:: TUJUH BELAS

7.7K 613 24
                                    

Mobil jazz berwarna merah melaju dengan kecepatan sedang di bawah guyuran hujan yang sepertinya terlalu pagi untuk turun.

Seorang cowok berambut cokelat duduk di dalam dengan wajah yang sedari tadi di tekuk.

Tangan kirinya ia gunakan untuk menyangga dagu, matanya menatap tetesan air hujan yang perlahan mengalir di luar jendela mobil.

Di sampingnya seorang cowok terlihat fokus menyetir, pandangnya sesekali menoleh ke kiri melihat cowok itu.

Cowok berambut cokelat itu sebenarnya tidak menginginkan duduk di sana kalau saja, cowok di sampingnya itu tidak memaksa.

Raffa memakan dengan lahap roti isinya.

Cowok itu menghentikan acara sarapannya saat melihat Farel menuruni satu per satu anak tangga sambil berlari kecil dengan tas yang hanya tersampir di satu bahunya.

Raffa meletakkan roti isinya yang tinggal setengah dan berlari menghampiri Farel yang sudah akan menuju pintu depan.

“Rel! ” seru Raffa.

Yang dipanggil hanya diam tidak memedulikan panggilan itu dan tetap melangkah keluar rumah.

“Mau kemana?” tanya Raffa yang sudah ada di depan Farel.

Cowok itu menghentikan langkah kakinya karena terhalangi oleh Raffa yang berdiri di depannya.

Farel memutar bola mata malas.

“Sekolah,” singkat Farel, “minggir gue mau lewat.” Farel berusaha pergi dari hadapan cowok di depannya.

Namun, Raffa kembali menghalangi langkah Farel, kedua tangannya kini terlentang. “Berangkat bareng gue.”

Farel mengernyitkan dahinya sesaat. “Nggak.”

Cowok di depan Farel menghela napas pelan, “Rel, di luar hujan deras, lo mau sakit?”

Farel diam sejenak menatap datar cowok yang mirip dengannya itu.

“Nggak usah lebay, hujan juga nggak bikin gue masuk rumah sakit, kan?”

“Nggak usah batu kalo dibilangin, pokoknya, lo berangkat bareng gue,  titik.” Raffa berlari melewati Farel yang masih diam di tempatnya.

“Tunggu, gue mau ambil tas.” Teriak Raffa.

Sedangkan yang di lakukan Farel hanya menghela napas pasrah.

Detik berikutnya cowok itu berjalan di bawah payung biru yang dipegangnya.

Ke luar menuju mobil jazz yang sudah terparkir di halaman rumah, membuka pintunya dan masuk ke dalam.

Kenapa hari ini harus hujan? Dan gara-gara hujan dirinya harus ada di dalam mobil bersama cowok itu dengan segala kecanggungan di antara mereka.

Farel menghela napas pelan, tangannya merogoh benda pipih yang ada di saku celana abu-abunya.

Ia membuka menu utama dan memencet kotak bertuliskan ‘Galery’ di dalamnya, tangannya naik-turun men-scroll foto-foto dirinya.

Sejujurnya cowok itu tidak tahu apa yang sedang dilakukannya sekarang. Ia hanya bosan, itu saja.

Lampu lalu lintas yang berjarak dua meter di depan mereka berwarna merah, mengharuskan para pengguna jalan menghentikan kendaraannya.

Begitu juga dengan mobil Raffa yang ikut berhenti.

Raffa sekilas melirik ke benda yang ada di tangan Farel untuk melihat apa yang sedang dilakukan saudaranya itu.

[TBS 1] : Everything [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang