J chapter 17 - kencan?

4.5K 273 9
                                    

Rencana Gisca mengajak Je pergi ke taman safari bukan hanya sekedar wacana dan bercanda. Saat ini Je sudah tiba di rumah Gisca, mereka akan pergi dengan mobil Gisca oleh karena itu Je menyimpan motornya di rumah Gisca. Ruang tamu menjadi saksi bisu kecanggungan Je, ia bingung harus bagaimana karena ia duduk ditemani oleh Mamah Gisca yang sedang menggunting kuku.

"Nama kamu siapa? Tante lupa. Genta? Johan? Dimas?"

"Jevin tante, panggilnya Je aja" sambil mengangguk tersenyum Je menjawab pertanyaan wanita dihadapannya. Sebenarnya ia terheran-heran rumah Gisca kan cukup luas tapi mengapa harus memotong kuku di ruang tamu yang sedang ada tamu.

"Oh iya, Je" Setelah selesai dengan tangannya Mamah Gisca menaikkan sebelah kakinya ke kursi dan mulai memotongnya.

"Dari jurusan apa?"

"Jurusan perminyakan"

"Kenal Gisca udah lama? Sekarang siapa cowok yang lagi deket sama dia? Tante heran setelah setahun putus sama mantannya tumben-tumbenan Gisca belum ngenalin cowok baru ke Tante"

Mendengar cerocosan mamah Gisca Je bingung.

"Saya...ng..ga tau tante"

"Tante khawatir jangan-jangan dia belum move on dari mantannya si Brandon itu, tapi kelihatannya di happy happy aja"

Bawel sekali Mamah Gisca, mengapa ia tidak langsung bertanya pada Gisca saja pikir Je.

"Tante udah tanya sama dia, tapi jawaban dia 'Sabar aja mah, kalau ada yang pas di muka sama didompet pasti Gisca kenalin ke Mamah' gitu" Seolah bisa membaca pikiran Je Mamah Gisca merentetkan jawabannya.

Terlintas dipikiran Je, apakah ia tidak termasuk kriteria lelaki seperti yang dimaksudkan oleh Mamah Gisca? Atau mungkin karena ia dan Gisca akan pergi ke taman safari sehingga Mamah Gisca tidak curiga akan adanya hubungan lebih dari sekedar teman? Walaupun pada kenyataannya hanya sekedar teman. Maksimal sahabat.

Pandangan Je dan Mamah Gisca teralih ke arah langkah kaki seseorang yang menuruni tangga dengan terburu-buru.

"Sorry, nunggu lama" ucap Gisca yang kedatangannya membawa angin harum semerbak dari parfum yang ia pakai.

"Lama banget kamu, Ca. Kuku Mamah sampai udah selesai semua dipotong, tadinya Mamah mau sekalian potongin kukunya Je" dengan tatapan menggoda Mamah Gisca melirik Je. Je terkejut dengan melebarkan kedua matanya.

"Bercanda" Mamah Gisca tertawa.

"Ih, Mamah" Gisca menegur mamahnya yang sedari tadi menggoda Je "Pamit ya, Mah" Je dan Gisca pamit lalu pergi bersama.

Perjalanan masih pagi, sehingga arah puncak belum menunjukkan bau-bau kemacetan. Mereka tiba di taman safari dan langsung melalui hewan-hewan dengan mobil. Ekspresi Je terlihat sangat gembira ketika memberi makan wortel kepada zebra dengan menurunkan sedikit jendela kaca mobil, padahal awalnya ia yang mengatai-ngatai Gisca seperti anak TK saja pergi ke taman safari.

Tidak puas hanya dengan menyambangi satu-persatu hewan dengan menaiki mobil, Je dan Gisca menonton beberapa atraksi hewan, saat ini mereka sekarang sedang menonton elephant show.

"Liat gajah jadi inget lagu tulus" Je menerawang kembali ke masa kecilnya saat ia duduk di bangku sekolah dasar.

"Ya?" Gisca menengok ke arah Je yang duduk disebelahnya.

"Waktu SD gue gendut, sering diolok sama teman-teman"

Pikiran Gisca langsung menerawang lirik lagu gajah, ia coba merasakan perkataan Je.

"Terus gue pulang dari sekolah nangis, ngadu sama nyokap. Nyokap gue bilang ga apa-apa dikatain seperti gajah, gajah kan pintar"

"Sepintar-pintarnya tetap aja gajah" Gisca menyahuti.

JOMBLO!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang