Twenty

4.9K 512 39
                                    

Jongin menegak minumannya sekaligus. Ia letakkan gelasnya sedikit keras hingga menimbulkan suara yang cukup keras. Sang bartender melirik kearah Jongin tanpa ingin bertanya apapun. Jongin menghela nafasnya. Ia sudah cukup mabuk malam ini. Tapi ia masih ingin berada di club.

Jongin memang lebih sering mengunjungi club sekarang. Disana ia hanya diam dan meminum alkohol dalam jumlah banyak. Banyak wanita yang memggodanya tapi ia hanya diam. Alih-alih meladeni setiap wanita yang ada Jongin hanya minum dengan tenang dan mencueki mereka.

Jongin dulu sering pergi ke club itu untuk bersenang-senang. Club itu adalah club langganannya dengan Chanyeol. Mereka menghabiskan malam yang panjang dengan minum atau bermain dengan salah satu wanita.

Jongin meletakkan kepalanya diatas meja bar dengan tangan sebagai tumpuannya. Kesadarannya hampir hilang. Efek alkohol yang terlalu tinggi menyergapnya. Jongin merasakan tubuhnya panas dan kepalanya pening.

Dengan sisa-sisa kesadaran yang ada Jongin mencoba bangkit. Kedua tangannya menyangga meja bar agar tubuhnya tak limbung. Musik yang mengalun keras semakin memperburuk peningnya. Jongin memegang kepalanya yang berdenyut sakit.

Saat Jongin ingin berjalan ke pintu keluar tak sengaja ia menabrak sesesorang. Merasa tak terima orang itu menahan bahu Jongin. Dengan kesadaran yang minim Jongin mencoba melihat siapa yang berani menghentikannya.

"Apa-apaan kau? Cepat minta maaf!" bentak orang itu.

Jongin yang masih dibawah pengaruh alkohol hanya diam dan mencoba berdiri tegak.

"Dasar pemabuk sialan! Kau tak pantas berada disini!"

Sebuah pukulan mengenai wajah Jongin. Jongin yang memang tak seimbang langsung ambruk begitu saja. Orang-orang mulia mengalihkan perhatian mereka kearah Jongin dan namja itu.

Karena Jongin tak melawan akhirnya namja itu memukuli Jongin habis-habisan. Tak ada seorangpun yang mau membantu Jongin. Mereka hanya diam memperhatikan seperti menikmati pertandingan yang seru.

Jongin sengaja tak melawan. Ia pasrah. Saat ini ia lebih memilih dipukuli hingga sekarat daripada menahan rasa sakit tak terlihat dihatinya. Jongin berharap luka fisiknya mampu menutupi rasa sakit hatinya.

Pukulan telak dibagian perut membuat Jongin mengeluarkan datah dari mulutnya. Rintihan terdengar dari bibir Jongin. Seorang Kim Jongin tergeletak tak berdaya.

Keributan itu semakin ramai saat Yun datang dan langsung menghajar namja pelaku pemukulan Jongin. Beberapa anak buah Yun langsung membuat benteng agar orang-orang tak mengerumuni Jongin.

Bagaikan orang yang kesetanan Yun memukuli namja itu tanpa ampun. Beberapa anak buah Yun membawa Jongin keluar dari club. Sedangkan Yun masih asik dengan mangsanya.

Aksi Yun berhasil dihentikan saat pemilik club datang bersama para pengawalnya.

"Ada apa ini?" tanya pemilik club panik.

Yun merapikan penampilannya dan berdiri tegak. Ia menatap sang pemilik club penuh ancaman. Pemilik club itu memberingsut mundur melihat wajah marah Yun.

"Aku akan menuntut anda karena kelalaian anda dalam mengurus tamu. Tak tau kah anda siapa orang yang dipukuli namja itu?" tunjuk Yun pada namja yang sudah babak belur itu.

Yun mengeluarkan kartu nama perusahan Jongin dan memberikan kepada pemilik club. Pemilik club itu terkejut membaca nama pemilik perusahaan itu.

"Kim Corp?" cicit pemilik club yang masih bisa didengar oleh yang lain.

"Saya akan pastikan jika club ini akan tutup dalam waktu satu bulan. Permisi"

Yun pergi meninggalkan club bersama anak buahnya yang lain. Yun langsung menuju mobil dimana bosnya berada.

I Dont Need A Man (Season 1)Where stories live. Discover now