SnT | Chapter 35 - Will Never

Mulai dari awal
                                    

Rafael merogoh saku celananya saat merasakan getaran dari ponselnya. Pria itu lantas memeriksa pesan yang masuk ke email-nya. Mata Rafael menggelap dan rahangnya menegang kala membaca isi e-mail itu.

"Rafael?"

Rafael memasukkan ponselnya dengan cepat ke dalam saku celana, lalu menatap seseorang yang memanggil namanya.

"Sedang apa kamu di sini, R? Siapa yang sakit?" tanya Ruby penasaran.

"Tidak ada yang sakit," bohong Rafael.

"Jadi, untuk apa kamu di depan toilet perempuan?"

"Victoria sedang di dalam," ucap Rafael tenang.

Ruby menganggukkan kepalanya. "Oh, ya! Bagaimana hubunganmu dengan Victoria?"

Rafael tersenyum simpul. "Hubungan kami sangat baik."

Ruby hanya menganggukkan kepalanya. "By the way, soal perjodohan kita..."

"Itu tidak akan pernah terjadi, Ruby. Kamu tahu itu," ucap Rafael penuh penekanan. Matanya kini telah menatap Ruby tajam.

Ruby menelan salivanya kasar. "Iya, aku tahu. Aku hanya"

"Jangan berharap lebih dariku," potong Rafael. "Sejak awal kamu sudah tahu siapa yang ku cintai."

Ruby terkekeh kecil. Berpura-pura seolah perkataan Rafael tidak memengaruhinya. Kenyataannya hatinya justru merasa sakit. Ruby memang sudah tahu jika tidak ada harapan untuk mereka, namun perasaaan sialan itu tetap saja muncul setiap kali mereka bersama.

"Ms. Tyson?"

Ruby langsung menoleh ke arah Vic saat wanita itu memanggilnya. "Hai, Victoria!"

"Sedang apa di sini?" tanya Vic dengan kening berkerut dalam.

"Aku sedang menemani Alody. Asam lambungnya kambuh," jawab Ruby sekenanya.

"Lalu, apa yang kalian bicarakan di depan toilet perempuan? Tampaknya sangat serius."

"Kamu sudah selesai?" tanya Rafael. Berusaha menghindari pertanyaan Vic.

"Sudah," ucap Vic sambil menganggukkan kepalanya.

"Kamu sebaiknya kembali pada Alody, takutnya dia sudah selesai dan mencarimu," ucap Rafael tanpa menoleh pada Ruby.

Ruby hanya menatap Rafael sekilas, lalu kembali pada Vic dan tersenyum kecil. "Dia mengusirku, padahal sudah lama kita tidak bertemu."

"Maafkan dia, Ms. Tyson."

Ruby menggeleng. "Tak masalah. Lain kali aku akan menghubungimu. Banyak hal yang perlu kita bicarakan."

Vic menganggukkan kepalanya, lalu berkata, "Baiklah."

Ruby kembali menatap Rafael. "Sampai jumpa, R."

Rafael tidak merespon. Dia malah beralih memeluk pinggang Vic dengan satu tangan dan merapatkan tubuh mereka.

Ruby yang melihatnya tidak mengatakan apa-apa. Dia sadar jika Rafael hanya tengah mempertegas ketidakmungkinan di antara mereka. Maka dari itu, dari pada bertambah sakit hati, Ruby segera pergi meninggalkan mereka berdua.

Suit and Tie | ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang