02

819 20 2
                                    

Vroom vroom vroom...

Kupacu motor ninja 250R milik sahabatku, Gerry. Ia meminjamkan padaku selama satu hari untuk aku bersenang-senang. Aku memacu gas gila-gilaan di seputaran wilayah dekat sekolahku yang biasa dijadikan arena balap liar. Waktu itu, aku dikawal Gerry, Nino, dan Satya. Mereka semua adalah orang yang ditakuti di sekolahku.

"Rikaaaa, awaaaas!" aku menoleh ke arah Gerry yang terbelalak, kemudian tawaku lenyap. Tubuhku melayang, aku merasakan sebuah benda besar menyeruak tubuhku.

Bruuukkk... Pandanganku gelap.

***

Author POV

Tahun 2017

Kelas Rika pagi itu belum terlalu ramai. Rika datang terlalu awal karena Mamahnya tidak memberikan dia sarapan. Ia hanya merintih lapar sambil tidur-tiduran di kelas.

Sosok pria tinggi, tampan, dengan rambut berantakan dan baju yang serampangan berjalan menghampiri Rika. Semua mata bergidik ngeri menatap sosok dingin itu.

"Rik, gue ada barang baru. Mau tau gak?" Gerry menggebrak meja Rika keras, Rika terkejut.

"Eh, kutu busuk. Bisa gak sih gak rusuh?! Gue ngantuk dan laper. Jangan ganggu gue, atau gue bakal tendang lo ke neraka!" sahut gadis itu judes.

Gerry tersenyum jail mendengar jawaban Rika. "Lo pernah liat ini?" tanya Gerry sambil menunjukan foto Ninja 250R warna merah.

 "Lo pernah liat ini?" tanya Gerry sambil menunjukan foto Ninja 250R warna merah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wih, keren tuh. Anjiiiiir... Coba gue punya. Ah tapi mana mau Mamah beliin gue motor? Buat makan aja susah." sahut Rika lesu, kemudian meletakkan kepalanya di meja dengan malas.

"Eh, jangan sedih! Gue kasih pinjem seharian deh. Tapi, lo temenin gue bolos." kata Gerry menunggu jawaban Rika.

"Ah gak ah, gue lagi lemes." tolak Rika sambil memejamkan mata.

"Ayodah, gue beliin burger di Gading Serpong sama es krim kesukaan lo juga. Gimana?" Gerry tersenyum penuh harap.

"Hmm gimana yaa?" Rika terlihat menimbang. "Okelah kalo lo maksa, lesgo!" Rika langsung menyambar tasnya dan menarik Gerry keluar kelas. Mereka tertawa bahagia.

Gerry mengajak Nino dan Satya juga untuk menemaninya pergi. Dengan mudah mereka pergi dari sekolah menuju ke Markas, nama tempat mereka biasa warming up before die, istilah di geng mereka.

Diperjalanan, mereka memacu motor dengan gila-gilaan. Tiga motor waktu itu. Nino dibonceng Satya, Gerry dengan motor milik Satya, dan Rika dengan motor baru Gerry. Sudah menjadi hal biasa untuk geng yang dikenal dengan nama Redbull. Bisa dibilang geng mereka sudah dikenal di daerah sana.

SMA Mawar dulunya dikenal dengan sekolah anak-anak berprestasi. Namun sekarang, sudah berubah. Semenjak Redbull terbentuk, reputasi SMA Mawar kini dikenal sebagai sekolah yang gemar tawuran dan balapan liar. Rata-rata murid di sana banyak anak pejabat dan orang kaya.

Love x Life (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang