:: DUA PULUH TIGA

7.1K 532 148
                                    

Dug! Dug! Dug!

Cowok berambut coklat sedari tadi memantulkan benda bulat berwarna oranye.

Mengisi keheningan di halaman belakang rumahnya, sesekali cowok itu meloncat dengan mudah memasukkan bola basket ke dalam ring.

Lalu men-dribblenya lagi.

Matahari sudah mulai turun namun, cowok itu masih asik dengan bola basketnya.

Di sisi lain seorang cowok yang sangat mirip dengannya berjalan tanpa sengaja melihat saudaranya bermain basket sendirian.

Cowok itu hanya memperhatikan dari kejauhan sesekali tangannya terangkat, meneguk sekaleng soda dingin yang dipegangnya.

Meskipun bundanya sudah melarang Raffa minum minuman bersoda karena tidak baik untuk tubuhnya, tapi tetap saja cowok itu meminumnya dengan alasan ia tidak sering minum soda.

Raffa, cowok itu melangkahkan kakinya menghampiri saudaranya.

Setelah berpikir untuk menghampiri cowok itu atau meninggalkannya sendirian.

Sekaleng soda yang dipegangnya ia letakkan pada meja yang ada di pinggir halaman.

Raffa menangkap bola basket yang baru saja dilempar Farel. Lalu memantulkannya pada lapangan basket yang memang sudah ada sejak mereka kecil.

Farel mendengus pelan, menatap lekat cowok yang kini mengambil ancang-ancang untuk memasukkan bola itu ke dalam ring.

Detik berikutnya bola itu menerobos dan jatuh melewati ring dengan mulus.

Farel baru ingat jika saudaranya, Raffa juga pandai bermain basket.

Farel melangkah maju berusaha merebut bola yang ada di tangan Raffa.

Namun, dengan cepat Raffa memutar badannya membelakangi Farel.

Badan cowok itu sedikit membungkuk memantulkan benda bulat itu pada lapangan.

Farel terus berusaha merebut bola itu dan hanya beberapa detik bola oranye itu sudah ada di tangan Farel.

Senyum tipis, sangat tipis terukir di wajah Farel dan Raffa yang berada dekat dengan cowok itu dapat dengan jelas melihat senyum Farel seketika Raffa ikut tersenyum.

Kedua kaki Farel membuka memantulkan bola itu di depannya.

Raffa yang ada di samping cowok itu menjulurkan tangannya berusaha merebut bola itu kembali.

Tapi Farel sudah lebih dulu memindahkan bola itu dari tangan kanannya ke tangan kiri.

Lalu melompat dan bola itu tepat masuk ke dalam ring dengan gampangnya.

Raffa yang melihat hal itu tersenyum, “Lo makin jago,”

Farel berjalan mengambil bola yang sekarang memantul rendah.

“Lo lebih jago,” ucap Farel seadanya.

Raffa terkekeh pelan, dan duduk di pinggir halaman dengan kedua kaki yang ia luruskan. Menggerakkannya pelan.

Kedua tangannya ia gunakan untuk menyangga badannya.

Tidak berapa lama Farel menghampiri cowok itu dan duduk di sebelahnya.

Farel melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Raffa dengan bola basket yang ia letakkan diantara kedua kakinya.

Farel menatap lurus ke depan, rasanya sudah lama dirinya tidak bermain basket bersama saudaranya itu.

Padahal, dulu mereka melakukan banyak hal bersama, sedangkan sekarang hanya untuk berbicara satu sama lain saja ego Farel tinggi.

“Udah lama ya, kita gak main basket bareng,” ucap Raffa yang tidak mengalihkan pandangannya dari tengah lapangan basket.

[TBS 1] : Everything [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang