"Harusnya kau menahanku"

"Jika aku menahanmu dan memaksamu, aku takut akan kehilanganmu. Aku sudah pernah melakukannya dan hampir kehilanganmu. Aku tak ingin mengulanginya"

Kyungsoo melepas pelukannya. Ia menatap mata Jongin. Mata yang selalu menatapnya tajam dan ada rasa asing didalam mata itu. Jongin memajukan wajahnya. Hembusan nafasnya dan nafas Kyungsoo menyatu. Sudah lama ia tak merasakan kehangatan ini.

Kyungsoo yang tau apa yang akan dilakukan Jongin langsung menutup matanya. Deru nafasnya semakin cepat saat kehangatan nafas Jongin menyentuh kulit wajahnya. Jongin menyatukan bibirnya dengan bibir Kyungsoo. Keduanya menikmati saat bibir mereka menyatu. Berbagai kehangatan dan sengatan listrik menyatu. Mereka bisa merasakan jika mereka saling membutuhkan satu sama lain. Rasa mendamba itu mengalir disetiap sentuhan bibir yang terjalin.

Jongin terus memanggut bibir Kyungsoo. Ia sangat merindukan Kyungsoo. Berbagai macam hal membuatnya sangat merindukan gadis ini. Jongin menarik pinggang Kyungsoo agar semakin rapat dengan tubuhnya. Keduanya sangat menikmati momen intim mereka. Bagaimana Jongin memperlakukan Kyungsoo dengan lembut membuat Kyungsoo semakin terbuai. Ia merasa jika Jongin memang menginginkannya.

Jongin melepaskan pagutannya. Ia menatap Kyungsoo yang tengah tersipu. Ia menyukai gadisnya yang memerah ini. Kyungsoo membuka matanya dan mendapati Jongin menatapnya dalam. Tanpa sadar ia tersenyum kearah Jongin dan membuat Jongin tertegun.

"Jangan lagi lari dariku. Bila aku membuat kesalahan tolong beritahu dan jangan menjauh"

Kyungsoo mengangguk.

"Terima aku apa adanya. Dan jangan pernah menolak anakmu"

"Tentu saja. Aku akan mencoba menerimanya. Oleh karena itu bantu aku"

Kyungsoo tersenyum senang. Ia memeluk tubuh Jongin lagi dan menghirup aroma yang telah hilang dalam benaknya. Untung saja ayah Jongin memintanya untuk kembali ke Korea. Ayah Jongin bahkan sudah memesankan tiket ke Korea keesokan paginya agar ia bisa menyusul Jongin. Jujur saja jika ia sangat ingin berada didekat Jongin tapi egonya menolak. Dan setelah ia pikirkan ternyata ia maupun Jongin memiliki ego yang tinggi dan tak ada yang mau mengalah.

"Kau pasti lelah. Istirahatlah"

Jongin menuntun Kyungsoo ke ranjang dan tak lupa menyalakan lampu yang berada dinakas meja sebelah ranjangnya. Setelah memastikan Kyungsoo duduk, Jongin berjalan kearah pintu dan menutupnya. Ia sengaja tak menghidupkan lampu utama karena ia ingin berbicara sesuatu dengan Kyungsoo dan tak ingin wajahnya yang lemah dilihat gadisnya.

"Kenapa lampunya tak dihidupkan?" tanya Kyungsoo menyuarakan isi kepalanya.

Jongin menghampiri Kyungsoo dan duduk disebelahnya. Ia menarik Kyungsoo hingga bersandar dibahunya. Kyungsoo sangat nyaman berada didalam dekapan Jongin.

"Aku ingin bercerita sesuatu"

"Apa itu?"

Kyungsoo mendongak menatap wajah Jongin. Walaupun cahaya yang berada disekitarnya hanya temaram tapi ia masih bisa melihat ekspresi Jongin sedekat ini.

"Saat aku tertidur panjang aku mengalami mimpi. Dan mimpi itu mimpi buruk untukku"

Jongin membalas menatap Kyungsoo dan tersenyum tanggung.

"Pertama aku menemukanmu bersama dengan seorang anak. Anak itu sangat lengket denganmu. Sampai aku merasa tak suka dengan kedekatanmu dengannya. Aku mencoba memisahkanmu dengannya. Tapi anak itu menangis kencang saat aku mendekatimu. Dan kau memilih anak itu dibanding aku. Kemudian kau pergi menghilang walaupun aku sudah memanggilmu berulang kali. Aku mengejarmu tapi kau sedikitpun tak menoleh"

I Dont Need A Man (Season 1)Onde histórias criam vida. Descubra agora