64. Sorry Arina Ella (2)

1K 46 3
                                    

Karena bersahabat denganmu akan membuat perasaanku kembali muncul.


-Arina Ella-

🎹 🎹 🎹

Pagi ini Arin bangun dengan bersemangat karena sarapan pagi ini tidak lagi buatan bibi, namun buatan Mama. Usai memakai seragam Arin buru-buru turun ke bawah. Dari tangga, Arin melihat Mama yang sudah dengan pakaian kerjanya sedang menaruh nasi goreng pada piringnya.

"Gimana, enak?" tanya Lita ketika Arin sudah melahapnya.

"Enak!" seru Arin.

Tak lama setelah nasi goreng Arin habis, bel rumah berbunyi. Arin melihat Bibi di dapur sepertinya sedang sibuk mencuci wajan yang tadi digunakan Mama untuk masak. Akhirnya Arin menawarkan diri, "Biar Arin yang buka saja, Bi."

Arin berjalan menuju pintu rumah. Saat di buka, Arin terkejut melihat Rizky yang tersenyum lebar sambil membawa helm. Helm itu adalah helm yang biasa Arin gunakan bila meminta Rizky untuk mengantarkannya. Dengan segera, Arin menutup pintu dengan membantingnya.

Arin membanting pintu cukup keras sehingga membuat Lita menghampiri pintu rumah. "Ada apa Arin?"

"Ada Rizky di luar, Ma," bisik Arin dengan wajah kesal.

"Oh. Kemarin Mama yang minta," ujar Lita.

Arin membelalakan matanya dan mulai menganalisa. Jadi saat kejadian sepulang sekolah Mama lama berada di luar dengan Rizky ternyata sedang membicarakan ini. "Mama kenapa minta Rizky?"

"Karena Mama tahu kalian harus berbaikan. Benar, kan, kata Mama waktu dulu? Pasti Rizky akan meminta maaf sama kamu. Sekarang saatnya kamu harus membuka hati Arina, sayang," jelas Lita sambil membelai rambut Arin.

"Arin nggak mau. Arin takut, Ma," ringis Arin dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Apa yang kamu takutkan, Arina?"

"Arin takut suka lagi sama Rizky. Arin sudah lelah untuk suka sama Rizky," ucap Arin dengan lemah dan kepala yang ditundukkan.

"Mama nggak minta kamu untuk kembali suka sama Rizky. Cukup memaafkannya saja," jelas Lita sambil tersenyum pada Arin. "Sekarang kamu berangkat dan pulang bareng Rizky, oke? Bicarakan dengan baik-baik," pinta Lita.

Arin mengangguk pasrah dan kemudian berpamitan dengan Mama.

Usai berpamitan, ia membuka pintu dan terlihat Rizky yang sedang menunggu di kursi teras rumahnya. Dengan wajah ketus Arin berjalan ke arah rak sepatu dan memakai sneakers-nya. "Ayo!" ajak Arin pada Rizky dengan ketus.

Rizky tersenyum senang dan memberikan helmnya pada Arin.

Sepanjang perjalanan, tidak ada percakapan yang keluar dari mulut mereka. Rizky sendiri bingung harus memulai perbincangan dari mana.

Ketika sampai di sekolah, Arin melepas helm. Kemudian ia memberikannya pada Rizky lalu buru-buru pergi. Namun sebelum Arin pergi terlalu jauh, Rizky berlari mengejar Arin. "Arin. Nanti pulang sekolah aku mau ngajak kamu ngobrol. Bisa?" tanya Rizky sambil berjalan di samping Arin.

"Hmm," Arin menganggukkan kepalanya.

Rizky tersenyum dan bernapas dengan lega. "Oke, nanti aku ke kelasmu," ujar Rizky.

🎹

Arin merasa bimbang untuk mengobrol dengan Rizky. Entah mengapa ketika jam sudah hampir jam tiga, ia menjadi takut. Aku harus cari alasan, ucap Arin sambil membuka ponselnya diam-diam di bawah meja, karena saat itu pelajaran masih berlangsung.

Arina EllaWhere stories live. Discover now