"Dit, apaan sihh?? Aku kan udah bilang, aku nggak mau." Katanya seraya berusaha melepaskan jaket itu.

"Udah pake aja!" Dito menahan Aura untuk melepaskan jaket.

"Dit---" Belum sempat Aura menyelesaikan kata-katanya, Dito sudah lebih dulu memotong.

"Apa susahnya sih cuma make jaket doang??" Tanyanya kesal.

Melihat ekspresi yang diberikan Dito, Aura tidak berani menolaknya. Selain itu, ia juga berfikir bahwa ini percuma. Hanya akan membuang waktu saja.

***

Aura dan Dito masih berdiri didepan ruko. Kini hujan sudah mulai reda, membuat keduanya sedikit lega.

"Mau jalan sekarang apa nanti??" Tanya Dito.

"Sekarang aja. Udah malem soalnya." Jawab Aura tanpa basa-basi.

"Yaudah ayookk" Katanya kemudian berjalan mendahului.

"Tunggu! Licin lantainya." Pinta Aura seraya berjalan dengan sangat hati-hati.

"Iyaa pelan-pela---" Belum selesai Dito berbicara, tiba-tiba....

Bruuukkkk...

Aura terjatuh.

"Aduhh..sakittt...." Aura mengaduh seraya memegangi kakinya.

Dengan cepat Dito menghampiri Aura. Dilihatnya kaki Aura dengan saksama. Yang kini mulai memerah.

"Lo nggak papa Raa? Mana yang sakit??" Tanya Dito cemas seraya memegang kaki Aura.

"Sakit ditt..." Katanya menangis.

"Bagian mana yang sakit?" Tanyanya lagi.

"Ini." Jawabnya seraya menunjuk bagian pergelangan kaki.

Dengan cepat Dito memeriksa bagian itu. Diperhatikannya bagian itu dengan baik, seraya memijatnya.

"Awwww, sakittt Ditt. Pelan-pelan!" Katanya berteriak.

"Jangan teriak-teriak. Pecah telinga gueee.." Katanya yang juga berteriak.

"Maaf. Abisnya kamu megangnya nggak dengan hati." Protes Aura.

"Coba lo tegak!" Perintah Dito.

Aura mengikuti kata-kata Dito.
Ia mencoba untuk berdiri dengan bantuan Dito. Tapi usaha nya itu sia-sia. Bukannya kembali normal dan bisa berdiri, kondisi kakinya malah semakin memburuk.

"Ditt tambah sakitt... Kamu apain kaki aku??" Tanya Aura marah.

"Masa sih? Gue nggak ngapa-apain kaki lo kok." Katanya membela diri.

"Tapi nambah sakitt." Rengek nya.

"Lo bisa jalan?" Tanya Dito.

"Ya nggak bisaalaahh...pake tanya." Jawab Aura kesal .

"Nyantai Raa. Gue cuma tanya."

"Jadi sekarang gimana? " Tanya Aura.

"Lo beneran nggak bisa jalan?" Tanya Dito kurang yakin.

"Yaiyalahhh buat apa aku boong. Aneh kamu." Aura semakin kesal.

"Lo mau gue gendong??" Tanya Dito ragu.

"Nggak mau lahh. Modus kamu. Cari kesempatan dalam kesempitan." Seru Aura.

"Sumpah! Gue nggak bermaksud gitu. Gue cuma mau bantu lo doang. Masa lo nggak percaya sama gue." Katanya meyakinkan Aura.

"Ya nggak lah. Aku nggak akan percaya sama kamu. Modus doang." Jelas Aura.

" Yaudah kalo gitu. Jadi sekarang gimana??" Dito kembali bertanya

REALLY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang