MP #5

3.3K 658 94
                                    

Ketika kata-kata tidak berdaya
Dia tidak mencoba
Dan aku juga

Kami sama apa adanya

Dia hanya dia,
Aku hanya aku,
Begitu juga kami, cuma kami.

*lang leav

***

Chanyeol mengerjapkan matanya perlahan, tubuhnya terasa kaku karena sungguh tadi malam dia tidur tanpa banyak bergerak untuk menghindari terjatuh dari ranjang single bed milik Yui yang mengharuskan mereka tidur seperti saling menempel.

Gadis itu masih tertidur lelap, dipelukannya.

Membuat Chanyeol tersenyum karena ini adalah kali pertama Yui mengizinkannya untuk tidur berdua seperti ini, benar-benar tidur, tidak lebih dari itu.

Memangnya apa yang akan mereka lalukan di dalam kondisi Yui yang tiba-tiba berada dalam mood yang buruk, gadis itu menangis cukup lama tanpa Chanyeol tau apa penyebabnya.

Ah Chanyeol tau, mungkin Yui berada dalam masa mengerikan, yaitu PMS. Penyakit bulanan wanita yang membuat para pria seperti dirinya harus ekstra bersabar.

Chanyeol memindahkan kepala Yui yang berada di dadanya perlahan, dia tak ingin mengusik tidur kekasihnya yang terlihat begitu nyenyak. Mata gadis itu masih terlihat sedikit sembab tentu saja. Gadis itu juga sedikit menggeliat seperti terusik saat Chanyeol membuat pergerakan untuk meraih guling yang berada di bawah ranjang.

Oh ya, tadi malam Yui benar-benar menjadikan Chanyeol seperti guling. Mungkin gadis itu tidak sadar saat kakinya berada di atas perut Chanyeol, tangan Yui juga memeluk lehernya dengan erat. Tapi Chanyeol menikmati semua itu, mereka mejalin kasih sudah satu tahun lebih dan ini adalah pertama kali Yui membiarkannya untuk tidur bersama seperti ini. Tentu saja setelah perdebatan dan Chanyeol yang bersikeras untuk tidur di sebelah Yui karena sungguh gadis itu terlihat buruk tadi malam.

Chanyeol berdiri dan berjalan menuju pantry, membuka kulkas untuk melihat apa saja yang bisa dia gunakan untuk membuat sarapan.

"Ck ck ck, kenapa hanya ada telur dan air mineral disini?"

Mau tidak mau Chanyeol mengambil dua butir telur, memecahkannya di atas mangkuk lalu mengocoknya dengan sedikit garam. Omelete, memangnya apalagi yang bisa dia buat dengan telur ini.

Chanyeol juga menbuka pintu lemari pantry, meraih satu toples bertuliskan susu bubuk dengan spidol hitam, antara lucu dan heran, kenapa Yui memberikan nama pada tiap toplesnya. Apakah begitu susah membedakan gula, garam, dan bubuk cabai?

Tapi Chanyeol tak mau ambil pusing, dia hanya ingin membuatkan susu untuk Yui kemudian menaruhnya di atas meja berserta omelete buatannya agar saat Yui terbangun nanti gadis itu bisa langsung sarapan.

Setelah selesai dengan kegiatan membuat sarapannya Chanyeol kembali masuk ke dalam kamar, membuka lemari untuk mengambil hoodie beserta dompetnya. Dia akan pergi ke mininarket yang ada di ujung jalan untuk membelikan bahan makanan Yui yang sepertinya banyak yang habis, bahkan saat mencuci wajahnya di kamar mandi saja Chanyeol melihat botol shampoo sudah berada di posisi terbalik, entah karena Yui belum sempat membelinya atau memang gadis itu malas berbelanja.

Chanyeol sempat melihat ke arah Yui yang masih setia memeluk gulingnya. Entah hanya perasaannya atau tidak, gadis yang dia akui adalah miliknya ini membuat begitu banyak perubahan. Yui jadi pribadi yang sedikit tertutup, dia tidak menceritakan apapun sebelum Chanyeol yang bertanya, dari dulu Yui memang pendiam tapi Chanyeol merasa bahwa tingkat pendiam kekasihnya naik satu tingkat lebih tinggi.

MEDIA PLAY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang