26. Elitta Friska

1K 52 0
                                    

Usai mandi dan mengeringkan rambutnya, Arin menuju balkon dan duduk di kursi santainya. Kemudian ia membuka ponselnya lalu mendengar lagu sambil menikmati tenangnya saat matahari akan tenggelam.

Tiba-tiba suara klakson sebuah mobil terdengar memecah ketenangan. Arin bangkit dari kursi dan berjalan menuju pinggir balkon. Dari atas balkon Arin melihat sebuah mobil sedan berwarna silver berhenti tepat di depan rumahnya. Kemudian terlihat ayahnya yang kini sedang membuka pintu pagar dan meminta mobil tersebut untuk masuk ke garasi rumahnya.

"Itu pasti Tante Lita," ucap Arin. Ia menjadi malas mengingat Tante Lita yang mungkin adalah mantan ayahnya. Kini mobil silver itu tidak terlihat di halaman rumahnya,

Beberapa saat kemudian ayah meneriaki Arin dari lantai bawah. Arin pun buru-buru mengambil airpods-nya dan membuka YouTube. Dengan berakting seperti ini ia menjadi punya alasan mengapa tidak menjawab saat ayahnya memanggilnya.

 Dengan berakting seperti ini ia menjadi punya alasan mengapa tidak menjawab saat ayahnya memanggilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lalu beberapa saat kemudian, Bagas masuk ke kamar dan melihat Arin sedang menggunakan airpods. "Rin," Arin menoleh. "Tante Lita sudah datang. Yuk, turun."

"Nanggung, nih," tunjuk Arin pada ponselnya.

Ayah mengernyit karena layar ponsel Arin mati. "Kamu nunjukin apa?"

Lalu Arin melihat ponselnya dan ternyata layarnya mati. Arin panik karena takut ayahnya mengetahui kebohongannya.

"Ya sudah. Apa pun yang kamu tonton kalau sudah selesai langsung ke bawah aja."

Arin menghela napas kecil, lega karena ayahnya tidak curiga.

"Bibi udah masakin kita bertiga ayam panggang kesukaan kamu," ujar Bagas.

Arin memicingkan matanya saat ayahnya mengucapkan kata bertiga. Arin merasa kata bertiga yang diucapkan ayah seolah-olah Tante Lita sudah menjadi bagian dari keluarganya. "Ya, nanti Arin langsung ke bawah."

Sejujurnya Arin malas untuk ke bawah. Namun ia juga tidak bisa menolak ayam panggang favoritnya yang telah dimasak oleh bibi. Akhirnya ia pun ke bawah.

Dari ruang tamu, Lita melihat Arin yang turun dari tangga. "Arina!" sapa Lita dengan ramah.

 "Arina!" sapa Lita dengan ramah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Arina EllaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang