"Waktu mereka hampir habis" Vino mengaktifkan kekuatannya dan mengeluarkan sayap api miliknya. Ia sudah siap menghadapi peperangan kembali.

Ravien dan Stephan yang melihat hal itu pun ikut mengaktifkan kekuatannya.
Di kedua tangan Ravien muncul pedangnya.
Sedangkan Stephan, kedua tangannya mulai diselimuti oleh sihir petir.

'Duh, keren banget sih kamu' batin Nadila yang melihat Stephan kembali menggunakan kekuatannya.

"Panglima, Ratu Manda dan rombongannya telah tiba di gerbang kerajaan." Mendengar hal itu, Vino memerintahkan anak-anaknya untuk menghilangkan kekuatan mereka. Sepertinya berdamai adalah pilihan yang diambil oleh Ratu Manda.

"Selamat datang Ratu..."

"Dimana Sinka?" Ravien memotong ucapan Okta. Matanya menatap tajam kearah Kayl.

"Kurasa kau sebaiknya melepaskan dia untukku." ucap Kayl seperti menantang Ravien.

"Apa katamu?!" Ravien kembali mengaktifkan kekuatan besarnya.

"Ya seperti yang kau dengar tadi. Lebih baik..."

"Jika ada salah satu di antara kalian yang berani mengeluarkan suara sebelum aku memintanya, aku bersumpah akan memenggal kepala kalian dengan pedangku ini." ucap Vino. Mata birunya menatap tajam kearah dua anak yang kini tampak pucat mendengar ancamannya.

"Anda kemari untuk mengembalikan Sinka, lalu dimana dia sekarang?" Tanya Vino.

"Dia berada di dalam tandu itu." Ravien berlari menuju tandu kerajaan untuk melihat Sinka.

"Sinka?" emosi Ravien langsung pada puncaknya. Saat melihat kedua bola mata Sinka berwarna hitam pekat. Sinka nya dalam pengaruh sihir ilusi.

"APA YANG KAU LAKUKAN PADANYA?!!" Ravien melesat dengan cepat kearah Kayl, mencekik lalu menghempaskan tubuh Kayl ke dinding kerajaan.

"Cih, aku hanya membantunya untuk melihat hanya ke arahku." Ravien meninju Kayl dengan seluruh kekuatannya. Membuat Kayl terpental dan kembali menghantam dinding hingga retak.

"Kembalikan Sinka ku seperti semula!!"

"Tidak akan!"

"Berarti kau harus merasakan kesakitan sebelum aku mencabut nyawamu."

Tiba-tiba sesuatu seperti kristal berbentuk sayap berwarna hitam muncul dari punggung Ravien.

(Yang pernah nonton anime Tokyo Ghoul

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Yang pernah nonton anime Tokyo Ghoul. Pasti tau karakter Ayato. Nah, anggap aja Ravien berubah kayak gitu ya."

Ravien kembali hilang kendali atas dirinya, emosinya telah membutakannya. Melihat keadaan gadis yang dicintainya dalam pengaruh sihir seperti itu, membuatnya tak mampu lagi menahan diri.
Ia pernah mendengar tentang sihir ilusi itu, jika korban terlalu lama dalam pengaruh kuasa sihir itu. Hal fatal yang akan terjadi pada korbannya adalah, buta.

Serangan tembakan Kristal dari sayap Ravien itu terus menyerang Kayl tanpa henti.
Namun Kayl memang tak bisa di anggap remeh, ia membuat tameng berbentuk lingkaran yang melindungi seluruh tubuhnya.

"Apa-apaan ini. Hentikan mereka." Perintah Ratu Manda.

"Biarkan mereka" Ucap Ratu Naomi yang sedari tadi hanya memperhatikan pertarungan anak-anak terkuat di Negeri sihir itu.

"Ratu Naomi, kau tidak bisa.."

"Ini adalah kerajaanku. Hanya perintahku yang berlaku di sini. Dan kuharap kau tidak lupa jika anakmu telah melakukan banyak sekali kesalahan pada Ravien. Calon Panglima kerajaan sihir Biru." Ratu Manda terdiam, ia sadar jika anaknya lah yang bersalah disini.

Awalnya ia berniat untuk berdamai, tapi ia tak mengetahui jika anaknya menggunakan sihir pada gadis manusia itu untuk mengikatnya agar tidak pergi darinya.

"Kau memang kuat, tapi kau terlihat bodoh dan lemah karena emosi mu yang tidak terkontrol itu" ucap Kayl kembali memancing amarah Ravien. Ia sangat paham dengan cara bertarung Ravien, pertahanannya akan berkurang jika emosi nya semakin tidak terkontrol. Karena itu Kayl berusaha untuk terus membuat Ravien marah, hingga ia bisa dengan mudah menembus pertahanan Ravien.

"Akan ku buat kau menyesali ucapanmu." Ravien mengeluarkan dua pedangnya. Sekarang ia lebih memilih untuk bertarung jarak dekat.

Ravien melesat dengan cepat ke arah Kayl. Pertarungan mereka terlihat sangat sengit, mereka seakan mengadu kecepatan dalam menyerang.
Hingga manusia biasa yang melihat pertarungan mereka hanya akan melihat seperti bayangan yang saling bergerak.

Bahkan para Ratu dan Panglima harus mengaktifkan kekuatan mata mereka untuk bisa benar-benar memperhatikan pertarungan yang menegangkan itu.

Sementara pertarungan Ravien dan Kayl berlangsung menegangkan. Kini giliran Arz dan Stephan yang sepertinya akan menyusul Kedua kakaknya yang sedang bertarung.

"Jika kau berani mendekatinya, aku akan mencabik-cabik tubuhmu." ancam Stephan saat melihat Arz yang ingin mendekati Nadila.

"Stephan.. Dia siapa?" Nadila bersembunyi di belakang tubuh Stephan.

"Tenang saja, aku tidak akan membiarkannya menyentuhmu." ucap Stephan.

"Jangan terlalu percaya diri dulu. Bahkan aku selalu jadi yang lebih unggul darimu."

"Benarkah? Kurasa itu hanya akan menjadi mimpi indah mu di masa lalu. Karena sekarang, aku akan membuatmu berpikir lagi untuk mencari masalah denganku." Stephan mengaktifkan kekuatannya.

Stephan menggunakan sihir untuk menggandakan tubuhnya, meski ilmu itu belum sempurna karena musuh yang masih dengan mudah membedakan mana tubuh asli

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Stephan menggunakan sihir untuk menggandakan tubuhnya, meski ilmu itu belum sempurna karena musuh yang masih dengan mudah membedakan mana tubuh asli. Tapi bayangan Stephan itu mampu menyerang sama seperti tubuh aslinya.

Arz dan Stephan mulai bertarung adu kecepatan pukulan. Walau sedikit kesulitan dan nyaris terkena pukulan dari Stephan, tapi Arz masih bisa menyeimbanginya.

Dan senja hari itu dilalui dengan pertarungan satu lawan satu dari masing-masing kakak beradik itu.



😌 I'm Back 😎

Gimana?

sorry nih ya, Mungkin bakal sibuk beberapa hari kedepan.
Jadi gak bisa update cepet 😅

Gue emang ngangenin, tapi jangan terlalu kangen ya kalau gue gak muncul-muncul. 😎😂😂
Next part berarti masih di pertarungan mereka ya.😏

See Ya 🙋
Salam Team GreTa&VinShan 

Two Moon [END]Where stories live. Discover now