14

251 8 0
                                    

Rika POV

Sejak keluar dari rumah sakit, Taehyung tak sedetikpun meninggalkanku. Aku sudah bisa masuk sekolah walaupun setiap pelajaran tak ada satupun yang nyantol di otakku. Dulu bagiku sekolah bukan prioritas utamaku. Skill dalam hal lain yang aku asah. Dan olahraga beladiri menjadi pilihanku. Taekwondo, Karate, Judo, Muaythai, dan lainnya sudah pernah aku coba. Tentunya saat masih ada di dalam tubuhku yang dulu.

Setelah latihan basket, rencananya Taehyung ingin mengajakku makan burger dekat sekolah kami. Ia memintaku menunggunya. Aku tahu setelah kekalahaan duel ku waktu itu, aku hanyalah pelayan di mata Taehyung.

"Gaby, cepat ke ruang OSIS."
"Gaby, belikan makanan di kantin untukku."
"Gaby, kau itu milikku. Jangan mau diperintah oleh lelaki lain." Ini adalah part menyedihkan dimana aku amat sangat ingin membunuh Kim Taehyung. Ia sudah seperti mengambil alih diriku sebagai kepunyaannya.

"Gaby, kau lihat Taehyung?" tanya Sehun teman basket Taehyung.

"Oh, aku tak melihatnya. Ini aku sedang menunggunya." jawabku singkat.

"Ah baiklah kami berlima akan mulai latihan lebih dulu."

Suasana tiga vs dua. Tim yang hanya dua orang saja sangat kewalahan mencetak skor. Dengan kesal akhirnya aku menghampiri mereka yang sedang latihan. Aku meraih bola dan memberikan point untuk tim dua.

"Aku di tim mu. Ayo lanjut." kataku.

Kami bermain dengan penuh tawa, hingga akhirnya.. Dassshhh. Seseorang menangkis bola yang kulempar kemudian menghampiriku dan...

cup...

Brengsek! Kim Taehyung mencuri ciuman bibirku. "Apa yang kau lakukan?"

"Hukuman untuk tidak mendengarkan aku." jawabnya santai. "Berhenti bermain sebelum kupatahkan tanganmu." lanjut Taehyung dengan nada dingin. Aku sadar, aku hanya pelayan. Akhirnya aku menunduk dan berjalan keluar lapangan, menyaksikan mereka bertanding basket. Kedatangan Taehyung mengubah kedudukan tim dua menjadi juara dengan point 56 vs 48. Selamat.

Setelah latihan dan berganti pakaian, Taehyung menggamit tanganku yang langsung kutepis.

"Apasih?!" keluhku kemudian mempercepat langkahku.

"Ya! Kau itu...."

"Oke.. oke.. aku hanya pelayanmu. Ayo cepat kita cari makan. Aku sangat lapar. Ibu tiriku selalu tak memberiku uang." aku melangkah gontai memegang perutku.

"Sini kulihat dompetmu." Taehyung mengambil tasku dan mengeluarkan dompet.

"Ini kau punya blackcard. Limitnya bisa membeli rumah mewah bahkan mobil mewah. Kau tak tau itu?"

Mataku langsung terbelalak. "Benarkah?"

"Iya.. bahkan jika kau ingin makan di kantin sekolah, kau bisa membeli seisi kantin." lanjut Taehyung membuat senyumku mengembang.

"Oke, aku akan mencoba kartu ini. Hahaha." tawaku penuh kemenangan.

Sambil berjalan kami memutuskan lewat jalan pintas melalui sebuah taman kecil. Aku sangat haus, aku menatap sebuah kedai Thai Tea.

"Aku pesan Milo Thaitea." ujarku sambil memberikan blackcard ajaibku.

"Maaf, nona. Kami hanya menerima cash." sahut penjualnya dan aku menatap bingung.

"Lah? Jangankan Thaiteamu. Kedaimu bisa kubeli dengan ini. Cepat berikan aku Thaitea!!" aku menggebrak meja kedai dengan kesal.

"Ah maafkan pacarku.." senyum Taehyung mengembang sambil membungkuk minta maaf. Ia mengeluarkan uang beberapa lembar kemudian meraih gelas berisi Milo Thaitea itu dan merangkulku untuk segera pergi.

"Kau ini bodoh? Tak semua penjual bisa dibayar dengan kartumu itu. Kau harus bertanya apakah pembayaran bisa pakai card atau cash. Begitu." Taehyung menyentil dahiku kemudian mengacak-acak rambutku. Aku hanya menggerutu.

Kami berjalan hingga tiba di resto burger yang ia janjikan.

Tiba-tiba aku melihat mobil ibuku. Ibu kandungku bersama si kembar. Mereka penuh tawa berjalan bersama. Ah, mereka sangat bahagia.

"Ibuuu..." panggilku sambil berlari ke arah mereka, namun mobil mereka terlanjur jalan jauh. Aku jatuh terduduk. Tangisku mulai keluar.

"Hei, kau baik-baik saja?" tanya seorang laki-laki. Dia Dafa. Teman kecilku dulu. Aku langsung menghapus airmataku.

"Gaby! Kau kenapa?" suara Taehyung menyadarkan aku. Setengah berlari, ia menghampiriku. "Lo ngapain cewek gue?" Taehyung hampir memukul Dafa.

"Eh, Hyung justru gue gak tau dia kenapa tiba-tiba nangis. Ini bukannya....."

"Bukan urusan lo! Ayo Gaby pergi." Aku masih menatap Dafa. Ia sudah berubah menjadi Dafa yang tampan. Tubuhnya tinggi menjulang dengan garis wajah keras dan tubuh atletis.

"Jangan memandangnya seperti itu atau kau akan menyesal." ancam pria di sampingku.

Kami berjalan kembali menuju tempat burger tadi dan mulai memesan. Aku hanya bisa memakan burgerku tanpa selera.

"Ah, toh tubuhku sudah pasti terkubur atau mungkin sudah jadi abu." gumamku nyaris tak terdengar.

"Kau baik-baik saja?" tanya Taehyung menatap manik mataku.

"Tidak... aku sedang tidak baik." jawabku singkat sambil melanjutkan makanku.

***

Maaf jika part ini gak jelas. Aku lagi super sibuk banget dengan kerjaan, jadi update nya bakal lama 😫😩
Tapi aku akan tetap berusaha kasih yang terbaik untuk kalian. Please support aku selalu.

Happy new year 🎉🎉🎉

Love x Life (END)Where stories live. Discover now