~~~

Para murid yang mendengar itu langsung menghela nafasnya kecewa karena masih belum mengetahui siapa gadis beruntung yang akan dijodohkan dengan Putra.

Sena, Laila, dan Iren mereka bertiga pun menghela nafasnya dengan kecewa karena gadis itu masih dirahasiakan.

Berbeda dengan Putri, saat ini justeru dirinya malah menghelakan nafasnya dengan lega karena identitasnya tidka terbongkar. Jika seluruh murid tahu bahwa sebenarnya dirinya yang dijodohkan dnegan Putra bisa-bisa dirinya mogok untuk sekolah.

Sudah bisa dipastikan jika mereka semua tahu bahwa sebenarnya gadis yang akan dijodohkan dengan Putra ialah dirinya, pasti semuanya akan mencaci maki dirinya.

~~

"Sudah cukup ya, kami ada urusan mendadak." ujar Jack lalu membawa Putra pergi dari kerumunan para wartawan itu dan berjalan kearah dimana mobilnya parkir.

Para wartawan terus masih mengikuti Putra serta Jack yang berjalan kearah mobil, seakan semua jawaban dari Putra serta Jack barusan belum puas untuk mereka.

"Tunggu sebentar, ada beberapa pertanyaan lagi." ujar salah satu wartawan itu

"Cepat lah masuk kedalam." perintah Jack sambil membukakan pintu mobil penumpang belakang.

Putra mengangguk, dirinya segera masuk kedalam dan duduk. Pintu pun langsung ditutup oleh Jack saat Putra sudah masuk.

Buru-buru Jack masuk kedalam mobil dan duduk dikursi pengemudi lalu melajukan mobilnya dan meninggalkan area sekolah.

~~

Para murid yang menonton barusan langsung bubar karena sudah selesai. Termasuk juga Putri, Sena, Laila dan Iren. Mereka hendak melangkahkan kakinya keluar menuju halte.

Kate yang masih setia berdiri ditempatnya hanya diam sambil menangis dalam diam. Dirinya masih tidak bisa menerima apa pengakuan dari Putra barusan didepan publik.

Tiba-tiba ada Angin yang terasa kencang, sehingga membuat selendang dikepalanya lepas dan terbang. Otomatis para murid langsung menoleh kearah Kate saat merasa selendang itu lepas.

Mereka semua melongo saat mendapati bahwa ternyata Kate sedaritadi berada disini dan menyamar dengan menutupi sebagian wajahnha dengan sebuah selendang tersebut.

Putri, Sena, Laila dan Iren mereka bertiga seketika ikut menghentikan langkahnya saat mendapati sebuat selendang terbang. Mereka ber-empat melongo saat mendapati ternyata orang yang mengenakan selendang tadi ialah Kate.

Putri benar-benar tidak menyadari itu. Kate ternyata sedaritadi berada disini dan ikut menonton. Apa itu artinya dia mendengar semuanya?

Salah seorang wartawan melihat seorang wanita yang dirasanya tidak asing. Wanita itu sedang berjalan mengambil selendangnya yang terbang barusan dan sudah tergeletak di aspal.

"Loh bukan kah dia gadis yang bersama Putra saat dicafe?!" ujar salah seorang wartawan itu sambil menepuk-nepuk bahu teman partnernya bekerja.

"Wah iya iya benar itu dia!"

"Cepat cepat!"

Para wartawan langsung berbondong-bondong kembali menghampiri gadis yang barusan menarik perhatiannya. Gadis yang mirip sekali dengan orang yang bersama Putra saat dicafe.

"Nona kami minta waktunya sebentar,"

"Apa benar anda adalah gadis yang bersama dengan Putra saat dicafe itu?"

Kate yang tiba-tiba dikerumuni oleh para wartawan langsung menegangkan tubuhnya. Dirinya bingung harus menjawab apa.

Putri dibuat melongo lagi saat para wartawan itu mengerumuni Kate begitu saja dan melontarkan beberapa pertanyaan.

"Tolong beri kejelasannya, apa benar anda teman lamanya dari anak seorang Billionaire itu?"

"Mengapa anda menciumnya begitu saja? terlihat sekali dari foto yang beredar bahwa anda yang sepertinya mencium Putra duluan."

Kate menelan salivanya dengan kaku. Dirinya hanya melirik satu persatu wartawan yang ada dihadapannya ini.

"Benar apa yang dikatakan Putra tadi. Saya dan dirinya hanya teman lama." jawab Kate berbohong

Sakit sebenarnya saat berbicara seperti itu, tetapi mau bagaimana lagi? bukan kah ini demi kebaikan mantan kekasihnya itu?

"Lalu kenapa anda bisa satu sekolah dengannya?"

"Anda mengenakan seragam sekolah ini, itu artinya anda satu sekolah juga dengan Putra."

Kate mengangguk kaku, "Iya saya dan dia memang satu sekolah."

"Lalu mengapa saat dicafe anda menciumnya begitu saja?"

Kate hanya diam karena dirinya bingung harus menjawab apa.

"Tolong jawab Nona,"

"Kami butuh informasi yang lengkap dan jelas,"

Kate menoleh kearah belakangnya, dilihatnya sepi, hanya ada beberapa murid yang menonton saja. Tidak ada seorang pun wartawan yang berdiri dibelakangnya lagi karena mereka sudah berpindah menjadi dihadapannya setelah dirinya menjawab pertanyaan. Ini adalah kesempatannya untuk segera berlari dan kabur.

Dengan gerakan cepat Kate berbalik lalu berlari dengan cepat untuk menghindar dari para wartawan itu. Dirinya bersembunyi dibalik bilik toilet yang tidak memungkinkan para wartawan itu mencarinya kedalam sini.

Dada Kate naik turun, nafasnya terengah-engah. Dirinya hanya bisa diam dan mengumpat di balik bilik toilet seorang diri.

.
.
.
TBC

Putra, Putri, & Perjodohan [END]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz