MP #15

2.9K 566 123
                                    

I break my own heart

And use those pieces

To fix yours

And that is my problem

***

Yui menunduk sambil meremas kedua tangannya yang dingin, di sebelahnya Woo Jin sedang menatapnya dari balik kemudi.

Sudah lima belas menit mereka berada di dalam mobil setelah Woo Jin membawanya ke dokter dan Yui bersikeras menolak untuk rawat inap.
Yui tau bahwa saat ini Woo Jin sedang mempersiapkan kata-kata untuk menyerangnya, tidak bisa di pungkiri,Woo Jin itu lulusan kedokteran, dia tau apa yang sedang menimpa Yui dan itu membuat Yui yakin bahwa dirinya tak bisa lagi mengelak kali ini.

"Sudah berapa lama?"

Bahkan suara pria itu terdengar sangat dingin dan menakutkan.

"Jangan hanya diam Yui, aku sedang bertanya padamu." Nada bicaranya meninggi.

Yui semakin meremas kedua tangannya, "a-aku mengetahuinya lima bulan yang lalu," balas Yui terbata.

"Dan kau hanya diam tanpa berusaha? Aku bahkan yakin kalau orang tua mu tidak tau sama sekali."

Woo Jin begitu memahami dirinya dan Yui tidak suka itu. Yui hanya menggigit bibir bawahnya lalu memejamkan mata, dirinya merasa seperti maling yang sedang di interogasi di kantor polisi.

"Aku benar lagi, kan?"

"Aku tidak ingin menyusahkan banyak orang, aku sudah tau dengan jelas bahwa orang dengan penyakit kanker hanya sebagian kecil yang bisa selamat dan itu pun setelah mereka menghabiskan uang yang banyak. Dan aku juga yakin bahwa sebagian kecil itu tak termasuk diriku di dalamnya."

Yui merasakan tatapan Woo Jin yang semakin tajam dari sebelumnya. Pria itu pasti sangat marah atas sikap pesimisnya barusan, Yui mengerti bahwa dalam hidup kita harus memiliki banyak semangat, banyak berpikir positif, tidak mudah menyerah. Tapi bukankah kita juga harus membuka mata pada realita? Semangat dan pikiran positif saja tidak cukup untuk menyelesaikan semua permasalahan hidup.

Dan Yui berpikir masalah dalam hidupnya seperti lorong sempit dan gelap yang berada ratusan meter di bawah tanah, bukankah itu sangat tidak mungkin akan ada cahaya yang masuk untuk menyelamatkannya.

"Lalu apa rencana mu selanjutnya? Membiarkan penyakitmu? Lalu mati dengan perlahan tanpa ada orang yang tau?"

"Itu terdengar bagus."

"YUI !!! " bentakan Woo Jin membuat Yui berjengit kaget.

Suara pria itu seperti menggema di dalam mobil yang sempit.

"Tak bisakah kau memikirkan hidupmu dengan benar? Hidup itu bukan mainan, diluar sana orang berlomba-lomba memperjuangkan hidup mereka sedangkan kau... lihat apa yang kau lakukan sekarang? Kemana perginya gadis dengan mimpi besar yang aku temui beberapa tahun yang lalu?"

Perkataan Woo Jin membuat Yui menutup wajah dengan kedua telapak tangannya, semua yang pria itu katakan benar, dirinya pun sedang mencari kemana perginya gadis bermimpi besar yang ada dalam dirinya dulu, semua yang dia alami membuatnya kehilangan banyak hal termasuk dirinya sendiri.

Seketika Woo Jin merasakan iba saat melihat bahu gadis itu bergetar, samar-samar diikuti suara isakan tangis yang tertahan.

"Aku harus apa Woo Jin," suaranya terbata, "apa yang harus aku lakukan sekarang?"

MEDIA PLAY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang