64. Sorry Arina Ella (2)

Start from the beginning
                                    

Ia mengirim pesan pada Om Radit untuk memberitahu bahwa lagunya sudah jadi. Ini adalah alasan tepat untuk menghindar dari Rizky. Tak lama kemudian, pesan masuk dari Om Radit.

Wajah kekecewaan Arin muncul saat pesan berbunyi,

Maaf Arina Ella. Om Radit masih sibuk dengan debut album artis lain. Bagaimana bila lusa?

Arin jengkel karena alasan yang sudah begitu tepat untuk kabur dari Rizky tidak mendukung. Akhirnya Arin membalas pesan setuju untuk bertemu Om Radit saat lusa.

🎹

Ketika jam menunjukkan pukul tiga, bel pulang sekolah berbunyi.

Tiba-tiba badannya di senggol oleh Dika yang duduk di sampingnya. "Ciee, yang mau ngobrol sama Rizky," ledek Dika sambil mengambil tas basketnya.

Arin mendengkus keras. "Rizky cerita apa sama lo, Dik?"

"Ada dehh," kata Dika yang memancing amarah Arin. "Dah Arin, gue mau latihan. Nanti kalau udah selesai ngobrol sama, ketemuan di Sugar Cafe bareng Tasya, ya. Kita double date!"

"Dih, yakin banget gue bakal jadian sama Rizky," tukas Arin dengan yakin.

"Ya, yakinlah!" seru Dika yang kemudian pergi meninggalkan Arin di kelas.

Mati deh gue! Jangan-jangan bocoran dari Dika itu bener. Rizky mau nembak gue? Bukannya minta maaf?! gerutu Arin dalam hati yang kini semakin jengkel.

Kemudian Arin terkejut ketika Rizky masuk ke kelasnya. "Ayo," ajak Rizky sambil menarik tangannya. Bila sudah seperti ini Arin mana bisa kabur.

Saat di parkiran motor, Rizky memberi helm pada Arin. "Kita mau kemana sih, Ky?" tanya Arin. "Kirain mau ngobrol di sekolah."

"Nggak. Kita ngobrol di luar," ucap Rizky yang kini sudah di motornya. "Ayo," ajak Rizky sambil menepuk-nepuk jok motor belakangnya. Arin pun mengenakan helmnya lalu duduk di belakang Rizky.

🎹

Entah mengapa jantung Rizky berdegup kencang. Semoga Arin mau memaafkannya. Kini ia mengendarai motor menuju tempat dimana mereka waktu itu bertengkar pertama, danau kota yang sepi itu.

Arin tercengang saat Rizky membawanya ke danau. Dari raut wajah Arin, ia terlihat tidak menyukai tempat ini karena ini kejadian dimana Arin ditinggal sendiri di danau oleh Rizky. Mengingatnya membuat hati Arin terasa pilu.

"Ky? Nggak ada tempat lain?" tanya Arin.

"Aku tahu kamu nggak akan suka tempat ini. Tapi ayo ikut aku," pinta Rizky sambil mengulurkan tangannya.

Arin menatap tangan kosong Rizky dan kemudian menghela napas panjang. Ia sangat ingin marah, namun karena Mamanya yang meminta untuk berbaikan, jadi mau bagaimana lagi?

Kemudian Arin memegang tangan Rizky dan akhirnya mengikutinya.

Kini mereka berdua berada di jembatan danau. Arin menatap pilu bagian pinggir jembatan karena mengingat kejadian saat mereka bertengkar. Melihat raut wajah Arin membuat Rizky semakin tidak enak dengan Arin. Ia tahu dirinya begitu bodoh saat kejadian di pinggir jembatan ini. Ia menyesal tidak ingin mendengarkan penjelasan Arin saat menemukan fotonya dalam tas waktu dulu.

"Arin," panggil Rizky, "aku tahu di sini kejadian tempat kita bertengkar waktu itu. Aku benar-benar minta maaf. Tasya dan Dika sudah menjelaskan semuanya."

Arin mengerjap. Kemudian ia merasa air matanya akan jatuh, kemudian Arin hanya merundukkan kepalanya agar Rizky tidak melihat dirinya yang sedang menangis.

Arina EllaWhere stories live. Discover now