Chapter 35

344K 15K 377
                                    

Udah belum?" tanya Kido antusias.

Yura menggigit bagian bawah bibirnya. Ia begitu enggan memberikan buku tersebut pada Kido setelah ia selesai mengoreksinya. Sebenarnya, bisa saja Yura memanipulasi nilai Kido untuk menghindari reward yang akan ia berikan pada Kido. Tapi ia ingin sportif. Mata Kido membulat senang saat ia melihat nilai 80 yang ia dapat. Dengan semangat, ia menyiapkan pipinya untuk Yura.

"Ayo, cium suamimu ini!" perintah Kido sembari menepuk-nepuk pipinya sendiri dengan jari telunjuknya.

Yura mendesis takut, namun ia tak mau menjilat ludahnya sendiri. Perlahan ia mendekatkan bibirkan ke pipi Kido. Lalu sebelum bibirnya benar-benar mendarat, Kido menoleh ke samping dan mengecup singkat bibir Yura.

"Kido!" tegur Yura yang masih kaget.

Kido tertawa lepas melihat pipi istrinya yang sudah memerah seperti kepiting rebus. Bagi Kido, menyenangkan sekali bertengkar dengan Yura.

"Kido, kamu apa-apaan sih? Dasar curang!" tegur Yura marah. Ia memukul lengan Kido kuat-kuat hingga membuat Kido mengerang kesakitan.

"Aduh aduh. Ini mah namanya KDRT," keluh Kido.

"Biarin! Dasar nyebelin!" Yura mencebikkan bibirnya.

Kido malah memeluk Yura dengan manja. "Jangan siksa aku begini dong, Ra. Aku kan juga pengen kayak pasangan suami istri yang lain."

"Iiiih lepasin!" Yura mendorong tubuh Kido yang memeluknya erat. Namun tak bisa. Kido malah semakin erat memeluknya.

"Kapan kita bisa gitu-gitu?"

"Gitu-gitu apa?" Yura tak paham dengan pertanyaan Kido.

"Heeeem." Kido mencium gemas pipi Yura. "Punya istri polos agak susah nyambung ya."

"Iiiih minggir-minggir!" usir Yura kembali menjauhkan Kido yang semakin lengket.

"Ra, ayo kita nonton bokep!"

"Ha? Buat apa? Dasar otak mesum!" Yura menjitak kepala Kido.

"Adaw! Sakit tau!" keluh Kido sembari mengelus kepalanya sendiri.

"Kido, melihat hal-hal semacam itu dilarang agama."

"Tapi itu edukasi untuk pasangan suami istri yang belum berpengalaman kayak kita."

Yura terdiam sejenak. Apa yang dikatakan Kido tak sepenuhnya salah. Namun juga tak sepenuhnya benar. Yura jadi bingung memikirkannya.

"Jadi, kamu mau kan, nonton bokep bareng aku?" bujuk Kido.

Yura akhirnya menganggukkan kepala setelah berpikir beberapa saat. Kido tersenyum senang lalu membuka ponselnya untuk menunjukkan salah satu koleksi video porno yang ia punya. Yura berdehem takut saat melihat seorang pria mendorong seorang wanita ke tembok. Lalu pria tersebut melumat bibir wanita tersebut dengan rakus.

"Kido, aku jijik melihat adegan kayak gitu. Biasanya, aku selalu skip nonton adegan kayak gitu pas nonton drama Korea," kata Yura bergidik takut.

"Nggak usah takut, Ra. Kita ini suami istri. Kamu harus mengerti banyak hal untuk menjadi istri yang baik bagi suami. Cepat atau lambat, kita akan melakukan hal kayak gitu juga." Kido menunjuk layar ponsel dengan dagunya.

Mata Yura langsung terpejam saat melihat pemain pria mulai melucuti baju si pemain wanita. Ia buru-buru menyingkirkan ponsel Kido dari hadapannya. Lalu ia menggeleng kuat-kuat.

"Kenapa, Ra? Mereka bahkan belum praktek. Kenapa kamu berhenti nonton?" Kido mematikan ponselnya saat ia mendengar suara mendesah dari ponselnya. Ia tak mau memaksa Yura.

"Aku belum siap menonton adegan kayak gitu. Aku merinding, Do," kata Yura.

"Aku nggak akan maksa kamu nonton ini kok." Kido mengelus lembut rambut Yura.

"Kalau begitu, hapus aja semua koleksi video itu dari HP kamu."

"Nggak bisa, Ra. Video itu tuh aset berharga."

"Dasar cowok mesum!"

**

Mata Hilda membulat lebar setelah ia mengintrogasi tentang hubungan Yura dan Reon yang kini telah kandas di tengah jalan. Hilda masih tak percaya. Yura dan Reon sudah pacaran sejak SMP. Bagaimana mungkin hubungan itu putus begitu saja?

"Yura, lo dan Reon itu udah pacaran 3 tahun lebih. Kok bisa putus sih?" Hilda masih kaget.

"Ya soalnya kita udah nggak cocok." Yura tampak santai menanggapi.

"Tapi kalian nggak seperti putus. Kalian tetap ngobrol seperti biasa. Itulah sebabnya aku pikir kalian nggak putus."

"Putus bukan berarti nggak bisa jadi teman kan?"

"Iya sih. Gue juga agak aneh dengan percakapan kalian. Soalnya kalian udah nggak pakek aku-kamu tapi pakek gue-elo. Tapi kenapa elo nggak cerita ke gue sih?"

"Masa' putus perlu diceritain ke orang lain sih?"

"Tapi kan gue sahabat elo, Ra. Seharusnya elo cerita ke gue. Kan elo tau sendiri kalau semua rahasia yang gue pegang pasti aman."

"Ya udah deh, sorry kalau gitu."

"Awas kalau elo menyembunyikan rahasia dari gue lagi!"

Kido dengan senyuman manisnya tiba-tiba datang memasuki kelas Yura dan duduk di samping Yura. Dia adalah anak IPS-F pertama yang berani memasuki kelas IPA-A. Yura dan Hilda menatap heran Kido yang menyengir khas.

"Ngapain ka-" kalimat Yura terhenti. Ia ingat kalau seharusnya ia tak menggunakan aku-kamu saat di sekolah.

"Kido, ngapain elo ada di sini?" tanya Hilda.

"Gue mau nraktir Yura ke kantin." Kido menaik turunkan alisnya sambil menatap ke arah Yura.

"Enak banget! Gue juga mau ditraktir."

"Ya udah ikut aja. Gue traktir elo sekalian."

"Yeeey!" Hilda bersorak senang.

"Ayuk, Ra!" Kido meraih tangan Yura dan menggandengnya erat.

Yura langsung menghempaskan tangan Kido. Matanya lalu memberi isyarat bahwa tidak seharusnya mereka berdua bergandengan tangan saat di sekolah. Kido mengangguk paham dan menuruti kode dari Yura.

KIDO VS YURA [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Where stories live. Discover now