ICE PRINCESS ❄ 18 | He is Back

231K 13.5K 490
                                    

"He is so annoying but his presence giving my life a little bit colourful. Just a bit. Oke?"

ㅡ RAYA ㅡ

.

Mata itu membuka secara perlahan. Membiarkan cahaya masuk, memaksa menembus hingga si pemilik retina mengerjap.

Tangan lemahnya bergerak mematikan alarm. Enggan bangun, ia memutuskan untuk kembali berbaring menghadap tembok. Memeluk guling erat seakan takut akan direbut.

Problematika yang terus berkecamuk di kepala terasa menekan dan membuatnya ingin lari dari kenyataan. Tapi, percuma ia memilih lari. Karena sejauh apapun jarak yang ia ambil, tak akan membuat isi otaknya tenang.

Tak sadar, Raya terus menerawang tembok di depannya. Seakan-akan di sanalah ia dapat menemukan jawaban atas kegundahan hatinya.

Ceklek

"Raya kusayangggg!"

Raya tersentak karena teriakan membahana itu. Meski mengenali siapa pemilik suara itu, kepala terasa enggan untuk sekedar berputar beberapa derajat.

"Elah Ray masih sama aja lo ke gue, gue pulang nih, lo gak kangen?"

Laki-laki dengan surai hitam itu mendekati ranjang Raya. Ia duduk dengan sesekali mencolek bahu Raya agar si empu mau menatapnya.

"Ayam udah berkokok, matahari udah terbit, tapi lo masih aja tiduran di kasur. Indonesia mau jadi negara apa kalo isinya manusia kayak lo semua?"

Raya menutup telinga, "berisik!"

Laki-laki itu tertawa kecil. "Ray bangun dong, lo serius gak mau liat muka ganteng gue yang gak pernah luntur malah makin kece badai ini?"

Gemas kian tak di saut, ia merebut guling dari pelukan Raya. Yang akhirnya membuat gadis itu membalikkan badan dengan tampang wajah suram. Dan laki-laki itu hanya menatap Raya dengan setengah bergidik.

"Are you okay?"

Sungguh, penampilan Raya kali ini sangat jauh dari kata anggun. Rambut acak-acakan, wajah pucat, hidung memerah, dan mata membengkak. Yah, meskipun masih sama cantik di matanya. Atau bahkan semakin cantik setelah satu tahun ia tinggal?

Tunggu.

"Lo abis nangis?"

Mendadak raut wajah laki-laki itu berubah khawatir. "Atau lo sakit?"

Pupil Raya melebar saat sebuah dahi lain mendarat di dahinya beberapa detik.

"Panas. Lo demam. Gue ambilin kompres sama obat dulu," ucap laki-laki itu sebelum beranjak.

Yang Raya lakukan hanya pasrah dan menatap langit-langit kamar dengan pandangan kosong.

"Kebanyakan ngelamun ntar kesambet lho,"

Ia meletakkan baskom kecil dengan handuk terendam di nakas. Serta air putih yang juga ia bawa dari dapur. Lalu kembali hilang beberapa menit dan datang dengan membawa semangkuk bubur hangat yang baru saja dibuat oleh Bi Edah.

"Ayo bangun, makan dulu terus minum obat, baru tidur lagi." Raya menurut. Ia mencoba bangun dengan dibantu oleh laki-laki itu.

Beberapa suap bubur berhasil ia telan. Meski menyisakan setengah, setidaknya perut sudah terisi. Laki-laki itu kini membantunya untuk meminum obat. Setelah obat masuk melalui kerongkongan, ia membantu Raya berbaring.

Raya kembali membuka mata saat merasakan sesuatu yang basah menyentuh keningnya. Rupanya, laki-laki itu baru saja meletakkan handuk basah itu di sana.

ICE PRINCESS • (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now