Nineteen

4.3K 488 26
                                    

Aku mendengarkan apa yang Baekhyun ceritakan. Dia masih terlihat sama. Selalu antusias dengan apa yang terjadi. Sesekali aku tertawa melihat tingkahnya. Aku sangat merindukan ini. Kebersamaan kami seperti dulu.

Aku rasa aku melewatkan sesuatu. Aku melewatkan bagaimana ia bergaul. Selama ini aku merasa yang paling tau tentangnya tapi ternyata salah. Masih banyak yang belum aku ketahui dari adikku. Dan itu membuatku sedih.

"Eonnie tak apa?" tanya Baekhyun khawatir.

Aku menggelengkan kepalaku.

"Tapi wajah eonnie terlihat sedih"

"Gwenchana"

Aku mengusak pelan rambut adikku.

Aku mendengar suara mobil memasuki pekarangan. Baekhyun berbalik dan wajahnya berbinar senang. Lihat dia, begitu menggemaskan. Aku sekarang paham akan ketertarikan adikku kepada Chanyeol. Awalnya Baekhyun tak menunjukkan ketertarikannya sama sekali. Tapi setelah beberapa hari bersamanya aku paham. Baekhyun sangat tertarik dengan Chanyeol.

Mungkin bagi Baekhyun ketertarikan itu hanya sebatas rasa kagum terhadap penolongnya saja. Tapi dari banyak hal yang diceritakan Baekhyun ketika bersamanya adalah tentang Chnayeol. Mungkin Baekhyun tak menyadarinya tapi Kyungsoo tau.

"Aku tak tau ahjussi itu akan cepat mengunjungi kita. Bukankah dia bilang tak ingin terlihat mencolok?" tanya Baekhyun kepadaku.

"Mungkin ada sesuatu. Atau ia ingin menemui seseorang mungkin" godaku.

Wajah Baekhyun seketika murung. Entah apa yang dipikirkannya tapi rasanya ia tak menanggapi godaanku. Seperti ada sesuatu yang membuatnya tak senang dari kata-kataku.

"Apa ada yang salah?" tanyaku penasaran.

Baekhyun menggeleng dan tersenyum. Ia berdiri dan melangkah menuju pintu. Karena kami berada diruang tamu jadi kami bisa mendengar dengan jelas suara kendaraan dari luar. Kawasan sini memang sedikit sepi dan tenang. Suara kendaraan akan terdengar dengan jelas.

Aku mengikuti Baekhyun dari belakang. Selama tinggal disini aku merasa melupakan semua masalahku. Dan sepertinya hal ini membuatku melupakan semua kegelisahanku yang membuatku kambuh. Sesekali serangan itu datang. Tapi semua itu akan hilang dengan Baekhyun yang senantiasa menemaniku dan menghiburku.

"Menurut eonnie ia akan membawa apa? Aku kemarin meminta beberapa barang"

"Itu tak sopan, Baek. Ia sudah terlalu baik dengan memberikan kita tempat tinggal"

"Kita harus bisa memanfaatkan keadaan eonnie"

Baekhyun membuka pintu. Aku terus mengikuti Baekhyun.

"Aku yakin jika ahjussi itu lupa dengan pesananku" gerutu Baekhyun.

Aku tersenyum.

"Kau terlalu banyak meminta" sahutku.

"Dia sudah berjanji membelikan semua keinginanku" rajuk Baekhyun.

"Kyungsoo"

Aku dan Baekhyun langsung menoleh. Aku terperanggah kaget. Tak aku kira namja itu bisa menemukanku secepat ini. Tubuhku terasa kaku. Tatapan matanya yang tajam seakan memakuku. Kakiku tak bergerak sedikitpun.

Pandangan kami bertemu. Ada makna lain dari pandangannya. Tapi aku ragu akan hal itu. Ia melihatku seolah-olah merindukanku. Menepis segala pemikiranku yang konyol aku mengembalikan kesadaranku. Baekhyun bergerak berdiri didepanku seperti membentuk benteng.

"Apa maumu?" ketus Baekhyun.

"Kyungsoo"

Suara itu terdengar lirih. Apa-apaan ini? Dimana dirinya yang arogan dan kasar?

I Dont Need A Man (Season 1)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu