"Bantu aku berdiri. Pegangin lengan aku. Jangan modus!" Tegas Aura.

"Iya iyaa." Jawab Dito singkat kemudian segera membantu Aura untuk berdiri.

Dipegangnya lengan Aura perlahan. Dan sangat hati-hati - - takut jika nanti Aura mengomel.

Setelah berhasil membantu Aura berdiri, Dito segera memegang erat lengan Aura agar tidak terlepas dan membuatnya terjatuh.

"Ingett jangan modus. Awas kalo modus" Ancam Aura.

"Iya iyaa bawel banget loo.." Protes Dito kesal.

Aura tersenyum samar mendengarnya

" Kenapa nasib aku sial banget sih kalo sama kamu?" Gerutu Aura.

"Emang nasib lo aja yang selalu sial. Bukan karna lo lagi sama gue. Jadi jangan bawa-bawa gue." Dito berbicara, namun matanya terus menatap Aura.

"Biasa aja ngeliatinnya!!" Protes Aura yang menyadari Dito tengah memperhatikannya.

"Suka-suka gue dongg..mata-mata gue." Jawab Dito.

Aura tidak membalas kata-kata Dito. Ia memilih untuk diam.

"Raa gimana soal yang tadi pagi? Udah lo pikirin??" Tanya Dito penasaran.

"Soal apa??" Aura balik bertanya.

"Itu, yang tadi pagi kita lagi macet ditengah jalan."

" Yang tadi macet??" Tanya Aura yang belum memahami maksud Dito.

"Itu yang tadi pagi kita ditaman" Dito berusaha menjelaskan.

"Ihhh to the point aja sihh! pusing tau nggak...!" Kata Aura yang tidak bisa memahami kata-kataDito.

"Ihhh lo jadi cewek bloon banget sihh.." Kata Dito kesal.

"Lupa tau. Jadi langsung aja. Jangan berbelit-belit."

"Gimana soal yang tadi pagi? Gue kan nembak lo, naaa lo udah mikirinnya belum??" Kata Dito sejelas-jelasnya.

"Eeee" Aura tidak melanjutkannya lagi.

"Kenapa??" Tanya Dito penasaran.

"Dit aku udah mikirinnya baik-baik, dan aku akan nfasih jawabannya sekarang. Tapi, sebelum aku kasih tau ke kamu apa jawabannya, aku boleh ngakuin sesuatu nggak sama kamu??" Kata Aura yang tiba-tiba berubah ekspresi.

Ekspresi-nya kali ini berbeda dari ekspresi-ekspresi yang lalu. Aura tidak pernah menunjukkan ekspresi ini ke Dito sebelumnya.

Dito terdiam dibuatnya.

"Woyy jangan bengongg.." Teriak Aura tepat ditelinga Dito, membuat Dito seketika terkejut.

"Iyaa lo ngomong aja. Gue bakal dengerin kok." Jawab Dito yang masih menatap Aura heran.

"Ditt..setahun yang lalu aku pernah pacaran sama kakak kelas. Dia kelas 11 sedangkan aku waktu itu kelas 10. Dia pacar pertama ku." Kata Aura kemudian melanjutkannya lagi.

"Kami pacaran tujuh bulan. Dan kami bukan hanya sekedar pacaran aja, hubungan kami lebih dari itu, dia ngasih perhatian lebih ke aku, dia selalu ngebuat aku ketawa, walaupun kami sering berantem." Aura berhenti sejenak.

Dito masih setia mendengarkan.

" Tapi, setelah tujuh bulan kami pacaran, dia tiba-tiba pergi gitu aja. Dia ninggalin aku sendiri. Benar-benar sendiri. Dan sampek sekarang aku masih belum bisa move on dari dia." Kata Aura kemudian menghentikan kata-katanya. Tanpa disadari, Aura meneteskan air mata. Hangat nya air mata membasahi pipinya.

REALLY?Where stories live. Discover now