Chapter 43

323K 13.3K 172
                                    

Yura mendengus kesal lalu berlari menuju kamar dan mengunci pintu. Kido mengejarnya dan memintanya untuk membuka pintu. Namun tak ada respon. Mulut Yura mendadak bungkam karena terlalu kesal.

"Ra, aku minta maaf, Ra. Aku janji nggak akan menghambur-hamburkan uang untuk keperluan yang kurang penting." Kido masih mengetuk pintu. Nada suaranya terdengar penuh penyesalan.

Kido menghela napas kecewa. Tadinya ia sangat bersemangat merencanakan kejutan untuk Yura. Tak ia sangka, Yura tidak menyukai kejutan yang diberikannya. Terlebih lagi, Yura marah besar padanya.

"Ra, aku tahu kalau aku ini kekanak-kanakan. Ra, bukain pintunya dan maafin aku. Kita sudah nggak tidur bareng selama empat malam. Masa' malam ini, aku harus tidur di sofa sih?" Kido masih belum jenuh mengetuk pintu.

Di dalam kamar, Yura melipat tangan karena masih begitu kesal. Ia memutuskan untuk menyalakan televisi. Kebetulan, channel pertama yang ia tonton adalah acara pijat refleksi. Tiba-tiba Yura teringat Kido yang dengan semangat memijatinya saat pulang dari Yogyakarta. Ia juga teringat semua perhatian dan sikap manja Kido. Yura termenung sejenak. Ia tersadar bahwa ucapannya pada Kido barusan terlalu kasar. Mungkin karena saat ini ia sedang PMS. Ditambah lagi, ia tak membawa kabar kemenangan untuk sekolah. Pikirannya benar-benar kacau.

Yura akhirnya memutuskan untuk membuka pintu kamar setelah mematikan televisi. Ia melihat Kido yang duduk di lantai samping pintu dengan punggung yang tersandar di tembok. Kido langsung berdiri lalu meraih tangan Yura.

"Ra, aku minta maaf ya. Aku hanya berniat bikin kejutan. Aku nggak tau kalau kamu nggak suka," jelas Kido. Wajahnya tampak merasa bersalah.

"Aku yang seharusnya minta maaf, Do. Aku keterlaluan. Seharusnya aku nggak marahin kamu kayak gitu," kata Yura menyesal.

"Aku yang salah, Ra. Seharusnya aku sudah mengerti kamu. Tapi-"

"Sudah ah. Aku nggak mau bahas hal ini lagi. Mendingan kita bungkus semua makanan yang ada di meja, terus kita makan bareng sama anak-anak di panti."

Kido tersenyum senang lalu mengangguk. Ia bersama Yura menuju ruang makan, membungkus semua makanan, lalu pergi ke panti asuhan untuk membagikan makanan tersebut pada anak-anak panti. Bagi Kido, Yura adalah malaikat yang terjebak dalam tubuh manusia. Yura selalu bisa membuatnya jatuh cinta lagi, lagi, dan lagi.

***
Tak terasa Alea dan Raffi sudah lima bulan menyelidiki hubungan antara Kido dan Yura. Mereka sangat yakin bahwa Kido dan Yura adalah pasangan suami istri. Namun, mereka belum memiliki bukti yang konkrit untuk mengungkap hubungan Kido dan Yura pada semua orang.

"Aku nggak mau tunggu lebih lama lagi, Fi. Bagaimana pun caranya, kita harus menemukan bukti kalau Kido dan Yura udah menikah," kata Alea penuh penekanan.

"Aku pasti bantu kamu kok." Raffi menyambar tangan Alea lalu memegangnya erat.

"Aku mau mempermalukan Kido di depan semua orang."

"Bagaimana kalau kita intai mereka lagi?"

"Kamu gila? Kita udah mengintai di rumah mereka hampir lima bulan. Tapi kita masih belum mendapatkan bukti. Kita hanya punya foto pas Kido memeluk Yura. Dan bukti itu kurang valid. Sebaiknya, kamu pikirkan ide yang lain."

Alea dan Raffi berpikir sejenak. Suasana mendadak hening. Alea menggigiti kuku jarinya sendiri. Itu adalah kebiasaannya sejak kecil ketika ia sedang berpikir keras. Ambisinya adalah mempermalukan Kido dan Yura. Pasangan suami istri itu telah membuat hatinya begitu terluka.

"Aha! Bagaimana kalau kita datangi orangtua si Kido?" celetuk Raffi.

"Buat apa?" dahi Alea berkernyit.

"Jadi, kita akan berpura-pura berkunjung ke rumah orangtuanya Kido. Terus, kita bisa wawancara Mamanya Kido. Kan kamu tau sendiri kalau Mamanya Kido itu sangat cerewet," jelas Raffi.

"Terus? Terus?" tanya Alea semangat.

"Terus, aku akan pura-pura main HP tapi diam-diam merekam semua percakapan kalian," jawab Raffi.

"Ide bagus! Dengan begitu, semua orang akan percaya kalau Kido dan Yura adalah pasangan suami istri." Alea terkekeh puas setelah mendengar penjelasan ide Raffi. Tak sabar rasanya mengungkap identitas hubungan antara Kido dan Yura.

Alea dan Raffi segera berangkat menuju rumah orangtua Kido. Alea memberanikan diri untuk memencet bel berulang kali. Bagaimana pun caranya, ia harus bisa membalas dendamnya pada Kido. Rasa sakit hatinya harus dibayar lunas.

Tak lama setelah memencet bel, seorang pembantu membukakan pintu untuk mereka dan menyuruh mereka untuk duduk di ruang tamu. Mata Raffi berpendar, melihat ke sekeliling. Rumah Kido terlihat begitu luas dan megah. Mungkin itulah sebabnya Alea masih tergila-gila dengan Kido.

"Eh Alea. Apa kabar?" tanya Bu Lisa saat memasuki ruang tamu.

"Baik, tante." Alea buru-buru mencium tangan Bu Lisa.

"Sudah lama tante tidak ketemu kamu."

Raffi kemudian juga mencium tangan Bu Lisa dan mengangguk sopan. Mereka bertiga duduk di ruang tamu. Bu Lisa menyuruh salah seorang pembantu untuk mengambilkan air minum untuk Alea dan Raffi.

"Ngomong-ngomong, dia siapa?" Bu Lisa melirik sejenak ke arah Raffi.

"Oh dia pacar saya, tante," sahut Alea sembari tersenyum sopan.

"Alhamdulillah kalau kamu sudah menemukan pengganti Kido."

"Iya, tante. Awalnya saya kaget saat tahu Kido sudah menikah dengan Yura. Tapi saya mengerti alasan dia putus sama saya."

Diam-diam, Raffi menyalakan ponselnya dan menvideo percakapan antara Alea dan Bu Lisa. Sebisa mungkin ia mencoba tenang agar Bu Lisa tak menyadari apa yang ia lakukan.

"Syukurlah kalau kamu mengerti. Kido memang terpaksa nikah muda karena kakeknya. Awalnya dia nggak suka banget sama Yura. Tapi lama-lama dia cinta banget. Namanya juga suami istri." Bu Lisa terkikik sendiri mengingat ia pernah memergoki Kido dan Yura di ruang tamu. Walaupun apa yang ia lihat hanyalah sebuah kesalahpahaman.

"Kenapa tante nggak ngundang Alea sih? Ya meskipun saya sama Kido sudah putus, tapi kita kan masih berteman," kata Alea.

"Awalnya tante berniat untuk mengundang kamu. Tapi Kido dan Yura ingin merahasiakan pernikahan mereka."

"Oooh gitu ya, tante." Alea berpura-pura mengangguk paham.

Raffi memberikan kode mata pada Alea bawasannya ia berhasil merekam percakapan dengan baik. Alea langsung menganggukan kepala sebagai tanda bahwa ia mengerti kalau ia harus segera mengakhiri percakapannya bersama Bu Lisa.

😂😂😂😂

Follow Zaeemaazzahra

KIDO VS YURA [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Where stories live. Discover now