J chapter 12 - team je vs team gio

4K 241 20
                                    

Je, gio, gisca, axel, dan manda merealisasikan rencana mereka untuk berlibur bersama saat liburan semester. Destinasi yang mereka tuju adalah pangandaran, karena jaraknya lumayan dekat jika ditempuh dengan mobil pribadi.

Mereka berlima pergi menggunakan mobil innova berwarna putih milik je, milik orang tua je lebih tepatnya. Je, gio, dan axel bergantian menyetir, sedangkan gisca dan manda cukup duduk manis di kursi penumpang.

Saat ini giliran axel yang menyetir. Gio duduk di kursi kiri depan. Di kursi tengah tepat di belakang gio duduklah manda, ditengahnya gisca, dan disebelah kanannya je.

Gisca adalah tipe manusia yang mudah tertidur jika naik mobil, jangankan jarak jauh, jarak yang dekat saja seperti dari rumahnya ke kampus yang hanya sekitar 6 km saja ia bisa tertidur.

Mereka sudah menempuh setengah perjalanan. Gisca yang sedari tadi tertidur, posisinya semakin lama semakin bersandar ke arah kanan, ke bahu je. Je yang terjaga langsung memposisikan gisca dengan pelan agar bersandar di bahu kiri je. Lama-kelamaan je pegal sendiri dengan posisi seperti itu, ia membuka tangan kirinya kemudian ia merangkul gisca, agar gisca tetap bisa tidur dengan nyaman sambil bersandar di badannya. Je pun ikut tertidur.

Tak terasa mobil mereka sudah terparkir di halaman villa yang mereka sewa di pangandaran.

"Ca, bangun. Nyampe nih" je menggerakkan bahu kirinya untuk membangunkan gisca. Temannya yang lain sudah turun semua dari mobil untuk merenggangkan badan.

"Ca, woy. Siram nih" gisca tidak juga bangun, je menyentil kening gisca dengan jari. Setelah sentilan kedua akhirnya gisca terbangun.

"Enngh" gisca melenguh. Mata yang semula terpejem perlahan terbuka. Ia melihat ke arah kanannya, ia menyeritkan keningnya mengapa posisi ia dengan je sangat dekat. Gisca mengedepkin matanya berkali-kali memandang je.

"Akhirnya bangun juga. Lo tidur atau pingsang? Susah banget dibangunin"

"Kayaknya pingsan, gimana ga pingsan lo ngetekin gue kayak gini" gisca menegakkan tubuhnya.

"Emangnya gue bau?" Je mengangkat tangan kanan kirinya bergantian mengendus ketiaknya "gue wangi loh, nih, nih" je mengapit kepala gisca dengan ketiak kirinya.

"Aaakh je lepasin" gisca berontak.

"Wangi, kan?" Je melepaskan gisca.

"Bau!" Gisca tetap mengejek je, sebenarnya je tidak bau sama sekali.

"Kalo gue bau, ga mungkin lo betah tidur diketek gue berjam-jam. Sampe pegel badan gue"

"Emang gue tidur selama itu? Perasaan sebentar"

"Sebentar apanya? Sejak di tol cipularang mata lo udah merem, ye" je menyentil kening gisca lagi.

"Aw, sakit" gisca mengusap keningnya "namanya juga ngantuk, sewot amat"

Je membuka pintu sebelah kanannya lalu ia keluar dari mobil, dengan jahilnya ia langsung menutup pintu mobil saat kaki kanan gisca baru keluar dan menapak di tanah. Alhasil kaki gisca terjepit oleh pintu mobil.

"Heh je! Sialan lo!" Gisca berlari mengejar je yang sudah berlari terlebih dahulu.

Hari pertama mereka tidak terlalu banyak membuang tenaga karena masih lelah menempuh perjalanan dari jakarta menuju pangandaran. Saat sore hari mereka pergi menuju pantai barat untuk melihat sunset.

Letak pangandaran yang menjorok ke tengah laut dan diapit oleh dua teluk, yaitu teluk pananjung membuat wisatawan bisa melihat sunset dan sunrise sekaligus. Di pantai timur menampilkan sunrise, dan di pantai barat menampilkan sunset.

JOMBLO!Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon