Chapter 67 - Tipu Muslihat

Mulai dari awal
                                    

Jung Changmin berdiri diam dengan senyum tipis seraya membalas tatapan tajam dari dayang kepercayaan Pangeran Jaejoong yang sepertinya sudah tahu apa yang mereka lakukan. "Kami akan menemani, hyungie untuk melalui semua ini. Aku yakin sekali Pangeran Jaejoong akan segera bangun!"gumam Changmin sambil menyambut uluran tangan sang ibusuri dan meremasnya ringan.

"Kalian memang selalu bisa menenangkan kegelisahanku. Dampingi terus sang kaisar dan pastikan dia tidak melakukan sesuatu yang akan menghancurkan Apollo! Ingat kita mendapatkan kembali Apollo dengan mengorbankan segalanya!" sang hwangtaehu menatap kedua putra kembarnya itu dengan sorot penuh arti.

Tangan besar Chansung meremas kuat tangan rapuh sang hwangtaehu yang sudah membesarkannya dan Changmin dengan penuh kasih tanpa membedakan mereka sedikit pun dengan sang kaisar. "Aku akan menemui, hyungie. Hentikan semua pikiran buruk ibunda karena aku yakin hyungie hanya akan menghukum yang bersalah." Chansung tersenyum lebar seraya melabuhkan sebuah kecupan dipipi sang hwangtaehu yang sudah terlihat lebih tenang.

Disisi lain, Boa hampir saja menjerit marah saat melihat bagaimana kedua Pangeran Jung yang munafik itu sedang menenangkan hwangtaehu Jung. Semua kekacauan ini adalah ulah dari kedua pangeran sialan yang sedang berpura-pura simpati itu namun isyarat tajam dari Kyuhyun sontak membuatnya terdiam dan mau tak mau menjalankan tugasnya sebagai dayang Ares.

"Minumlah, teh ginseng ini ibusuri. Hamba menyeduhnya sendiri." Boa menyungguhkan segelas teh pada sang hwangtaehu yang menerimanya dan segera menyesapnya untuk meredakan sakit yang terasa dikepalanya.

"Bagaimana ini bisa terjadi? Bukankah Ares dijaga ketat?"tanya Heechul pada dayang yang datang bersama Pangeran Jaejoong dari Arthemis. "Apa kalian tidak pernah mencoba dulu semua makanan yang disajikan sebelum memberikannya pada Pangeran Kim? Apa kau tidak memantau semua pelayan dapur? Seharusnya kau tahu jika banyak sekali penghuni istana dalam yang tidak menyukai kehadiran Pangeran Kim!"cecarnya lagi saat dilihatnya Dayang Kwon malah menunduk sambil terisak pelan.

Mendengar semua ucapan tajam sang ibusuri membuat Boa semakin kesal dan menyesal kenapa mereka tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya. Jika mereka mencoba dulu makanan itu, jika mereka selalu mengawasi dapur Ares maka Pangeran Jaejoong tidak mungkin keracunan seperti saat ini. Seharusnya mereka selalu ingat tempat ini bukanlah Arthemis dimana semua pengawal dan dayang tunduk pada perintah sang pangeran.

"Kami tidak melakukan hal seperti itu di Arthemis, Yang Mulia. Sepertinya ada yang sangat membenci dan ingin membunuh pangeran kami, Hwangtaehu. Pangeran Jaejoong kami yang baik hati bahkan tidak pernah berniat buruk pada siapa pun. Ini sungguh keji!" Boa terisak pelan seraya menatap benci pada Pangeran Changmin yang memasang wajah datar.

Hampir saja Luhan yang berdiri disamping hwangtaehu mendengus geli saat mendengar pembelaan dari dayang setia Pangeran Jaejoong itu. Bagaimana mungkin tidak berniat buruk jika sekarang saja Selir Ming mendekam di Tartaros karena ulah pangeran muda yang sungguh amat licik dan cerdik itu.

.

.

ISTANA APOLLO

Halaman istana yang biasanya selalu digunakan Kaisar Jung Yunho untuk mengadakan pertemuan, perayaan, pesta bahkan pelaksanaan hukuman itu sekarang penuh dengan para penghuni istana dalam yang sedang berlutut dengan wajah kebingungan dan ketakutan karena tidak tahu apa yang sedang terjadi hingga mereka semua dipaksa bahkan diseret keluar dari kediaman masing-masing dan dikumpulkan di halaman luas yang sudah dijaga ketat oleh para pengawal bersenjata itu ditengah hari dimana panas matahari terasa membakar kulit mereka.

"Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa kita diperlakukan seperti penjahat?"

"Kenapa kita dikumpulkan disini? Dan kenapa ada banyak sekali pengawal? Apa Apollo akan berperang lagi?"

APOLLO AND ARTHEMISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang