Four

4.7K 585 25
                                    

Aku menanti pak Hyun -satpam kantor memanggilkan taxi untukku. Sebuah mobil mendekat dan berhenti tepat didepan kantor membuatku terbingung. Keadaan kantor yang saat itu sangat gelap tak terlalu jelas melihat siapa yang datang.

Orang didalam mobil turun. Aku mencoba melihat siapa tapi gagal.

"Tak usah menelepon taksi. Dia akan pulang bersamaku"

Aku melebarkan mata saat mengenal orang yang tiba-tiba datang ke kantor itu. Aku sangat mengenal suara ini, suara menjengkelkan yang membuat duniaku kelam semenjak bertemu dengannya.

Pak Hyun mematikan panggilannya dan menoleh kearah orang itu.

"Maaf anda siapa?" tanya pak Hyun sopan.

Aku harap pak Hyun bisa menjadi tamengku agar tak pergi bersama lelaki ini.

"Saya Kim Jongin teman dari Kyungsoo"

"Oh kebetulan sekali. Syukurlah jika Bujangnim ada yang mengantarkan"

Pak Hyun tersenyum lega. Ia melihat kearahku dengan senyuman yang masih menghiasi wajahnya. Aku membalas senyumannya dengan senyuman canggung. Aku mengutuk pria ini yang sudah datang diwaktu yang tak tepat.

"Jika begitu saya akan mengantar Kyungsoo pulang"

"Aniya!!" teriakku terlampau kencang.

Pak Hyun menatapku bingung.

"Aku bisa pulang sendiri. Anda tak perlu repot-repot, Tuan Kim" lanjutku tenang.

"Aku tak pernah merasa repot"

Aku ingin sekali memukulnya. Bagaimana bisa namja ini selalu membalikkan kata-kataku dengan mudahnya.

"Terima kasih atas kebaikan anda tapi saya bisa pulang sendiri"

Jongin menatapku datar. Wajahnya yang tadinya santai jadi mengeras. Aku melihat kilatan tak suka pada matanya. Ia melangkah kearahku dengan santai. Aku bersiap kabur sebelum ia semakin dekat tapi aku terlambat.

Lenganku mulai dicekal olehnya. Ia mengintimidasiku dengan tatapan matanya. Seakan-akan ia ingin aku menuruti kemauannya.

Jongin menarikku kearah mobilnya. Dan sialnya kakiku mengikuti kemana Jongin membawaku. Aku lihat pak Hyun membungkukkan badannya saat aku masuk kedalam mobil.

Didalam mobil aku hanya diam. Efek tatapan matanya masih terasa. Seluruh fungsi kerja otakku seakan-akan mati dan dikendalikan langsung olehnya.

"Pakai sabuk pengamanmu!"

Aku masih terdiam. Semua ini terlalu cepat. Sebuah gerakan pasti membuatku melebarkan kedua mataku lagi.

Tubuh Jongin terlalu dekat denganku. Aku bisa mencium aroma maskulinnya dari jarak sedekat ini. Aku mengingatnya. Bagaimana aroma tubuh namja ini tercium oleh hidungku dan kemudian menjalar ke otakku untuk memberikan sensasi lainnya.

"Bernafaslah"

Sebuah kata yang langsung ku turuti perintahnya. Aku bahkan tak sadar jika aku menahan nafasku sedari tadi. Aku mencoba menegakkan tubuhku tapi ada sesuatu yang menahan. Aku melirik kebawah dan ternyata sabuk pengaman melilit ditubuhku. Salahkan kinerja otakku yang mendadak berhenti ini. Bahkan aku tak menyadari jika Jongin memasangkan sabuk pengamanku.

"Aku tak akan berbuat macam-macam" gumamnya geli melihat tingkahku.

"Hah!  I dont believe it!"

Aku membuang mukaku dan lebih memilih melihat keluar jendela. Lain kali aku harus meneguhkan pikiranku agar tetap jernih dan bisa memberontak.

"Dimana rumahmu?"

I Dont Need A Man (Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang