J chapter 21 - tercyduk

3.6K 217 11
                                    

Setelah menyelesaikan kelas Mata Kuliah Hukum Organisasi Perusahaan, Gisca terburu-buru melangkah melewati koridor kampus yang ramai oleh lalu-lalang mahasiswa. Ia terburu-buru menuju ruangan sekretariat Fakultas Hukum untuk menanyai perihal kehadirannya yang sudah absen tiga kali, padahal ia belum mengambil jatahnya sama sekali pada mata kuliah itu dan bisa dipastikan ia selalu menandatangani daftar hadir saat kuliah.

Di kampus Gisca, setiap mata kuliah memiliki kesempatan tidak hadir sebanyak tiga kali dalam satu semester. Jika mahasiswa tidak hadir melebihi tiga kali, maka mahasiswa tersebut akan terkena cekal sehingga tidak bisa mengikuti UTS juga UAS. Gisca mendapatkan peringatan dari dosennya bahwa jika ia masih ingin mengikuti UTS ia sudah tidak dapat lagi mengambil jatah, karena jatahnya sudah habis. Gisca yang merasa selalu menghadiri kelas perkuliahan memilih untuk langsung mendatangi sekretariat karena ia yakin pasti ada kesalahan teknis. Walaupun sebenarnya Gisca bisa saja menitip absen pada temannya jika ia ingin membolos di kemudian hari.

Ketika Gisca tiba di tangga lantai 2, Gisca melihat ada segerombolan manusia yang ia kenal. Ada Je, Gio, dan Axel sedang mengobrol santai menyandar di pagar pembatas.

"Eh Gisca, mau kemana?" Gio menyadari kehadiran Gisca terlebih dahulu kemudian langsung menyapanya.

"Mau ke sekret"

"Ngapain?"

"Mau urus absen, kayaknya sekret salah rekap. Masa absen gue udah bolong tiga? Padahal gue selalu hadir dan ga pernah lupa isi absen"

"Kirain lo mau urus cekal" Je menertawai Gisca.

"Nyaris kena cekal hahaha bandel sih lo" Sekarang Axel yang menimpali candaan Je sambil tertawa.

Bertepatan dengan saat itu Alena melintas dihadapan keempat orang itu dan otomatis Alena yang melihat Je langsung menghampiri Je.

"Kakak!" Alena menyapa Je kemudian mengapit lengan Je dengan tangannya lengkap dengan wajah berseri-seri seperti sepasang kekasih baru pada umumnya.

Melihat Alena datang dan mengapit lengan Je, sontak membuat tiga orang lainnya memasang ekspresi heran dan pembicaraan diantara mereka berempat langsung terhenti yang dilanjutkan dengan menatap Je dan Alena secara bergantian.

Merasa mendapatkan tatapan aneh dari ketiga orang dihadapannya, Alena mengeratkan pelukan lengan Je di tangannya dan dengan suara yang kecil ia memanggil Je.

"Kak..." Suara Alena seolah meminta tolong agar ia bisa keluar dari situasi ini.

"Kenalin aku sama temen-temen Kakak" Alena berbisik pada Je.

Je langsung tersadar dan memperhatikan tatapan ketiga temannya yang seolah-olah meminta penjelasan. Je berdeham, mungkin ini memang saatnya ia mengenalkan Alena pada teman-temannya.

"Kenalin, ini Alena"

"Gio" Alena melepaskan pelukan tangannya pada sebelah lengan Je dan menyalami Gio.

"Axel" Axel dan Alena bersalaman.

Ketika Alena akan bersalaman dengan Gisca, Gisca langsung teringat ini adalah Alena yang meminjaminya sisir beberapa hari yang lalu.

"Alena yang minjemin sisir, ya?" Tanya Gisca.

"Kak Gisca? Iya iya ternyata kita ketemu lagi. Kakak temennya Kak Je ternyata" Seru Alena.

Gio masih belum puas hanya dengan jawaban nama yang diberikan oleh Je.

"Terus?" Gio bertanya.

"Terus apa?" Je malah balik bertanya.

"Dia siapa lo?" Gio merincikan pertanyaannya.

"Dia...eng..." Je melihat Gio, Axel, dan Gisca secara bergantian.

JOMBLO!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang