ICE PRINCESS ❄ 14 | Senyuman Otomatis

239K 14.2K 136
                                    

"Banyak hal yang membuat bibir ini tersenyum. Tapi ketahuilah, satu diantara hal itu, hanya kamu yang membuatnya selalu hadir tanpa ada syarat apapun."

ㅡARJUNAㅡ

.

Setelan putih bersih telah melekat apik di tubuh Arjuna. Tak lupa tambahan sabuk hitamㅡyang menjadikan orang-orang berpikir dua kali untuk melawannyaㅡjuga telah melingkar kuat di perut.

Arjuna melangkah ke inti lapangan indoor dan bergabung dengan kelompoknya.

Kira-kira 7 bulan. Arjuna telah resmi bergabung dengan ekstrakulikuler ini. Menjadi kebanggaan sekolah yang juga membawa namanya melambung karena prestasinya yang berhasil mencetak juara 1 berturut-turut.

Semua itu tak luput dari ketertarikannya akan karate semenjak SMP. Arjuna yang selalu mengintip ruang karate saat jam pulang sekolah, Arjuna yang diam-diam selalu berlatih sendirian di kamar hingga beberapa kali menghancurkan benda-benda bersifat kaca karena kaki tak sengaja menyenggolnya, dan Arjuna yang selalu menolak untuk diajak latihan karate dengan guru tetapi hati selalu berkata ingin. Malu-malu tapi mau.

"Juna, tolong praktekkan satu gerakan awal untuk adek kelas kamu."

Arjuna mengangguk dan berjalan ke depan barisan. Ia mengedarkan pandangan dengan senyuman, menyambut adik kelas yang baru saja bergabung.

Tak hanya laki-laki, di sana terdapat pula perempuan. Tentunya, dengan berbagai alasan mereka yang berbeda-beda.

Mungkin ada yang bersungguh-sungguh ingin bergabung ataupun hanya menjadikan alasan untuk mendekati Arjuna.

Bukan Arjuna pecaya diri, tetapi itulah faktanya. Terlihat dari cara mereka yang berlagak sok anggun bak putri kerajaaan atau pun berlagak imut seperti kucing kecil.

Mungkin bagi mereka itu dapat menarik perhatian Arjuna. Tapi di mata Arjuna, sungguh menjijikan.

Arjuna mulai meragakan gerakannya. Membuat mata yang melihat, menatapnya dengan kagum.

Tepuk tangan dari semua menandakan berakhinya gerakan itu.

Arjuna membungkuk terima kasih lalu berjalan kembali ke barisan satu angkatannya.

Latihan karate berjalan dengan lancar.

Setelah mengusap peluh dengan handuk putih yang disampirkan di pundak, ia bergegas mengganti setelan serba putih itu dengan celana training dan kaus hitam bertuliskan 'peace' di bagian tengah.

"Semuanya, gue duluan ya!"

"Yo, bos!"

Sepatu olahraga berwarna merah itu bergerak bergantian melewati setiap petak lantai. Sambil bersiul menyesuaikan lagu di earphone, mata itu menatap kanan kiri kelas-kelas kosong.

Hari ini hari Sabtu. Hari libur yang dikhususkan untuk hari ekstrakulikuler. Maka dari itu, kelas kosong seperti ini bukanlah suatu hal yang baru.

Jacob Latimore terus bernyanyi dengan lagunya Heartbreak Heard Around The World. Membuat kedua telinga yang mendengar lantas mengangguk-angguk.

Mata Arjuna menyipit saat pandangannya menemukan sesuatu yang juga membuat langkah kaki terhenti seketika.

Ia mendekat ke jendela ruangan khusus kelas mading. Memperhatikan gerak-gerik seorang gadis, si penyebab gerakannya terhenti.

Secara otomatis, kedua ujung bibir merah itu terangkat. Arjuna sendiri tak tahu alasan mengapa setiap kehadiran gadis itu selalu bisa membuat senyumannya hadir tanpa aba-aba. Seperti kutub magnet selatan yang bertemu dengan kutub utara.

ICE PRINCESS • (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now