61. Sorry Arina Ella (1)

1.1K 54 4
                                    

Please jangan jadi silent readers.

Karena ini udah di bab akhir berarti kalian enjoy sama cerita ini, ya kan?😁

So please tinggalin
c o m m e n t juga v o t e kalian!

Luff yaa ❤❤

🎹 🎹 🎹

Arin mulai bingung dengan belakangan hari ini yang selalu mengira Tante Lita adalah bundanya. Bila diperhatikan, bunda dan Tante Lita sekilas mirip.

Mungkin memang tipe perempuan yang ayah sukai adalah seperti mereka, maka itu mereka terlihat mirip.

Contohnya seperti tadi pagi, saat Tante Lita datang ke rumah untuk mengantarnya ke sekolah, ia terkejut karena baju Tante Lita yang mirip dengan bundanya. Meski kikuk, namun Arin tetap mencoba untuk santai.

Ketika sampai di depan sekolah, Arin berpamitan dengan Tante Lita. "Nanti Tante jemput kamu, ya. Jam tiga, kan?" tanya Tante Lita memastikan

"Ya, see you, Tante!"

"See you!"

Kini Arin masuk ke gedung sekolah. Ia merasa tidak sabar dengan janjinya dengan Tante Lita nanti sore untuk merevisi ulang lagu bagian liriknya.

Saat Arin tiba di lorong sekolah, ia melihat Tasya yang sedang bersama Rizky di depan loker milik Rizky. Arin kembali curiga setelah kemarin Rizky membonceng Tasya. Namun ia berpura-pura tidak melihat mereka dan berjalan dengan santai.

Lalu terdengar Rizky yang memanggil Arin. "Arin!"

Seketika Arin diam membeku. Ia menghentikan langkahnya dan menunduk. Apa ia tidak salah dengar? Apa benar itu suara Rizky yang memanggilnya?

Kemudian Arin berbalik dan melihat Tasya yang sudah tidak lagi bersama dengan Rizky. Arin memicingkan matanya pada Rizky. "Lo manggil gue?"

"Iya. Memang di sekolah ini siapa lagi yang punya nama Arin?"

Arin melipat kedua tangannya di depan dada. "Apa?" tanya Arin dengan sinis. Lalu tatapan sinis Arin berubah menjadi bingung setelah melihat Rizky yang kini tersenyum padanya.

"Lo balik lagi bermusik?" tanya Rizky. "Congratulation!"  seru Rizky yang begitu gembira.

Alis Arin kini bertautan. Ia bingung dan marah dalam waktu yang bersamaan. Waktu itu Rizky sudah mengatai dirinya yang tidak-tidak, dan sekarang dia mengapa tiba-tiba memuji. "Apa maksud lo? Gue nggak pernah cerita ke elo," ucap Arin yang kembali sinis.

"Gue dengar dari Tasya kalau lo balik lagi bermusik. Gue ikut senang!" ucap Rizky dengan senyuman yang tidak selebar tadi karena ia sedikit gugup. "Umm, bagaimana kalo pulang sekolah kita rayain ini?" usul Rizky.

Arin mengerutkan dahinya. Kenapa Rizky jadi baik begini? Apa dia sekarang pura-pura atau apa? Bukannya minta maaf! gerutu Arin dalam hati.

"Jadi?" tanya Rizky lagi.

"Apaan sih, Ky? Apa mau lo?!" tanya Arin dengan nada tinggi. Kini mata Arin sedikit berkaca-kaca. "Lo ingat waktu itu ngatain gue apa? Genit dan murahan, hah?! Terus sekarang lo bertingkah seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan ngajak gue keluar?!"

"A-Arin," ucap Rizky dengan lesu sambil mencoba memegang tangan Arin.

"Jangan sentuh gue!" bentak Arin yang kemudian langsung pergi meninggalkan Rizky di lorong sekolah.

🎹

Saat jam istirahat, Dika melihat Arin di kantin yang sedang duduk sendiri. Wajah Arin terlihat lesu dan matanya agak sembab. Sial! Pasti Arin masih ribut dengan Rizky, batin Dika. Lalu Dika pergi menuju kelas sebelas IPA untuk mencari Rizky.

Arina EllaWhere stories live. Discover now