:: DUABELAS

8.7K 703 40
                                    


Keduanya terengah.

Raffa dan Farel kini berhenti di salah satu koridor yang sepi karena jam pelajaran masih berlangsung.

Raffa bersandar pada dinding di belakanganya dan berusaha mengatur kembali deru napasnya yang tersengkal.

Begitu pula dengan Farel yang kini menunduk dalam dengan kedua tangan yang bertumpu pada lutut, cowok itu berusaha menormalkan kembali detak jantungnya.

“Capek, gue,” ucap Farel sambil berusaha mengatur napasnya.

“Kalo kita dihukum lagi gimana?” cemas Raffa.

“Udah tenang aja.”

Suara langkah kaki yang terburu-buru terdengar mendekat ke arah kedua cowok itu. Raffa juga Farel menolehkan kepala ke sumber suara, memastikan jika itu bukan langkah kaki Pak Omar.

Keduanya bernapas lega saat melihat seorang gadis dengan rambut dikucir kuda berjalan tergesa-gesa ke arah mereka dan bukan guru bertubuh gendut yang memiliki kumis tebal seperti ulat bulu.

Farel yang melihat gadis itu memutar bola matanya malas berbeda dengan Raffa yang tersenyum saat melihatnya.

“Audy!” panggil Raffa sambil melambaikan tangannya.

Farel memincingkan matanya menatap saudaranya itu, “Ngapain lo panggil dia, bego.” Ketus Farel.

Raffa hanya tersenyum tanpa mengucapkan kata apa pun pada Farel. Gadis itu melebarkan langkahnya mendekati mereka berdua.

Audy mengernyitkan dahinya saat tepat ada di depan kedua cowok itu.

“Hai, Farga.” Sapa gadis itu setelah membaca bordiran nama di seragam Raffa.

Raffa terkekeh, “Raffa,” ucap cowok itu membenarkan.

“Ah, iyaa, Raffa.” Audy tersenyum kecut. Matanya kini terfokus pada cowok di samping Raffa.

“Farel?” Audy menunjuk Farel dengan jari telunjuknya, sementara Farel hanya bergumam tidak jelas.

Raffa mengernyit bingung kenapa gadis itu bisa kenal dengan Farel, sedangkan pemilik nama tersebut hanya melirikkan matanya tanpa ada keinginan menyapa balik gadis itu, dengan kedua tangan yang ia masukan ke saku celana abu-abunya.

“Kok, lo bisa kenal dia?” tanya Raffa yang kini tangannya menunjuk Farel.

Audy terkekeh, “Iya, kita satu kelas.”
Raffa membulatkan mulutnya membentuk huruf O.

“Mau kemana?” tanya Raffa pada gadis di depannya.

“Oh, aku mau ke kantor guru, tadi disuruh Bu Diah ambil tugas.”

Raffa hanya menganggukkan kepalanya, sedangkan Farel hanya diam tidak tertarik untuk ikut ke dalam percakapan dua orang itu.

“Kalian sahabatan? Kok, bisa barengan di sini ngapain?” tanya Audy heran. “Tapi, kalian-”

“Nggak.” Potong Farel cepat.

Raffa hanya terkekeh pelan, “Dy, kita ini sebenarnya-”

Kalimat Raffa terpotong karena suara bariton yang memanggil kedua cowok itu.

“RAFFA! FAREL!”

Kedua cowok yang dipanggil itu menolehkan kepalanya ke belakang begitu juga dengan gadis di depan mereka yang ikut mendongakkan kepalanya.

Pria dengan perut buncit dan kumis tebal itu melangkah lebar ke arah mereka bertiga. Kedua cowok itu membulatkan matanya.

“Mampus!” gumam Farel.

[TBS 1] : Everything [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang