Thirteen

4.2K 502 20
                                    

Aku merasakan perih pada sudut bibirku. Bekas tamparan keras dari yeoja gila yang tak tau siapa dia masih terasa hingga sekarang. Aku masih bingung dengan wanita itu. Dia seperti menaruh dendam yang teramat sangat kepadaku. Padahal aku tak mengenalnya sama sekali.

Ini hari keduaku sejak aku disekap. Aku masih tak tau dimana aku berada. Kericuhan diluar ruangan ini tak terdengar sama sekali. Seakan-akan aku berada jauh dari pusat keramaian. Tapi aku juga tak mendengar gemerisik dedaunan dari pepohonan. Berarti aku juga tidak berada didaerah pegunungan. Lalu dimana aku?

Aku melihat dua orang yang berjaga sedang memainkan sesuatu. Mereka terlihat asik dengan dunia mereka sendiri. Aku mengedarkan pandanganku keseliling. Aku berharap aku menemukan celah untuk keluar.

Pintu dibuka dan yeoja kemarin kembali. Kedua penjaga itu langsung gelagapan melihatnya. Tanpa mempedulikan dua orang itu, ia berjalan kearahku. Senyuman meremehkannya selalu hadir saat menatapku.

"Kau sudah bangun rupanya. Hari ini kita akan bersenang-senang" ucapnya kelewat bahagia.

"Siapa kau?" tanyaku setelah aku bisa menemukan suaraku.

Wanita itu tampak sedikit terkejut dengan pertanyaanku kemudian tertawa keras.

"Kau masih belum mengenaliku? Aku pikir kau gadis pintar, Do Kyungsoo" cemoohnya.

Aku menunggunya. Aku benar-benar tak tau siapa gadis ini.

"Apa kau lupa kejadian memalukan dikantormu? Dimana kau ditampar dihadapan semua karyawan?" ucapnya memberi petunjuk.

Aku melebarkan kedua mataku saat tau bahwa gadis ini adalah gadis yang dulu menamparku. Aku sama sekali tak mengenalinya. Rambutnya terlihat berbeda dari terakhir kali aku ingat.

"Kau mengingatnya rupanya" kekehnya seram.

"Jadi...Kau sudah tau kan apa yang aku inginkan?" lanjutnya menyeringai.

Aku menelan ludahku gugup.

"Aku tak mendekatinya lagi. Kenapa kau masih mengejarku?" tanyaku pelan.

Ia tergelak lalu tertawa. Tawanya sangat menyeramkan.

"Kau memang tak mendekatinya lagi tapi dia masih mengejarmu. Bahkan ia menolakku karenamu" tuduhnya.

"Bukan salahku jika ia menolakmu" belaku.

"Itu semua salahmu. Aku mulai berfikir. Jika kau sudah tak mendekatinya lagi tapi ia masih mengharapkanmu dan menolakku. Artinya aku harus menyingkirkan apa yang ia inginkan agar berpaling kepadaku" jelasnya.

Ia memandangku tajam kemudian menyeringai.

"Itu artinya aku harus melenyapkanmu demi mendapatkannya" lanjutnya.

Ia mendekat kearahku dan meraih daguku. Ia dongakkan kepalaku setinggi-tingginya. Tubuhku ikut tertarik keatas mengikuti arah kepalaku.

"Aku masih punya banyak waktu untuk bermain denganmu. Kita lihat sejauh mana kau bisa bertahan" bisiknya.

Ia mendorongku keras hingga tubuhku beserta kursi tempatku diikat jatuh kebelakang. Kepala belakangku sempat membentur lantai dengan keras. Pening mulai ku rasakan. Tanganku yang berada dibelakang juga terasa sakit karena terbentur cukup keras antara lantai dan ganggang kursi.

Seorang namja berbadan besar mengangkat kursiku hingga kembali seperti semula. Kepalaku terkulai lemas kedepan masih merasakan pening yang terus melanda. Yeoja itu menjambak rambutku kasar. Pandangan mataku dan matanya beradu. Semakin lama pandangannya semakin tajam dan mengisyaratkan permusuhan. Dengan keras ia menjambak rambutku hingga aku meringis kesakitan.

I Dont Need A Man (Season 1)Where stories live. Discover now