MP #16

2.4K 566 130
                                    

To make difference

In someone life

You don't have to be briliant, rich, beautiful or perfect

You just have to be care

***

Yui berusaha memertahankan senyumnya di hadapan seorang wanita paruh baya yang kini sedang menatapnya seolah mengamati dari ujung kaki hingga ujung rambutnya.

"Kalian sudah berpacaran berapa lama?" Ujar wanita itu membuka suara, sontak membuat Yui gelagapan dan melirik ke arah Ryu.

"Baru lima bulan, bu," jawab Ryu terdengar meyakinkan.

"Bagaimana kalian bisa bertemu? Teman satu kampus?"

"Jadi begini bu.."

"Biar Yui yang jawab, dari tadi kau terus yang bicara."

Yui merasakan jantungnya berdetak kencang, karena kejadian ini tak pernah mereka perkirakan sebelumnya, ibu Kang Ryu bertanya ini dan itu, dan itu membuat Yui takut kalau-kalau kebohongan mereka terbongkar jika cerita Ryu dan dirinya bertolak belakang.

"Dia pendiam bu, Yui memang tak banyak bicara," ujar Ryu mencoba menyelamatkan suasana karena dari tadi mata Yui sudah bergerak kesana dan kemari seperti orang yang berpikir keras.

"Pendiam bukan berarti dia bisu kan?"

"Kami bertemu di supermarket, Ryu membantuku membawa belanjaanku yang terlampau banyak jika di angkat seorang diri." Entahlah ibu Ryu mau percaya atau tidak, alasan itu terlintas karena Yui mengingat salah satu adegan dalam novel yang dia baca.

Wanita paruh baya itu terlihat mengangguk-anggukan kepalanya, membuat Yui dan Ryu bernafas lega.

Ibu Ryu memang terlihat agak menakutkan tapi setelah menemaninya berkeliling beberapa saat ternyata semua dugaan Yui salah. Ibu Ryu adalah orang yang baik, beliau suka bercerita dan memanggil Yui dengan sebutan nak.

Kang Ryu yang terpaksa meninggalkan Yui bersama ibunya karena urusan penting berjanji akan menjemput mereka jika sudah selesai berbelanja.

"Yui, menurutmu lebih bagus yang tosca atau pink?" Ibu Ryu menunjukkan dua mini dress cantik dengan model yang sama namun berbeda warna.

"Dua-duanya terlihat bagus, untuk adik Ryu?" Tanya Yui sambil memperhatikan dua baju itu.

"Iya, dia agak pemilih masalah warna."

"Aku pikir warna tosca akan cocok, karena warna pink terlalu girly, Ryu pernah bercerita kalau adiknya tidak terlalu feminim."

"Ah kau benar, kalau begitu aku akan ambil warna tosca saja." Kemudian ibu Ryu pun berlalu ke arah kasir.

Yui menunggu ibu sambil melihat lihat baju yang tergantung di rak besi, rasanya sudah agak lama dia tidak membeli baju baru sendiri. Karena Chanyeol suka membelikannya oleh-oleh berupa baju kalau pria itu pergi ke luar negeri.

Ibu Ryu datang menghampirinya setelah selesai menbayar, "ini untukmu," ucap beliau sambil menyerahkan satu paper bag ke arah Yui.

MEDIA PLAY Where stories live. Discover now