J chapter 15 - alena

4.4K 238 12
                                    

Je membuka helm lalu turun dari motor vespa kesayangannya. Ia berkaca sebentar untuk merapikan rambutnya pada kaca spion motor yang ukurannya sebesar buah manggis. Kemudian Je berjalan dari parkiran menuju koridor kampusnya. Sejak ia tiba diparkiran sampai ia berjalan di koridor kampus, ia tidak menyadari ada sepasang mata yang memperhatikan gerak-geriknya.

Je berjalan melewati koridor yang ramai oleh mahasiswa lain yang berlalu lalang. Tiba-tiba ada seorang gadis yang sedang berjalan dengan tempo hampir berlari menabrak dirinya. Bukan hanya menabraknya, gadis tersebut juga menumpahkan minuman cokelat yang ia bawa tepat di permukaan jaket Je.

"Kak, maaf kak, maaf aku ga sengaja" Gadis tersebut terlihat panik dan bersalah atas apa yang ia lakukan terhadap Je.

Je melihat jaketnya yang  basah dan kotor karena tumpahan minuman tersebut langsung menggerakkan tangannya untuk melepas jaketnya, agar basahnya minuman tersebut tidak merembes ke kemejanya.

"Jaket kakak jadi kotor, aku cuciin ya, kak?" Perkataan gadis yang mengotorinya mampu membuat Je mengalihkan fokusnya pada gadis itu.

'Cantik'

Kata pertama yang je keluarkan dalam benak hatinya tatkala bertatapan dengan mata gadis tersebut. Cantik yang alami, warna rambut dan bola mata yang senada, yaitu hitam, membuat Je terkesima dengan kecantikan gadis tersebut.

"Kak? Kakak marah, ya? Maaf kak" gadis tersebut tertunduk lesu. Perkataannya menbuyarkan Je dari kekagumannya pada kecantikan gadis tersebut.

"Ga apa-apa. Kotornya cuma sedikit, bisa dicuci"

Gadis tersebut perlahan mengangkat kepalanya menatap Je "Jaketnya aku cuciin ya, kak?"

"Santai aja, cuma masalah jaket. Ngomong-ngomong kok lo manggil gue kakak? Emang lo yakin gue lebih tua dari lo?" Je mencoba mengorek sedikit informasi tentang gadis didepannya.

"Aku mahasiswa baru disini, semua orang yang ga aku kenal aku panggil kakak" ucap gadis tersebut seraya tersenyum "Jangan-jangan kamu seangkatan sama aku?" Gadis tersebut bertanya pada Je untuk memastikan.

"Oh maba, lo bener kok, gue semester 5"

Gadis tersebut mengangguk "Tentang jaket kakak, aku cuciin ya? Boleh ya, kak?" Kali ini gadia tersebut memohon agar Je mau membiarkannya mencuci jaketnya.

"Yaudah kalo lo maksa" Je menyerahkan jaketnya pada gadis itu "Ini karena lo yang maksa loh"

"Pasti aku cuci sampai bersih, kakak tenang aja. Em kak, boleh aku minta kontak kakak? Buat kembaliin jaketnya setelah aku cuci"

"Boleh" Je langsung mengiyakan dan bertukar kontak dengan Alena.

"Oh iya, kita belum kenalan. Kenalin nama aku Alena, jurusan psikologi" Alena mengulurkan tangan kanannya sebagai tanda perkenalan.

Je menyambut uluran tangan tersebut "Gue Jevin, panggil aja Je, teknik perminyakan"

Alena mengangguk. Rupanya pria dihadapannya ini adalah mahasiswa teknik perminyakan, pantas saja gayanya macho. Hari ini Je mengenakan kemeja kotak-kotak berwarna biru tua campur putih dengan membiarkan kancing depannya terlepas semua yang menampakkan kaus hitam didalamnya dan rambut yang dibiarkan acak-acakan tapi tidak gondrong. Belum lagi Je menggendong tasnya dengan cara hanya menggantungkan sebelah tali tasnya dipundakanya. Bagi Alena, Je merupakan definisi dari pria macho.

Je merasa Alena tak kunjung melepaskan jabat tangannya, oleh karena itu ia memcari cara agar Alena mau melepaskan tangannya.

"Gue ada kelas, gue duluan ga apa-apa?"

"Eh?-" Alena langsung melepaskan tangan Je dari genggamannya "-iya kak, hati-hati selamat belajar" Alena tersenyum. Je berlalu membalikkan badannya.

JOMBLO!Where stories live. Discover now