tidak.

"Rebeca Anjani, temen Satria. Matanya gaada kilasan kematian seperti yang biasa Satria lihat, persis saat Satria natap Paman" Ucap Satria kemudian setelah diam beberapa saat. Dion nampak terkejut , tak lama kemudian tersenyum tipis.

"Bagus dong, kamu jadi punya temen sekarang. Dia punya kemampuan sama kayak kamu kan?" Melihat wajah murung Satria membuat Dion semakin terkejut, " dia gapunya kemampuan itu?"

Satria mengangguk lemah, itulah yang Satria yakini. Tak mungkin gadis sepopuler Beca memiliki kutukan itu juga. Wajahnya tak ada tekanan maupun penderitaan sama sekali, dan tentang Dinda juga. Tak pernah Satria lihat raut gelisah Beca yang mungkin khawatir akan nasib sahabatnya itu,

"Tanya dulu, apa dia punya kemampuan itu apa tidak. Akan aneh kalau kamu gabisa liat itu di mata orang yang ga punya kemampuan yang sama" Dion bangkit sebelum menepuk pelan pundak Satria memberi kekuatan, dan bergegas pergi menuju kamarnya.

Dion adalah paman angkat Satria, Kakek Satria menemukan Dion di jalanan sedang menangis karena kelaparan. Karena iba, kakek Satria membawanya dan mengangkatnya jadi anak.

Sejak saat itu, Dion bagian dari keluarga Geraldi. Tak pernah ada yang menyisihkan dirinya karena anak pungut, Dion disambut hangat oleh keluarga Geraldi. Dan Satria sangat menyayangi Pamannya itu, karena sejak kepergian orang tuanya dan juga kakeknya hanya Dion lah yang selalu berada di sisi Satria.

Apa Ayah Satria yang merupakan pewaris sebenarnya keluarga Geraldi adalah anak tunggal? Tentu tidak, ada Tantenya. Mona Geraldi yang kini sudah berubah jadi Mona Gustaff, tantenya menikah dengan warga asal Australia dan saat menikah tantenya memilih untuk tinggal di kampung halaman suaminya itu.

Sedangkan Dion sudah menduda, istrinya meninggal akibat sakit kanker yang dideritanya. Satria merasa kasihan, mungkin karena traumanya itu Dion tak pernah lagi berhubungan dengan wanita.

Dion sibuk mengurus perusahaan selagi Satria masih sekolah. Saat Satria sudah siap, maka seluruh tanggung jawab perusahaan akan dilimpahkan pada Satria.

MIRACLE [Completed]Where stories live. Discover now