ICE PRINCESS ❄ 28 | Penilaian (2)

210K 13.2K 653
                                    

"Penilaian hati ada bukan untuk menunjukkan betapa sempurnanya sebuah hati. Tapi ia datang memberi sedikit duri untuk menunjukkan seberapa kuat hati yang kau miliki."

ㅡ ICE PRINCESS ㅡ

.


"Ray, apa bener kemarin ada bunga-bunga di meja lo? Serius? Kok gak bilang ke gue sih?" Cerocos Billa selepasnya dari kantin. Ia tak sengaja mendengar gosip terhangat Arjuna dan Raya dari kawan-kawannya di kelas sebelah. Alhasil, ia segera mencari Raya yang rupanya masih setia berada di kelas seorang diri untuk menanyakan kebenarannya.

"Iya, anonim." Singkat Raya.

"Tuh orang gak punya otak atau gimana sih? Pengen bunuh lo perlahan apa ya? Gila tuh orang sumpah! Kalo sampe gue nemu pelakunya, gue plintir tuh lehernya. Awas aja!" Ucap Billa yang tak habis pikir dengan sang pengirim bunga.

Raya menggeleng kecil.

"Eh, Ray. Tumben tuh si Galangkung gak nyamperin lo?" Billa membuka satu bungkus jajan yang ia bawa dari kantin.

Raya mengangkat turunkan bahunya sebagai jawaban. Billa berdecak. "Like usually,"

"Belajar mulu, gak laper?" Raya menggeleng. "Bentar lagi UTS."

"Yaelah, masih dua minggu lagi kali Ray. Santai aja, lo pasti yang dapet tempat pertama kok. Gak usah seserius itu, lo juga butuh refreshing bentar."

"Lo kayak gak kenal bokap gue aja,"

Jawaban Raya membuat Billa mati kutu. Lalu menyengir. "O iya, gue lupa. Om Ferdi emang nakutin kalo menjelang ujian kayak gini. Sabar ya, semangat juga!" Ucap Billa menyemangati Raya.

Raya mengangguk kecil lalu menghela napas beratnya. "Makasih ya,"

Billa memasang senyum terbaiknya sebelum Raya kembali memalingkan wajah ke buku, senyum itu pudar dan berganti senyuman miris. Mengenal Raya cukup lama dan mengetahui sebagian dari kisah Raya saja sudah membuatnya ikut meringis. Lalu bagaimana dengan gadis itu sendiri? Billa tak bisa membayangkan jika hal itu terjadi pada dirinya.

Ray, jangan pernah nyerah. Gue selalu ada di sini buat jadi salah sau pegangan lo kalo suatu saat kaki lo mulai tumbang.

Billa menatap Raya sekali lagi.

Gue harap, lo gak akan pernah nyerah sama keadaan.

❄❄❄

Panik.

Satu kata itu mewakili perasaan Raya sekarang ini. Dan itu juga berefek pada Billa yang saat ini tengah menemaninya.

"Gimana? Belum ketemu juga celana olahraga lo?"

Gigitan pada bibir bawah dan gelengan kecil Raya menjawab semua pertanyaan Billa.

"Tapi yakin gak ketinggalan kan?"

"Yakin lah Bil, kan kemarin lo yang liat sendiri gue naruh baju itu di loker."

Raya dan Billa terus mencari bahkan hingga ke kelas, gudang, dan menanyakannya pada murid-murid yang melewati mereka. Namun percuma. Mereka tak kunjung menemukannya.
"Aduh, siapa sih yang usil nyembunyiin celana olahraga lo?"

"Ada apa?"

Billa terlonjak kaget saat sebuah suara tiba-tiba datang di tengah kepanikan mereka.

ICE PRINCESS • (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang