60. Song Revision

1K 40 0
                                    

Heyooo! C o m m e n t  nya dungg jangan lupaa :3

🎹 🎹 🎹

Di dalam mobil Arin memiliki perasaan tidak enak karena tadi melihat Rizky bersama dengan Tasya. Padahal waktu itu Rizky marah dengan Tasya yang berpacaran dengan Dika.

Apa Rizky sudah memaafkan Tasya yang berpacaran dengan Dika?

Bila iya, mengapa Rizky tidak memaafkan Arin juga?

"Non," panggil Pak Pram, "kita sudah sampai."

Arin mengerjap dan melihat studio rekaman sudah ada di depan mobil. "Oke, nanti Arin kabari  kalau Arin sudah selesai," ujar Arin.

"Non jangan lama-lama, ya. Pak Pram disuruh untuk mengantar Pak Bagas malam ini," jelas Pak Pram.

Yang tadinya Arin hendak keluar, kini ia menarik pintu mobilnya. "Lho? Ayah mau kemana?" tanya Arin.

"Pak Bagas sama Tante Ita ada rapat di luar kota. Pak Bagas minta Bapak untuk ikut."

Arin mengerutkan dahinya. Lalu besok-besok siapa yang akan mengantarkannya ke sekolah? Duh, pasti Mama Rizky bakal nyuruh Rizky buat nganterin gue, gerutu Arin dalam hatinya.

"Umm.. Ya sudah deh, Pak," kata Arin.

Kemudian Arin keluar dari mobil dan langsung menelepon ayah. Saat telepon tersambung, Arin berbicara, "Ayah rapat berapa hari?" tanya Arin dengan nada sedikit syok.

"Pak Pram udah kasih tahu kamu, ya?" tanya ayah dari seberang telepon, "Baru saja Ayah mau ngabarin kamu. Ayah bakal raker tiga hari."

"Tiga hari?!" seru Arin yang syok, "Ayah, Arin lagi di studio sampai malam. Terus Arin gimana pulangnya? Terus tiga hari besok Arin sekolah di antar dan jemput siapa?" tanya Arin dengan nada mengeluh.

Tidak ada respon dari ayah. Apa sambungan telepon terputus?

"Ayah?" Perasaan Arin mulai tak enak. "Jangan bilang Ayah sama Mama Rizky nyuruh Rizky buat antar-jemput Arin?"

"Awalnya Mama Rizky minta begitu. Tapi karena Ayah tahu kamu sedang bertengkar dengan Rizky, jadi Ayah menolak tawaran itu," jelas Ayah.

"Terus?" tanya Arin lagi.

"Ayah minta Tante Lita untuk menjemput kamu malam ini dan tiga hari kedepan,"  ujar ayah yang suaranya terdengar sedikit terbata-bata. "Nggak masalah, kan?"

Arin menghembuskan napasnya dengan lega. "Thanks God! Ya nggak apa-apa lah, Yah. Lebih baik Tante Lita daripada sama Rizky," tukas Arin sambil memanyunkan bibirnya, meski ia tahu ayah tidak melihat raut wajahnya saat ini dari seberang telepon sana.

"Oke. Kalau begitu Ayah suruh Pak Pram untuk pulang, ya. Biar Tante Lita yang jemput kamu di studio."

"Oke, Yah."

"Ayah packing dulu, ya. Good luck buat lagu kamu, Sayang! I love you!"

"Thanks, Dad. I love you too."

Usai di telepon Arin kemudian mengirim pesan pada Tante Lita, memastikan dirinya akan dijemput oleh Tante Lita.

🎹

Kini Arin masuk ke dalam gedung dan bertemu dengan resepsionis yang waktu itu ia jumpai.

"Arina Ella! Pak Radit sudah menunggu kamu. Langsung ke studio rekamannya saja," ujarnya.

"Oke," jawab Arin yang kemudian berjalan. Saat sampai di depan ruangan yang biasa disebut dapur ruangan, Arin membuka pintu lalu masuk.

Ia melihat Om Radit bersama dengan kru-kru yang kemarin telah berkenalan dengannya.

Arina EllaWhere stories live. Discover now