27

168 5 2
                                    

HARUSKAH INI KUAKHIRI SAJA?
Entahlah... Author masih galau sebenarnya. Ada project lain yang sepertinya lebih seru untuk digarap. But you dont need to worry. Ini hanya pikiran Author aja yang sedang labil.

Anyway kamu shipper in siapa nih? Hahaha

Rika-Taehyung
Gaby-Taehyung
Rika-Gerry
Gaby-Gerry
Rika-Dafa
Gaby-Dafa

Okay, dari pada kelamaan mending cus dibaca lanjutannya. Jangan lupa jempolnya buat comment, vote, dan share. Love u

———

Author POV

Bugh.. sebuah tangan terkepal mengayun kencang mengenai wajah yang tertunduk. Darah mengucur dari hidungnya. Ia tahu rasanya nyeri, namun ia menggigit bibirnya menahan sakit itu.

Plak.. kini berganti tamparan yang membuat pipi kanannya menghangat. Dan ia dihadiahi sebuah jambakan di rambut tebalnya.

"Ah..." Gerry mengerang menahan sakit diseluruh tubuh dan wajahnya.

"Ayah sudah mengingatkanmu, jangan sentuh DIA. Ingatlah bahwa DIA aset berharga. Kau malah bertindak bodoh. Bedebah!" kali ini sabetan ke punggung Gerry dengan sebuah tongkat kayu.

"Aaahh!" Gerry menangis. "Hentikan ayah! Jika Ibu melihat ini, kau pasti akan..."

"Jangan bawa si jalang brengsek dalam masalah ini. Kau, merusak usaha yang kurintis sejak awal. Bodoh!"

Kemudian Tuan Herawan dengan membabi buta memukuli Gerry tanpa ampun hingga akhirnya Gerry ambruk. Barulah Tuan Herawan sadar dan menyuruh pengawalnya untuk membawa Gerry menuju rumah sakit terdekat.

***

Berbeda dengan situasi di keluarga Gautama. Saat Ibu Rika sedang memasak makan malam untuk tiga anaknya. Riko dan Riki menatap layar televisi yang sedang menayangkan berita tawuran remaja.

"Eh, sepertinya aku kenal sosok itu." Riko heboh.

"Lah, itukan sekolahan si Rika!" lanjut Riki.

Ibu mereka mendengarkan dengan seksama berita tersebut tanpa menanggapi.

"Astaga! Itu beneran adik kita..." ujar Riko dan Riki kompak dan memancing Ibu mereka untuk berjalan menuju ruang nonton. Dan benar, rambut itu, postur tubuhnya. Itu adalah anak gadisnya.

"Brengsek! Anak tak tahu diuntung!" geram Ibu Rika sambil mengeratkan genggaman sodet kayu di tangannya.

"Aku pulang." yang mereka bicarakan muncul dengan cueknya kemudian masuk ke dalam kamar. Blam... pintu ditutup kasar.

"Anak SIAL!"jerit Ibu Rika melengking. Riko dan Riki mencoba menenangkan.

"Mah, tenang! Sabar.. Cicilan Rumah Sakit belum lunas." Riko menenangkan sang Ibu yang emosi.

"Tarik napas, buang. Tarik napas, buang." kali ini Riki yang mencoba memberi trik untuk ibunya.

Pintu kamar Rika terbuka. "Berisik." kemudian pintu ditutup kembali dengan lebih keras.

"Mendingan mati aja lo!" sumpah Ibu Rika sambil melempar sodet kayu ke arah pintu kamarnya kemudian pergi.

Si kembar hanya saling berpandangan dan mengambil alih tugas Ibunya di dapur seperti biasanya.

Love x Life (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang