" Mama sama Papa nggak jadi berangkat malam ini. Pemberangkatannya ditunda karna mendung. Takut ada apa-apa nanti. Tapi minggu depan mama sama papa tetep berangkat." Jelas mama.

"Owh gitu, terus papa mana?" Tanya Aura yang menyadari papa nya tidak bersama mama-nya.

"Papa dibelakang. Beli makan. Ntar lagi juga nyampek."Jawab mama kemudian mengalihkan pandangannya kearah Dito.

" Dito ngapain malem-malem kesini? Tumben." Tanya mama dengan melemparkan ekspresi bingung.

"Jadi gini tante, saya mau ngajak Aura keluar. Tapi, Aura-nya nggak mau." Jawab Dito berbohong.

Seketika Aura terbelalak mendengarnya. Matanya tak lepas menatap Dito tajam. Tapi Dito tidak memperdulikan-nya sama sekali.

"Tunggu-tunggu, kamu bilang apa? Kamu ngajak aku keluar? Emang kapan kamu bilang gitu ke aku? Terus kamu juga bilang 'aku nggak mau'? Emang kapan aku jawab gitu??" Komentar Aura spontan yang tidak terima dengan perkataan Dito.

Tak mau kalah dengan Aura, Dito dengan cepat menjawabnya.

"Gimana gue mau ngomong, lo aja belum mandi." Ejek Dito dihadapan Dian.

Dian yang mendengar nya, seketika melemparkan tatapan penuh amarah kearah Aura. Membuat Aura tidak bisa berkata apa-apa. Ia segera berbalik, meninggalkan mama dan Dito menuju kamarnya- untuk mandi.

Dito yang melihat tingkah laku Aura, berusaha menahan tawa. Untuk pertama kalinya ia berhasil menaklukkan Aura hanya dengan mengejeknya didepan Dian. Jika Dian tidak melemparkan tatapan penuh amarah pada Aura, mungkin ia tidak akan mampu menghadapinya. Entah sampai kapan perdebatan itu akan berakhir. Sungguh, Dian membantu Dito malam ini.

Makasih tanteee.. Kata Dito dalam hati.

"Aura emang gitu orangnya. Kalo ditinggal dirumah sendiri, pasti dia nggak mandi." Kata mama yang tidak membela putrinya sama sekali.

"Iyaa tante. Maklum dia juga baru bangun tidur." Dito mengiyakan kata-kata mama.

"Yaudah kalo gitu tante tinggal dulu yaa. Soalnya tante juga belum mandi. Nggak papa kan kamu sendiri??" Tanya mama formalitas.

"Iyaa nggak papa kok tante. Tante, nggak papa kan kalo Aura saya ajak keluar??" Tanya Dito meminta izin.

"Iyaa nggak papa. Sambil nungguin Aura selesai mandi, kamu diduduk aja disitu ( mama menunjuk salah satu kursi-mempersilahkanDito duduk.) Bentar lagi juga Aura turun. Satu lagi, kalo mau makan atau minum ambil aja sendiri di belakang. Sory, tante nggak bisa nyuguhin, soalnya tante belum mandi. Takut kemaleman nanti dingin." Jelas mama.

"Iyaa tante"

"Anggep aja ini rumah kamu sendiri. Tante keatas dulu yaa. Idupin aja TV nya, biar nggak bosen." Perintah mama kemudian berlalu meninggalkan Dito- menuju lantai atas.

Dito mengganggukkan paham.

**"

Satu jam berlalu.

Dito masih setia menunggu kedatangan Aura. Matanya terus memandangi anak tangga, berharap Aura segera turun. Sesekali ia mengalihkan pandangannya kearah jam dinding yang sekarang sudah menunjukkan pukul 20.24 .

Dilihatnya tangga itu beberapa kali, namun tak ada tanda-tanda kedatangan Aura. Akhirnya ia memutuskan untuk kembali memainkan ponselnya.

Saat ia tengah sibuk memainkan ponselnya, tiba-tiba terdengar suara hentakan kaki dari arah tangga. Ia segera mengalihkan pandangannya kearah tangga. Dilihatnya Aura tengah menuruni anak tangga dengan mengenakan baju berwarna putih-yang kebetulan sama dengan dito.

REALLY?Where stories live. Discover now