CHAPTER 69 - Pangeran Kim Sadar!

Comenzar desde el principio
                                    

.

.

ARES

Semburat lembayung yang begitu indah mewarnai langit Apollo kala matahari perlahan tenggelam dan akan segera digantikan oleh sinar lembut rembulan. Suasana mencekam masih terasa di seluruh istana dalam terutama di halaman Apollo walaupun kabar jika Pangeran Arthemis sudah sadar telah menyebar dengan cepat dan membuat sebagian orang merasa tidak bersalah lega karena setidaknya ancaman kematian itu telah hilang untuk sementara.

Perlahan penguasa Apollo yang berwajah dingin itu melangkah masuk dalam kamar mewah yang ditempati Pangeran Arthemis tanpa peduli pada tatapan tabib, dayang maupun pengawal yang diam-diam merasa penasaran dengan reaksi sang kaisar yang sepanjang hari ini menguarkan aura kejam yang begitu menakutkan. Tatapan tajam sang kaisar seolah terpaku pada sosok menawan yang terbaring diatas peraduan berkelambu sutra.

Tangan yang biasanya memegang pedang dengan kuat di medan perang itu terasa gemetar saat terulur untuk menyentuh pipi pucat sosok indah yang sudah mengubah semua prinsip dalam hidupnya yang penuh dengan darah dan kekejaman. "Nae sarang, buka matamu. Ini aku..." dengan lembut Yunho meraih tubuh ramping namja cantik yang sudah membuatnya begitu ketakutan itu masuk dalam pelukannya.

"Kau bisa mendengar suaraku, Joongie?"bisiknya lembut tepat ditelinga Jaejoong sambil melabuhkan kecupan-kecupan kecil disudut bibir yang masih terlihat pucat itu.

"Jeonha...Kau berkeringat..."

Sentuhan lembut dari jemari lentik diwajahnya yang diikuti suara lirih yang hampir tak terdengar itu membuat sang kaisar tertawa kecil dan mempererat pelukannya. "Jangan pernah membuatku takut lagi, Jaejoongie. Aku hampir gila membayangkan sesuatu yang buruk terjadi padamu. Kau tidak boleh pergi meninggalkanku apapun yang terjadi."gumam Yunho tegas, tidak perduli dengan suaranya yang terdengar parau.

Kepala Jaejoong masih terasa berkabut namun dia bisa melihat raut wajah sang kaisar yang tampak khawatir bercampur takut. Tangan besar itu memeluknya begitu erat seolah takut Jaejoong akan menghilang seperti uap. "Hukum berat semua orang yang melakukan ini padaku, Yang Mulia! Aku ingin mereka semua mati!"pintanya dengan suara lemah meski sepasang mata bulat itu berkilau penuh tekad saat membalas pelukan sang kaisar.

"Akan kupastikan orang yang melakukan permainan ini membayar mahal! Kalian akan melihat apa yang bisa dilakukan Kim Jaejoong dari Arthemis!", batin Jaejoong saat merasakan kehangatan dan perlindungan dari tubuh besar sang kaisar yang sedang memeluknya.

Mendengar permintaan yang terdengar kejam itu sang kaisar bukannya terkejut melainkan menyeringai lebar seraya mencium pipi pucat yang sudah terasa hangat itu, tangannya membelai sayang rambut panjang Jaejoong. "Pasti, nae sarang! Siapa pun yang melakukan ini pada calon permaisuriku harus mati!" sorot mata Yunho terlihat bengis

"Sekarang istirahatlah dan jangan takut. Aku akan bicara dengan tabib." dengan lembut sang kaisar membaringkan Jaejoong yang tersenyum tipis padanya. "Dayang Kwon, jaga Pangeran Kim!"perintahnya tajam pada dayang yang berdiri tak jauh dari peraduan.

"Tentu saja Yang Mulia!"sahut Boa yang mendengar permintaan Jaejoong diam-diam melirik kedua Pangeran Jung yang masih berdiri diambang pintu dengan ekspresi menyebalkan mereka. "Matilah kalian..."

Mengetahui jika Jaejoong sudah lepas dari maut dan bisa tersenyum padanya sungguh menghapus sebagian kekhawatiran sang kaisar saat menghampiri tabib Hwang yang sudah berhasil menyembuhkan belahan jiwanya. "Semua jasamu ini tidak akan pernah dilupakan, tabib Hwang. Mulai besok kau diangkat menjadi tabib utama istana!"ujar sang kaisar tegas.

"Hamba tidak pantas Yang Mulia. Semua yang hamba lakukan hanya demi kesembuhan Pangeran Kim."ucap tabib Hwang merendah sambil membungkuk hormat.

Sang Kaisar mengibaskan tangannya yang membuat tabib tua itu terdiam. "Katakan padaku bagaimana keadaan Pangeran Kim sekarang? Apa semua racun itu sudah keluar dari tubuhnya? Apa dia baik-baik saja?"tanyanya tajam seraya melirik kearah peraduan dimana Jaejoong sepertinya sudah kembali terlelap.

"Obat yang hamba berikan sudah menetralisir racun itu, Yang Mulia. Tadi hamba juga menitipkan beberapa botol obat untuk memulihkan kesehatan sang pangeran pada dayang Kwon. Dalam beberapa hari hamba yakin Pangeran akan pulih."

Wajah sang kaisar tidak menunjukkan ekspresi apapun saat mendengar ucapan tabib Hwang tentang kondisi pangeran tercintanya yang masih terbaring lemah. Seumur hidupnya baru kali ini Yunho merasa begitu ketakutan. Kenyataan seolah menamparnya jika sekuat apapun dia berusaha, takdir tetap memiliki jalannya sendiri namun sebagai penguasa Apollo, Yunho bersumpah akan memastikan apa yang terjadi hari ini tidak boleh terulang lagi!

"Kalian semua boleh pergi. Tinggalkan aku bersama Pangeran Kim."titah sang kaisar yang sudah kembali duduk disamping peraduan sosok terkasihnya.

.

.

ATHENA PALACE

"Jadi dia sudah sadar? Bagus sekali, itu artinya semua bencana besar yang kutakutkan tidak akan terjadi. Kepalaku hampir pecah memikirkan tindakan brutal apa yang akan dilakukan sang kaisar jika Pangeran Arthemis itu sampai mati!"

Hwangtaehu Jung tersenyum bahagia mendengar laporan dari Luhan yang baru saja kembali setelah mengawasi apa yang sedang terjadi di istana sang kaisar yang saat ini menjadi tempat dikumpulkannya seluruh penghuni istana dalam yang dicurigai mencoba membunuh Pangeran Jaejoong dengan racun.

"Anda salah, hwangtaehu Jung. Bencana itu belum berakhir karena dari laporan mata-mata kita, saat ini sebagian pengawal pribadi Yang Mulia sedang menuju kediaman Menteri Lee untuk menangkapnya. Disisi lain, Jenderal Ok juga sedang melakukan introgasi keras pada Permaisuri Lee!"

Wajah Jung Heechul berubah pias dengan mata melotot tidak percaya pada Luhan yang terlihat begitu serius,"Apa? Kau sedang mencoba bergurau padaku, Luhan? Menangkap Menteri Lee? Dan apa maksudmu dengan introgasi keras? Lee Saera adalah Permaisuri Jung dan..." sang ibusuri menghentikan kalimatnya saat menyadari jika situasi ini akan semakin memburuk walaupun Pangeran Jaejoong sudah lepas dari maut.

"Hamba melihat sendiri jika Permaisuri Lee diikat dan diseret anak buah Jenderal Ok untuk diintrogasi didepan semua orang yang sedang berlutut di halaman Apollo."gumam Luhan lirih karena ini kali pertama dia melihat seorang permaisuri diperlakukan begitu hina.

"Ya Tuhan...Bagaimana bisa Yunho melakukan hal sekeji itu pada seorang permaisuri?" dan ini semua hanya karena seorang pangeran kecil yang bahkan tidak bisa memberikan seorang putra mahkota untuk Apollo!, geram Hwangtaehu dalam hati.

.

.
Note Author : Jangan lupa tinggalkan jejak ya ❤💃💃

APOLLO AND ARTHEMISDonde viven las historias. Descúbrelo ahora