J chapter 3 - pacaran sepihak

8.4K 420 8
                                    

"Selanjutnya.....36 B" je bingung bagaimana harus menjelaskannya, tiba-tiba gisca langsung memotong pembicaraan je.

"Emang lo kira ukuran gue berapa?" Tanya gisca yang langsung mengerti maksud dari 36 B.

"Eemmm.....32?" Jawab je ragu sekaligus merasa tidak enak.

"Oh 32? Biasanya orang-orang ngatain gue cocoknya pake miniset" jawab gisca enteng.

Jawaban gisca membuat semua orang di meja saling tatap, mereka bingung. Pasalnya mereka baru saja mengenal gisca beberapa jam yang lalu dan sekarang gisca melontarkan hal yang seharusnya bahasannya sangat sensitif untuk perempuan.

"Kenapa mesti ukuran dada je? Dan kenapa harus 36 B? Emang mau lo apain kalo ada cewek dengan ukuran 36 B?" Tanya gisca dengan nada seolah-olah tidak setuju dengan persyaratan je dan membutuhkan penjelasan lebih lanjut.

"Mampus lo je! Jawab!" Manda mendukung gisca.

"Biar enak aja diliatnya, ukuran segitu menurut gue pas dan proporsional" jawab je seadanya.

"Proporsional? Banyak model-model profesional yang berdada rata. Lo nonton deh America's Next Top Model" gisca mendebat je.

"Gue kan nyari calon pacar yang sesuai sama kriteria gue, bukan cari model. Suka-suka gue dong mau yang kaya gimana"

"Tercyduk lo je, dasar mesum!"

"Enak aja mesum! Lo sedih kan karena ga masuk kriteria pacar idaman gue"

"Gue ga yakin bakal ada cewek yang sesuai sama kriteria lo, ujung-ujungnya lo pasti ngejar-ngejar gue"

"Gue? Ngejar-ngejar lo? In your wildest dream babe"

"Eeh udah udah lo berdua napa jadi berantem. Lanjut aja, sekarang tanyain persyaratannya" Axel menengahi, kalo didiamkan bisa-bisa je dan gisca bertengkar sampai makanan di piring mereka semua habis.

"Lanjut ya. Lo bisa masak ga ca?" Tanya gio.

"Kalo masak air sama masak mie instan termasuk bisa masak ga?" Tanya gisca yang memang hanya bisa memasak dua benda itu. Lebih tepatnya merebus, bukan memasak.

"Ga. Rebus rebus gitu doang mah lebih jago gue daripada lo" je langsung mengatakan gisca tidak lulus persyaratan yang satu itu.

"Next, feminim tapi ga centil. Standar feminim dan centilnya je gimana nih" gio bingung.

"Cewek feminim itu, yang lembut yang yang kalem dan yang ga kaya lo" je menunjuk gisca.

"Yaah ga lolos lagi dong gue?" Gisca mulai pesimis.

"Tenang masih ada satu lagi. Lo kepopers ga?" Tanya gio.

"Nah ini baru lolos. Gue ga kepopers! Sama sekali!" gisca antusias.

"Berarti dari enam kriteria lo cuma lolos satu kriteria. Hmm" gio memegang dagunya dengan tangan kanannya.

"Nah. Udah jelas kan, gisca ga bisa jadi pacar gue" je menegaskan kalimatnya.

"Lagian kriteria lo gitu banget. Sengaja ya biar gue ga bisa jadi pacar lo. Ga sportif" gisca manyun.

"Kriteria itu udah gue bikin jauh sebelum gue ketemu lo" je membela diri.

"Udah ca jangan sedih, mending gisca sama babang gio aja. Dijamin bahagia selalu dan lo akan terhindar dari risiko patah hati" gombal gio pada gisca.

"Halah gombal. Udah berapa cewek yang lo gombalin kaya gitu" axel menyindir gio. Gio memang raja gombal, dan entah sudah berapa wanita yang jatuh kepelukannya karena rayuannya.

JOMBLO!Where stories live. Discover now