"Unch, makin cantik aja pacar gue sekarang hahahaaa," Ledek Dito setelah Aura menerima panggilan Videonya. Aura tidak menjawab, ia hanya memangku wajahnya dengan satu tangan sambil memandangi wajah Dito dilayar ponselnya.

"Kenapa? Ngantuk?" Tanya Dito setelah memperhatikan wajah Aura. Sepertinya dia lelah. Apa Dito mengganggunya?

"Nggak kok, belum ngantuk." Dito menghela nafas lega setelah mendengarnya. Kemudian kembali fokus pada layar ponselnya. Dito tidak bohong, malam ini Aura terlihat sangat cantik. Apa karena dia rindu sampai berlebih seperti ini? Dasar Dito! Padahal baru tadi sore mereka bertemu, kenapa dia sudah rindu?

"Oiya Dit, besok jadwal pemotretanku yang pertama, kamu ingetkan?" tanya Aura, barangkali Dito lupa.

"Iya, inget kok. Jam lima kan?"

"Iya, jam lima. Kamu jadi nganter apa enggak?" tanya Aura lagi.

"Jadi dong. Waktu berdua sama pacar itu nggak boleh dilewatin sedikitpun hahaaaa," Dito tertawa lepas, Aura juga ikut tertawa.

Hening beberapa saat.

"Udah ngantuk? Yaudah gih, sana tidur," Aura terlihat sayu, sepertinya dia memang lelah dan butuh istirahat. Rasa rindu Dito juga sudah terobati ketika melihat Aura tertawa tadi. Dito senang, jika karenanya lah Aura bisa tertawa. Dito berharap jika ia selalu bisa membuat Aura tertawa, bukan menangis. Semoga hubungannya dan Aura akan selalu baik-baik saja.

"Iya, aku tidur duluan ya. Ngantuk banget soalnya. Tumben perhatian? Biasanya enggak." tanya Aura ragu. Dito hanya tertawa geli menanggapinya.

"Gapapa, lagi baik. Udah gih, sana tidur. Udah jam sepuluh, mimpi indah ya sayang. Jangan lupa gosok gigi nya hahahaaa" Dito mengingatkan.

"Iyaa, nggak lupa kok. Makasih udah ingetin,"jawab Aura singkat. Terlihat jelas, bahwa sekarang dia tengah menahan kantuk. Dito sampai tidak tega melihatnya.

"Tidur yang nyenyak ya, see you besok pagi. Good night , gue sayang lo, Ra."

"Night too pacal ketayangan. Aku juga sayang kamu, love you sayang. Udah ya aku tidur, kamu juga buruan tidur. Udah malam, bye " Aura mengakhiri panggilan itu. Padahal Dito belum sempat menjawab kata-kata romantisnya tadi. Ah, dasar Aura! Untung Dito sayang.

Ditempat lain, Dito terus mengingat setiap kata yang diucapkan Aura tadi. Sayang? Love you? Benarkah? Rasanya Dito belum percaya. Auranya benar-benar berubah? Oh, yaampun Dito makin sayang padanya.

"Gue lebih sayang sama lo, Ra. Dulu, sekarang, dan gue harap sampai selamanya. Semoga hubungan kita selalu baik-baik aja ya, semoga kita bisa percaya satu sama lain. Dito mu ini sangat menyayangimu," kata Dito sebelum akhirnya tidur

------------------------

"Tau gini gue nggak usah ganti baju. Ngapain pake baju olahraga kalo Pak Bambang aja nggak dateng," omel Riri panjang lebar. Aura, Safa, Lissa mengangguk setuju.

Saat ini mereka sedang berada dilapangan basket sambil melihat Dito dan yang lainnya bermain basket. Seharusnya saat ini pelajaran olahraga. Tapi karena gurunya tidak datang, jadi mereka bebas. Aura suka ini. Dia benci olahraga, menurutnya olahraga itu melelahkan. Meski itu alasan yang tidak masuk akal.

"Ganti baju yuk," ajak Safa. Aura, Riri, dan Lissa mengangguk setuju. Ketika mereka berniat untuk beranjak, tiba-tiba.

"RAAAAAA!!!" teriak Safa, Riri, dan Lissa bersamaan. Aura menoleh, tapi belum sempat ia menatap mereka, sebuah bola sudah lebih dulu mendarat tepat dikepalanya. Spontan Aura langsung tersungkur dan tidak sadarkan diri. Safa, Riri, dan Lissa serta beberapa orang lainnya yang melihat itu segera menghampirinya.

REALLY?Where stories live. Discover now