44#Yes or No?

1.4K 118 24
                                    

Author POV

Hae ra sedang membersihkan meja pelanggan dengan wajah berseri-seri. Tangannya mengelap meja, tapi matanya tak pernah lepas dari dua sosok manusia yang sedang bercanda di depannya.

Jongin dan LiSa. Tampaknya dua orang ini sedang berada di masa suka sama suka. Sebenarnya Hae ra sudah menanyakan hubungan mereka karena dia merasa curiga, akhir-akhir ini mereka terlihat selalu bersama. Tapi, tidak ada satupun yang menjawab sesuai dengan apa yang dipikirkan Hae ra. Baik Jongin maupun LiSa sendiri, mereka selalu menjawab jika tidak memiliki hubungan spesial.

Awalnya Hae ra tidak percaya dan terus mendesak LiSa untuk mengatakan jujur, tapi sepertinya mereka memang jujur. Alasan yang bisa membuat Hae ra percaya adalah Jongin. LiSa mengatakan sebenarnya Jongin memang sempat mengajaknya menjalin hubungan, tapi LiSa menolaknya. Menolak bukan karena tidak suka, melainkan karena Jongin yang sebentar lagi akan mengikuti ujian. Bagaimanapun dia harus fokus belajar karena akan segera lulus dan melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Jadi, LiSa membuat janji akan menerima Jongin jika Jongin lulus dengan nilai baik dan masuk ke perguruan tinggi favoritnya.

"Kau niat mengelap meja atau melihat orang pacaran,huh?"

Hae ra tersentak mendengar suara berat seseorang tepat di telinga kanannya. Buru-buru dia menjauhkan badannya beberapa langkah dari tempat berdirinya semula.

Hae ra kenal betul dengan suara khas milik seseorang ini. Lebih tepatnya, seseorang yang selalu mengisi hatinya dimanapun dia berada. Dia memandang Taehyung dengan tatapan horror.

"Mau apa kau kesini??"

Taehyung dengan santainya melipat kedua tangannya di dada.
"Jadi begini caramu menyambut seorang pelanggan? Ck. Aku rasa bosmu harus mempekerjakan orang yang ramah agar pelanggannya merasa betah disini"

Hae ra memutar kedua bola matanya.
"Jadi, tuan...kau ingin memesan apa?" katanya dengan nada halus yang sangat ketara dipaksakan. Dia juga menekankan kata 'tuan' di kalimatnya.

"Nah begitu baru benar, tapi kau perlu senyum sedikit agar telihat profesional" Taehyung memegang dagunya seolah dia menilai sikap Hae ra.

Gadis yang memegang semprotan dan lap itu dalam hatinya mengutuk Taehyung habis-habisan. Ingin marah-marah tapi dia tau tempat, didekat mereka juga ada bosnya. Sepertinya Jongin dan LiSa sekarang sedang menatapnya, lebih tepatnya menatap dirinya dan Taehyung.

Hae ra meredam emosinya dalam-dalam, dia menetralkan ekspresinya yang sudah seperti ingin memakan orang itu.
"Baiklah tuan, maafkan saya. Jadi, tuan ingin memesan apa?" Tanyanya dengan senyum. Iya senyum, senyum menahan marah dan itu malah terlihat lucu di depan Taehyung.

"Ahh sudah hentikan. Kurasa tersenyum tidak cocok untukmu, senyummu akan membuat anak-anak menangis ketakutan jika melihatnya," jawab Taehyung santai dan sangat lancar.

Wajah Hae ra sudah merah dibuatnya, lelaki yang notabennya mantan kekasihnya ini sangatlah menjengkelkan, bahkan sikap Daniel saja sampai kalah. Hae ra mencengkeram semprotan dan lap di tangannya dengan kuat, benar-benar terlihat sedang menahan amarah.

"Tuan, jika anda ingin memesan, katakan saja pesanan anda. Disini juga masih ada pelanggan lainnya yang harus saya layani, jika anda tidak ingin memesan, sebaiknya anda keluar saja daripada harus mengulur waktu saya." Ucap Hae ra yang masih sabar. Tidak, bahkan batas kesabarannya sudah berada di paling ujung. Sekali lagi saja Taehyung membuatnya marah, dia akan melupakan sikap sopannya dan meluapkan emosinya.

Taehyung memperlihatkan smirknya.
"Siapa yang bilang aku ingin memesan? aku tidak ingin memesan apapun"

Sudah cukup. Kesabaran Hae ra sudah habis, kemarahannya sudah berada di tingkat atas.

White Wishes [Taehyung BTS] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang