J chapter 5 - gengsi jadi dusta

6.7K 350 6
                                    

Gisca sudah menunggu je di parkiran motor kampusnya untuk pulang bersama. Tak lama kemudian je muncul.

"Ca"

"Hm?"

"Gue mau futsal, ga sempet anter lo pulang. Lo pulang dianter gio aja ya, gimana?" Je menawarkan agar gisca diantar gio saja, karena je yakin gio pasti sempat dan mau mengantar gisca pulang.

"Ga mau dianter gio. Gue ikut lo futsal aja"

"Lo mau ikut gue? Lo pasti bosen liat cowok rebutin bola" je memperingatkan takut-takut saat tiba di tempat futsal gisca meminta je mengantarkannya pula dong.

"Ga apa-apa je, bola direbutin juga kan butuh penonton" gisca tetap memaksa ingin ikut.

"Serius"

"Iyaaa seriburius"

"Ok, lo boleh ikut. Tapi inget, jangan minta pulang sampe gue kelar"

"Siap mas ganteng"

Je dan gisca sudah tiba di tempat futsal, futsal kali ini adalah futsal persahabatan antar perminyakan vs kelautan. Disana sudah ada axel dan manda. Saat je dan axel futsal, gisca dan manda bercengkrama dengan obrolan ringan.

"Lo selalu nemenin axel man? Termasuk saat axel futsal?" Tanya gisca.

"Kalo futsal gue jarang ikut, lagian axel futsalnya ga semaniak je"

"Je hobi banget futsal ya?"

"Bukan cuma hobi, futsal buat dia itu udah ibarat pacarnya je. Ga bisa dipisahin dan selalu diprioritasin. Ga heran kalo je jomblo mulu, lo tau sendiri ca cewek sama futsal itu musuhan"

Gisca jadi teringat saat ia bersama mantan-mantannya, memang futsal selalu menjadi prioritas mantannya dulu dan ketika gisca ikut futsal dengan mantannya, gisca selalu melihat banyak sekali drama antara teman-teman mantannya dengan pacarnya masing-masing. Pasti ada saja yang tiba-tiba di telpon oleh pacaranya dan disuruh untuk menjemputnya atau ada yang dimarahi karena tidak mengabari pacarnya. Sungguh itu hiburan yang sangat menarik bagi gisca. Bisa dibilang gisca suka diajak ke tempat futsal karena ia bisa mendapat tontonan drama gratis.

Gisca tertawa "gue setuju sama lo, futsal musuhnya para cewek" satu informasi baru lagi bagi gisca, bahwa je sangat menggemari futsal.

Babak pertama sudah berlalu, seluruh pria-pria berkeringat diperkenankan untuk istirahat selama 10 menit. Begitu pula dengan je, ia keluar lapangan menuju tempat gisca menunggu dan menontonnya.

Je duduk disamping gisca dengan teman-teman yang lain, tiba-tiba gisca menyerahkan sebotol air mineral pada je. Bukannya mengambil botol air yang sudah gisca sodorkan, je malah terbengong menatap gisca.

"Buat lo" gisca menyodorkan botol air mineral 660 ml pada je "Mau ga? Malah bengong"

"Thanks" je mengambil botol minum dari tangan gisca, ia meneguknya sambil melihat gisca 'enak juga kalo punya pacar kaya gisca yang mau nemenin futsal, dibeliin minum pula. Eh gue mikir apa sih. Masa baru dikasih air sama gisca langsung baper, langsung berandai-andai. Ga ga, ga boleh' je tiba-tiba tersedak.

"Uhuk uhuk"

"Lo hobi amat keselek. Ga pas makan bubur, ga pas minum air" kali ini gisca menepuk-nepuk punggung je.

"Gara-gara deket-deket sama lo gue jadi keselek mulu"

"Kenapa? Grogi ya?" Gisca menggoda je sekarang ia menyenggol lengan je dengan lengannya "ciyee grogi ciye"

"Enak aja grogi, udah ah gue mau main lagi" je meninggalkan gisca yang tengah menggodanya, ia masuk lagi ke lapangan dan bermain bersama temannya yang lain.

Pertandingan futsal selesai dan dimenangkan oleh kelas je, perminyakan. Seperti biasa, tim yang kalah membayar patungan uang sewa lapangan. Setelah futsal tadinya je mau langsung pulang mengantar gisca, tapi teman-temannya mengajak makan malam dulu di warung pecel lele, jadi je ikut saja dan syukurnya gisca mau diajak makan dahulu.

"Pantes je tadi mainnya beda, lebih gesit, orang ditemenin sama ceweknya" teman je menggoda je dan disusul dengan ledekan riyuh dari teman-teman yang lain, sontak je yang sedang mengunyah makanannya tersedak.

"Uhuk uhuk"

"Tuh kan keselek lagi, kalo dicengin sama gue pasti keselek. Nih minum dulu" bukan air minum yang gisca sodorkan, gisca sengaja menyodorkan air kobokan.

"Njir malah nyodorin air kobokan" je mengambil air minum dan meneguknya.

"Hihi sengaja, kalo gue kasih air nanti lo salting lagi terus keselek lagi" gisca terkikik "untung minumnya udah kelar, kalo belom pasti keselek lagi"

"Gue bukan salting, tapi kaget. Lo banyak omong, makan lo aja masih belepotan. Noh nasi di samping bibir"

"Mana?" Gisca memegang bibirnya tapi tidak menemukan nasi. Akhirnya je menggunakan jarinya untuk menyingkirkan nasi dari samping gisca. Bukannya segera menyingkirkan nasi, jari tangan je masih terletak di samping bibir gisca. Je dan gisca saling tatap lumayan lama.

Tatapan mereka akhirnya terhenti karena dibuyarkan oleh teman je.

"Woy! Jangan shooting drama korea disini" sekali lagi tawa menggoda dari teman-teman je meledak. Gisca yang menjadi salah satu objek pembicaraan di meja tersebut merona malu, pipinya yang putih bersemu menjadi merah jambu.

"Ternyata lo bisa tersipu malu juga" je terkekeh melihat gisca. Gisca langsung meminum air dihadapannya siapa tau dengan meminum air bisa meredakan malunya.

"Besok mau dijemput jam berapa?" Tiba-tiba je bertanya pada gisca.

Setelah menyudahi dan meletakkan gelas pada meja gisca menjawab pertanyaan je "Jam 9"

"Oke"

"Besok lo kelas jam berapa?" Gisca balik bertanya pada je.

Je tidak langsung menjawab pertanyaan gisca. Sebenarnya je besok tidak ada kelas yang artinya besok ia tidak perlu ke kampus. Tapi entah mengapa hati kecilnya berkata bahwa ia ingin mengantar dan menjemput gisca. Padahal ia bisa saja hari ini menyuruh gisca langsung pulang dengan membawa motornya dan besok je tidak perlu meminjam motor dan mengantar jemput gisca.

'Kalo gue bilang besok ga ada kelas dan tetep mau antar jeput gisca nanti doi geer. Lagian gue juga gengsi kalo ketauan pengen anter jemput dia. Tapi ga mungkin gue suruh dia malem ini anter gue ke rumah gue dulu dan dia pulang bawa motornya sendirian, kalo tau gitu gue suruh dia langsung balik aja tadi sore tanpa harus ikut futsal dulu sampe malem kaya gini. Ko gue jadi serba galau gini. Haduh'

"Ko diem je" gisca mencoba je mengajak komunikasi kembali "besok kuliah jam berapa?"

"Emm jam...jam 10.30, iya jam segitu"

"Ooh oke. Mau pulang sekarang?"

"Ya pulang sekarang"

Esok harinya je sudah mengantar gisca sampai kampus setelah tiba di kampus mereka langsung berpisah, gisca menuju kelasnya dan je entah harus kemana. Di sela-sela kebingungan ia harus kemana menunggu gisca pulang je bertemu gio di jalan.

"Woy, lo ada kelas? Perasaan tadi axel bilang dia ga ada kelas" gio mengetahui bahwa je tidak ada kelas karena ia satu kosan dengan axel yang selalu satu kelas dengan je.

'Mampus jawab apa gue. Bohong lagi dah'

"Emang ga ada, gue ada urusan bentar..biasa. Gue kesana dulu ya. Dah" je langsung cepat-cepat menghindari gio untuk pertanyaan berikutnya atas dustanya jawaban yang ia berikan.

'Kenapa perkara anter gisca sampe mesti bohong kemana-mana gini sih' je merutuki kebodohan dirinya sendiri yang tidak jujur untuk masalah sepele. Entahlah apa yang dia pikirkan sampai ia sangat ingin mengantar gisca.

*******

10 NOV 2017

JOMBLO!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang